Senin, 31 Mei 2010

kiamat 2012

Saat ini tengah santer kabar tentang kehancuran bumi yang disebutkan akan terjadi pada 12 Desember 2012. Bahkan sebuah film berjudul "2012" yang diklaim didasarkan pada analisis ilmiah tengah akan segera diputar. Salah satu alasan yang paling sering disebut adalah adanya perhitungan menurut kalender Suku Maya bahwa pada tahun tersebut akan terjadi kiamat yang ditandai kerusakan dahsyat di bumi. Benarkah?

Meski mengatasnamakan ramalan Suku Maya, baru-baru ini Apolinario Chile Pixtun, tetua Suku Maya justru menampik. Ia mengatakan hal tersebut hanya gambaran orang-orang Barat dan bukan berasal dari suku mereka. Bahkan jika sukunya ditanyakan apakah mengerti benar hal tersebut, mereka justru tidak mengetahuinya. Keraguan ini diperkuat dengan data pada stone tablet (tablet batu), yang menjadi dasar argumentasi kiamat, tidak terbaca semua karena ada bagian yang terlewatkan. Hal serupa juga dikatakan David Stuart, seorang peneliti Suku Maya dari Universitas Texas, Amerika Serikat. Baginya, ramalan kiamat 2012 tak berdasar. "Suku Maya tidak hendak mengatakan dunia akan berakhir, namun sekadar merekam ulang tahun penciptaan," ujarnya.
Namun, kabarnya, suku Maya masih menyimpan satu lagi rahasia, yaitu seputar perubahan jajaran bintang setiap 25.800 tahun. Pada saat itu, matahari akan sejajar dengan pusat Galaksi Bima Sakti dan itu akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012. Sejumlah astronom mengatakan fenomena tersebut tak akan banyak berpengaruh pada bumi, tapi astronom lain tak sependapat, mereka mengatakan banyak pengaruh yang akan terjadi pada bumi jika fenomena itu terjadi. "Jika kita ingin menghormati apa yang dipikirkan Suku Maya, kita akan mengatakan Suku Maya memandang tahun 2012 sebagai siklus akhir dan masa transformasi kembali," kata John Major Jenkins, seorang penulis.

Meski demikian, orang yang pertama kali membahas masalah ini Brasseur de Bourbourg mengatakan, Barat telah banyak menyematkan skenario kehancuran bumi pada Suku Maya, meski jarang menguji kenyataan saat ini dengan prediksi tersebut. Jika demikian mana yang benar ??

sejarah internet

Internet dan sejarahnya tidak terlepas dari terbentuknya sebuah jaringan komputer yang dilakukan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), yaitu dengan mendomonstrasikan perpaduan antara Hardware dan Software dengan komputer berbasis UNIX, Komunikasi jarak jauh dapat dilakukan tanpa ada batasan yang tidak terhingga melalui saluran telepon.

ARPANET kemudian merancang sebuah jaringan dengan kehandalan teknologi informasi yang dapat memindahkan data dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat, dan ditetapkan sebagai sebuah standar pembangunan protokol baru yang saat ini dikenal TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) dan disinilah awal dari segala sejarah internet yang dikenal luas sampai saat ini.
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka membentuk satu jaringan terpadu di tahun 1969, dan secara umum ARPANET diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung, sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.

Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.

Sejarah Terusan Suez

Terusan Suez (bahasa Arab, Qana al-Suways), di sebelah barat Semenanjung Sinai, merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said (Bur Sa'id) di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah.

Terusan Suez dibuka tahun 1870 dan dibangun atas prakarsa insinyur Prancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps.

Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah.

Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez
Kronologi Terusan Suez:
1854-1856 : Ferdinand de Lesseps memperoleh hak-hak dari Said Pasha, Khadif Mesir, untuk menetapkan suatu perusahaan guna membangun dan mengoperasikan Terusan Suez selama 99 tahun.


1869 : konstruksi diselesaikan dan diperkirakan menghabiskan dana sebesar $ 41,860,000.


1875 : pemerintah Mesir mengalami devisit keuangan, kemudian Mesir menjual sebagian besar saham Terusan Suez kepada Inggris.


1888 : kebebasan lewat untuk semua kapal dari semua negara secara damai dan berperang dijamin oleh konvensi Konstantinopel.


26 Juli 1956 : Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser, menasionalisasikan Terusan Suez.


Oktober 1956 : Israel menduduki Semenanjung Sinai, sedangkan Inggris dan Prancis menduduki posisi sepanjang terusan.


April 1957 : terusan dibuka kembali untuk lalu lintas non-Israel dan diserahkan kepada Mesir, yang secepatnya harus mengganti rugi pemegang saham terdahulu pada tahun 1958.


1967 : selama perang 6 hari antara Mesir dan Israel, Mesir menenggelamkan kapal sehingga menghalangi terusan. Akibatnya terusan ditutup selama 8 tahun.


1975-1980 : saluran dilebarkan dan diperdalam untuk memungkinkan dilewati kapal yang lebih besar.


1979 : hak-hak lalu lintas kapal Israel diperbaiki dengan perjanjian damai antara Mesir dan Israel.


1980 : - 21.603 kapal melintas saluran.

sejarah kfc

Inilah kisah kegigihan Kolonel Sanders, pendiri waralaba ayam goreng terkenal KFC. Dia memulainya di usia 66 tahun. Pensiunan angkatan darat Amerika ini tidak memiliki uang sepeser pun kecuali dari tunjangan hari tuanya, yang semakin menipis. Namun dia memiliki keahlian dalam memasak dan menawarkan resep masakannya ke lebih dari 1.000 restoran di negaranya. Kolonel Harland Sanders adalah pelopor Kentucky Fried Chicken atau KFC yang telah tumbuh menjadi salah satu yang terbesar dalam industri waralaba makanan siap saji di dunia.

Sosok Kolonel Sanders, bahkan kini menjadi simbol dari semangat kewirausahaan. Dia lahir pada 9 September 1890 di Henryville, Indiana, namun baru mulai aktif dalam mewaralabakan bisnis ayamnya di usia 65 tahun. Di usia 6 tahun, ayahnya meninggal dan Ibunya sudah tidak mampu bekerja lagi sehingga Harland muda harus menjaga adik laki-lakinya yang baru berumur 3 tahun. Dengan kondisi ini ia harus memasak untuk keluarganya. Di masa ini dia sudah mulai menunjukkan kebolehannya.

Pada umur 7 tahun ia sudah pandai memasak di beberapa tempat memasak. Pada usia 10 tahun ia mendapatkan pekerjaan pertamanya didekat pertanian dengan gaji 2 dolar sebulan. Ketika berumur 12 tahun ibunya kembali menikah, sehingga ia meninggalkan rumah tempat tinggalnya untuk mendapatkan pekerjaan di pertanian di daerah Greenwood, Indiana. Selepas itu, ia berganti-ganti pekerjaan selama beberapa tahun.
Pertama, sebagai tukang parkir di usia 15 tahun di New Albany, Indiana dan kemudian menjadi tentara yang dikirim selama 6 bulan ke Kuba. Setelah itu ia menjadi petugas pemadam kebakaran, belajar ilmu hukum melalui korespondensi, praktik dalam pengadilan, asuransi, operator kapal feri, penjual ban, dan operator bengkel.
Di usia 40 tahun, Kolonel ini mulai memasak untuk orang yang bepergian yang singgah di bengkelnya di Corbin. Kolonel Sanders belum punya restoran pada saat itu. Ia menyajikan makanannya di ruang makan di bengkel tersebut. Karena semakin banyak orang yang datang ke tempatnya untuk makan, akhirnya ia pindah ke seberang jalan dekat penginapan dan restoran bisa menampung 142 orang.

Selama hampir 9 tahun ia menggunakan resep yang dibuatnya dengan teknik dasar memasak hingga saat ini. Citra Sander semakin baik. Gubernur Ruby Laffoon memberi penghargaan Kentucky Colonel pada tahun 1935 atas kontribusinya bagi negara bagian Cuisine. Dan pada tahun 1939, keberadaannya pertama kali terdaftar di Duncan Hines “Adventures in Good Eating.”
Di awal tahun 1950 jalan raya baru antar negara bagian direncanakan melewati kota Corbin. Melihat akan berakhir bisnisnya, Kolonel ini akhirnya menutup restorannya. Setelah membayar sejumlah uang, ia mendapatkan tunjangan sosial hari tuanya sebesar $105.
Dikarenakan memiliki rasa percaya diri kuat akan kualitas ayam gorengnya, Kolonel membuka usaha waralaba yang dimulai tahun 1952. Ia pergi jauh menyeberangi negara bagian ini dengan mobil dari satu restoran ke restoran lainnya, memasak sejumlah ayam untuk pemilik restoran dan karyawannya. Jika reaksi yang terlihat bagus, ia menawarkan perjanjian untuk mendapatkan pembayaran dari setiap ayam yang laku terjual.

Pada 1964, Kolonel Sanders sudah memiliki lebih dari 600 outlet waralaba untuk ayam gorengnya di seluruh Amerika dan Kanada. Pada tahun itu juga ia menjual bunga dari pembayarannya untuk perusahaan Amerika sebanyak 2 juta dolar kepada sejumlah grup investor termasuk John Y Brown Jr, (kelak menjadi Gubernur Kentucky). Pada tahun 1976, sebuah survey independen menempatkan Kolonel Sanders sebagai peringkat kedua dari deretan selebriti yang terkenal di dunia.

Di bawah pemilik baru, perusahaan Kentucky Fried Chicken tumbuh pesat yang kemudian menjadi perusahaan terbuka pada 17 Maret 1966, dan terdaftar pada New York Stock Exchange pada 16 Januari 1969. Lebih dari 3.500 waralaba dan restoran yang dimiliki perusahaan ini beroperasi hampir di seluruh dunia. Kentucky Fried Chicken menjadi anak perusahaan dari RJ Reynolds Industries, Inc. (sekarang RJR Nabisco, Inc.), semenjak Heublein Inc. diakuisisi oleh Reynolds pada tahun 1982. KFC diakuisisi pada Oktober 1986 dari RJR Nabisco Inc oleh PepsiCo Inc, seharga kurang lebih 840 juta dolar.

Pada Januari 1997, PepsiCo, Inc mengumumkan spin-off restoran cepat sajinya — KFC, Taco Bell dan Pizza Hut – menjadi perusahaan restoran independen, Tricon Global Restorans Inc. Pada Mei 2002, perusahaan ini mengumumkan persetujuan pemilik saham untuk merubah nama perusahaan menjadi Yum! Brands Inc. Perusahaan, yang dimiliki oleh A&W All-American Food Restorans, KFC, Long John Silvers, Pizza Hut dan Taco Bell restorans, adalah perusahaan restoran terbesar di dunia dalam kategori unit system dengan jumlah mendekati 32,500 di lebih dari 100 negara dan wilayah.

KFC berkembang pesat. Kini, lebih dari satu miliar ayam goreng hasil resep Kolonel ini dinikmati setiap tahunnya, bukan hanya di Amerika Utara, bahkan tersedia hampir di 80 negara di seluruh dunia. Tapi Kolonel Sanders tidak lagi bisa menyaksikannya. Pada 1980, di usia 90 tahun, ia terserang leukemia. Ia meninggal seusai melakukan perjalanan 250.000 mil dalam satu tahun kunjungannya ke restoran KFC di seluruh dunia. “Impian meraih sukses tidak harus di masa kecil. Impian bisa juga di saat usia senja.” Kolonel Sanders, pendiri KFC

sejarah google

[Image]
Sejarah Google dimulai Januari 1996. Saat itu Larry Page dan Sergey Brin (keduanya mahasiswa PhD di Universitas Standford Amerika Serikat) melakukan sebuah penelitian untuk menciptakan sebuah mesin pencari baru yang memberikan hasil pencarian yang lebih baik (relevan) bagi penggunanya. Mereka berhipotesis bahwa hasil pencarian relevan ini akan dihasilkan bila mesin pencari itu bisa menganalisis hubungan antar website. Mereka akhirnya menghasilkan mesin pencari baru yang dinamai BackRub. Namai ini diambil karena mesin pencari ini menganalisis backlink antar website.

Page dan Brin menguji BackRub pada website Universitas Stanford dengan nama domain google.stanford.edu. Mereka berhasil dengan pengujian ini. Dengan keberhasilan ini, Page dan Brin meregistrasi domain google.com pada 15 September 1997 dan mendirikan perusahaan dengan nama Google Inc pada 4 september 1998. Nama google sendiri merupakan plesetan dari googol yang berarti 10 pangkat 100.

Pada awalnya perusahaan ini berlokasi di sebuah garasi teman mereka di Menlo Park California. Total investasi perusahaan ini adalah hampir 1,1 juta dolar, dengan 100 ribu dolar berasal dari Andy Bechtolsheim (salah seorang pendiri Sun Mycrosystem. Pada Maret 1999 perusahaan ini pindah ke Palo Alto, sebuah kawasan elit tempat pengembangan teknologi yang dikenal dengan nama Silicon Valley. Dengan cepat, google.com menarik perhatian pengguna internet dunia karena kemudahan dan kerelevanan hasilnya.

Seiring kemajuan yang pesat ini, Google menyewa sebuah kompleks bangunan di Mountain View dari Silicon Graphics Inc (SGI) pada tahun 2007. Kompleks ini dikenal dengan nama Googleplex, dan telah dibeli Google dari SGI pada 2006 dengan harga 319 juta dolar.

Saat ini Direktur Utama (CEO) Google adalah Dr. Eric E. Schmidt, sementara Sergey M. Brin bertindak sebagai Presiden Teknologi dan Larry Page berperan sebagai Presiden Produk. Sampai 31 Maret 2009 Google memperkerjakan 20,164 karyawan.

Sumber Pendapatan Google
sumber pendapatan google sebagian besar dari iklan. 99% pendapatan Google berasal dari iklan yang dinamakan Google Adwords. Seberapa besar pendapatan itu? Besar sekali. Sebagai contoh, untuk tahun 2009 saja Google meraup US$5,7 miliar milyar dolar AS.

Mesopotamia

Mesopotamia terletak di antara dua sungai besar, Eufrat dan Tigris. Daerah yang kini menjadi Republik Irak itu di zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa Yunani berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Entah sejak kapan nama itu dipakai untuk menyebut daerah itu. Namun, para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M), sudah menggunakannya.

Kemiripan antara sastra Mesopotamia dengan teks-teks Alkitab begitu mencolok sehingga orang mau tidak mau menyimpulkan, ada ketergantungan di antara mereka. Karena teks-teks Mesopotamia berasal dari periode yang jauh lebih tua dari teks-teks Alkitab, maka tidak mengherankan jika bisa disimpulkan, teks Alkitab bergantung pada sastra Mesopotamia itu. Para penulis Israel tampaknya mengambil dan memanfaatkan teks-teks Mesopotamia itu untuk mengungkap keyakinan mereka, sekaligus menyesuaikannya dengan keyakinan itu, terutama di bidang monoteisme: segala yang berbau politeisme dibuang jauh-jauh!

Namun, bila kitab Kejadian disusun oleh para penulis Israel pada awal masa kerajaan, kira-kira abad 10 SM, sementara sampai saat itu tidak ada kontak langsung antara Israel dengan Mesopotamia, lalu dari mana datangnya pengaruh Mesopotamia itu?

Salah satu kemungkinan adalah bahwa kisah-kisah Mesopotamia dibawa ke Palestina-lalu menyebar-saat terjadi perpindahan penduduk besar-besaran dari Mesopotamia yang disebabkan situasi yang agak kacau sekitar abad 19 SM. Kiranya ini juga yang menjadi konteks berpindahnya keluarga Abraham dari Ur ke Haran, lalu ke Kanaan.
Daerah Mesopotamia sekarang meliputi negara Irak. Mesopotamia terletak di antara dua aliran sungai yaitu sungai Eufrat dan Tigris. Daerah di sekitar kedua sungai itu tanahnya sangat subur dan bentuknya melengkung seperti bulan sabit sehingga sejarawan dari Amerika Serikat yaitu Breasted menyebut Mesopotamia dengan ungkapan “The Fertile Crescent Moon” (daerah bulan sabit yang subur)[Image]
Gambar 13. Peta Peradaban Mesopotamia.

Sejarawan Yunani kuno yang bernama Herodotus menyebut Mesopotamia sebagai “Tanah surga yang cantik jelita”.

Keadaan tanah yang subur serta sungai-sungai yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan merupakan faktor pendukung bagi tumbuhnya peradaban suatu bangsa.
Karena letaknya pada suatu dataran yang luas tanpa pertahanan alam yang memadai maka perkembangan Mesopotamia menjadi sasaran perebutan bangsa-bangsa di sekitarnya untuk mendiami daerah tersebut. Bangsa-bangsa yang pernah mengembangkan peradabannya di Mesopotamia adalah Sumeria, Akkadia, Babilonia, Assyria dan Babilonia Baru

perang teluk

Perang Teluk Persia I atau Gulf War disebabkan atas Invasi Irak atas Kuwait 2 Agustus 1990 dengan strategi gerak cepat yang langsung menguasai Kuwait. Emir Kuwait Syeikh Jaber Al Ahmed Al Sabah segera meninggalkan negaranya dan Kuwait dijadikan provinsi ke-19 Irak dengan nama Saddamiyat Al-Mitla` pada tanggal 28 Agustus 1990, sekalipun Kuwait membalasnya dengan serangan udara kecil terhadap posisi posisi Irak pada tanggal 3 Agustus 1991 dari pangkalan yang dirahasiakan.

Invasi Irak ke Kuwait disebabkan oleh kemerosotan ekonomi Irak setelah Perang Delapan Tahun dengan Iran dalam perang Iran-Irak. Irak sangat membutuhkan petro dolar sebagai pemasukan ekonominya sementara rendahnya harga petro dolar akibat kelebihan produksi minyak oleh Kuwait serta Uni Emirat Arab yang dianggap Saddam Hussein sebagai perang ekonomi serta perselisihan atas Ladang Minyak Rumeyla sekalipun pada pasca-perang melawan Iran, Kuwait membantu Irak dengan mengirimkan suplai minyak secara gratis. Selain itu, Irak mengangkat masalah perselisihan perbatasan akibat warisan Inggris dalam pembagian kekuasaan setelah jatuhnya pemerintahan Usmaniyah Turki.

Akibat invasi ini, Arab Saudi meminta bantuan Amerika Serikat tanggal 7 Agustus 1990. Sebelumnya Dewan Keamanan PBB menjatuhkan embargo ekonomi pada 6 Agustus 1990.

Amerika Serikat mengirimkan bantuan pasukannya ke Arab Saudi yang disusul negara-negara lain baik negara-negara Arab kecuali Syria, Libya dan Yordania serta Palestina. Kemudian datang pula bantuan militer Eropa khususnya Eropa Barat (Inggris, Perancis dan Jerman Barat), serta beberapa negara di kawasan Asia. Pasukan Amerika Serikat dan Eropa di bawah komando gabungan yang dipimpin Jenderal Norman Schwarzkopf serta Jenderal Collin Powell. Pasukan negara-negara Arab dipimpin oleh Letjen. Khalid bin Sultan.

Misi diplomatik antara James Baker dengan menteri luar negeri Irak Tareq Aziz gagal (9 Januari 1991). Irak menolak permintaan PBB agar Irak menarik pasukannya dari Kuwait 15 Januari 1991. Akhirnya Presiden Amerika Serikat George H. Bush diizinkan menyatakan perang oleh Kongres Amerika Serikat tanggal 12 Januari 1991. Operasi Badai Gurun dimulai tanggal 17 Januari 1991 pukul 03:00 waktu Baghdad yang diawali serangan serangan udara atas Baghdad dan beberapa wilayah Irak lainnya serta operasi di daratan yang mengakibatkan perang darat yang dimulai tanggal 30 Januari 1991.

Irak melakukan serangan balasan dengan memprovokasi Israel dengan menghujani Israel terutama Tel Aviv dan Haifa, Arab Saudi di Dhahran dengan serangan rudal Scud B buatan Sovyet rakitan Irak, serta melakukan perang lingkungan dengan membakar sumur sumur minyak di Kuwait dan menumpahkan minyak ke Teluk Persia. Sempat terjadi tawar-menawar perdamaian antara Uni Sovyet dengan Irak yang dilakukan atas diplomasi Yevgeny Primakov dan Presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev namun ditolak Presiden Bush pada tanggal 19 Februari 1991. Sementara Sovyet akhirnya tidak melakukan tindakan apa pun di Dewan Keamanan PBB semisal mengambil hak veto. Israel diminta Amerika Serikat untuk tidak mengambil serangan balasan atas Irak untuk menghindari berbaliknya kekuatan militer Negara Negara Arab yang dikhawatirkan akan mengubah jalannya peperangan.

Pada tanggal 27 Februari 1991 pasukan Koalisi berhasil membebaskan Kuwait dan Presiden Bush menyatakan perang selesai.

penemuan dokumen berumur 2000 tahun.

Sebuah dokumen berumur 2000 tahun dengan bahasa Ibrani telah ditemukan oleh polisi dan pihak berwenang barang-barang antik, memberi cahaya tersendiri bagi kehidupan Yahudi pada jaman pasca-era keemasan kuil-kuil di tanah Israel.

Dokumen yang pada awalnya diyakini digali dalam sebuah penggalian ilegal tersebut berharga jutaan dolar.

Dua warga Palestina yang diperkirakan memiliki dokumen tersebut ditahan pada Selasa dan polisi mencari “sebuah kelompok perampok” yang diduga berkerja sama dengan mereka, Amir Ganor, yang mengepalai unit pencegahan pencurian barang-barang Antik Israel.
“Kami menduga bahwa dokumen tersebut dicuri dari sebuah penggalian ilegal,” katanya, ia menambahkan bahwa pihak berwenang masih berusaha untuk menentukan kapan tepatnya dokumen tersebut ditemukan.



Papirus dengan ukuran 15×15 cm tersebut panjangnya 15 baris dan dengan jelas tertera tanggal di dalamnya, “Tahun ke-4 kehancuran Israel.” Para arkeolog mengatakan bahwa hal ini menaikkan dugaan kuat bahwa dokumen tersebut dibuat pada 74 M, empat tahun setelah Kuil Kedua dihancurkan oleh bangsa Roma, atau tahun 139 M, setelah kehancuran dari permukiman pedesaan di Judah mengikuti Pemberontakan Bar Kokhba.

Amir Ganor, kepala dari Unit Pencegahan Perampokan Barang-barang Antik mengatakan pada kantor Berita Nasional Israel, “Kami mendengar tentang papirus tersebut beberapa bulan yang lalu, dan setelah penyelidikan oleh polisi dan unit lain yang terlibat, kami menghubungi orang-orang yang tepat beberapa minggu ini.” Ditanya kapan papirus tersebut ditemukan dan dipindahkan dari tanah, ia mengatakan, “Masih terdapat butiran-butiran tanah pada papirus tersebut, dan karena papirus tersebut ditawarkan untuk dijual dalam beberapa bulan belakangan ini, ada kemungkinan bahwa papirus tersebut ditemukan pada masa sebelumnya.”

Ditanya apakah ia mengetahui dimana papirus tersebut ditemukan, Ganor mengatakan, “Kondisi iklim terbaik untuk menyimpan dokumen-dokumen tersebut dari alam sekitar selama berabad-abad adalah gurun Yudea, dan itulah asumsi kami.” Penyelidikan tentang dimana dan bagaimana papirus tersebut ditemukan masih berlanjut.

Penemuan dari dokumen tersebut merupakan puncak dari sebuah operasi yang dipimpin oleh Kantor Dinas Rahasia daerah Zion (Yerusalem Tengah) dan Unit Penyamaran Polisi Perbatasan Yerusalem dan Pegawai Staf Arkeologikal dalam Pemerintahan Sipil.

“Sepertinya kita berhadapan dengan bukti sejarah yang langka yang berhubungan dengan orang-orang Yahudi di negara mereka lebih dari 2000 tahun yang lalu,” Gannor menambahkan.

Dokumen tersebut ditulis dalam karakteristik tulisan bahasa Ibrani kuno dari masa Kuil Kedua. Gaya penulisan tersebut mula-mula diketahui dari gulungan Laut Mati dan macam-macam relief yang terdapat pada kuburan dan peti mati. Papirus tersebut tidak lengkap dan kemungkinan digulung; potongan-potongan dari papirus tersebut hancur, terutama sepanjang bagian bawah dan bagian kiri. Nama dari seorang wanita, “Miriam Ben Yaakov” juga dapat terbaca dalam dokumen tersebut, diikuti dengan sebuah nama yang kemungkinan menjadi nama desa dimana ia tinggal: Misalev, diyakini berubah menjadi Salabim dan kemungkinan pada masa sekarang dikenal dengan Kibbutz Shaalvim di Lembah Ayalon.

Juga disebutkan dalam dokumen tersebut nama-nama dari orang-orang dan keluarga, nama-nama sejumlah desa dari masa Kuil Kedua, dan kata-kata hukum yang berhubungan dengan hak-hak milik dari seorang janda dan pelepasan dari hak miliknya.

Dokumen tersebut diyakini merupakan sebuah surat penyerahan hak-hak milik dan dokumen tersebut ditulis oleh wanita janda tersebut (Miryam Ben Yaakov).

Ganor mengatakan bahwa dokumen tersebut “95%” diyakini asli dan kuno, “berdasarkan pada gaya inskripsi dan tulisan, yang memasukkan tanggal historis yang dapat ditaksirkan.” Bagaimanapun juga, “karena benda tersebut tidak ditemukan dalam sebuah penggalian arkelogi yang layak, papirus tersebut masih harus menjalani analisis laboratorium dengan tujuan meniadakan kemungkinan bahwa papirus tersebut merupakan hasil karya pemalsuan modern.”

“Dokumen tersebut sangat penting dari sudut pandang historis dan penelitian nasional,” Ganor menyatakan. “Sampai sekarang, hampir tidak ada gulungan-gulungan atau dokumen-dokumen bernilai historis dari masa ini telah ditemukan dalam penggalian arkeologis yang layak… Penguraian dari keseluruhan dokumen oleh para ahli inskripsi dan ahli sejarah dapat memberikan cahaya pada bagaimana orang-orang pada masa tersebut mengatur urusan mereka dan melengkapi pengetahuan kita tentang cara hidup mereka. Yang kita miliki di sini adalah bukti sejarah langka tentang orang-orang Yahudi di negara mereka lebih dari 2000 tahun yang lalu, selama berhari-hari yang mengikuti kehancuran tersebut yang mengirim orang-orang Israel ke dalam pengasingan dalam waktu yang lama – sampai penciptaan Negara Israel.”

penomena lukisan yesus

Suatu tim peneliti di Amerika Serikat (AS) mengungkapkan penemuan yang menggemparkan terkait puluhan lukisan bertema suatu peristiwa sakral bagi umat Kristiani.
Peristiwa yang dimaksud adalah "Perjamuan Akhir," yang digambarkan dalam puluhan lukisan, yang dibuat dalam kurun waktu 1.000 tahun.
Menurut tim peneliti, para pelukis - termasuk seniman legendaris Leonardo Da Vinci - ternyata melakukan kesalahan yang sama dalam melukis suasana perjamuan antara Yesus Kristus dan para murid sebelum dia disalib.
Kesalahannya, para pelukis tampaknya memperbesar ukuran makanan dan piring dari ukuran yang sebenarnya kendati karya-karya mereka dibuat dalam kurun waktu yang berbeda.
Penemuan atas kesalahan berjama'ah para pelukis "Perjamuan Akhir" itu dipublikasikan dalam artikel di sebuah jurnal medis International Journal of Obesity, yang diterbitkan Selasa, 23 Maret 2010, atau beberapa hari sebelum peringatan Jumat Agung dan Hari Paskah.
Memanfaatkan teknologi komputer, para peneliti membandingkan ukuran makanan dengan ukuran kepala dalam 52 lukisan Perjamuan Akhir. "Kalau seni merupakan imitasi kehidupan, kita berarti dalam masalah," kata para peneliti menyimpulkan.

Berdasarkan puluhan lukisan yang dibuat antara tahun 1000 hingga 2000, ukuran hidangan utama bertambah 69 persen; ukuran piring 66 persen; ukuran roti bertambah 23 persen.
"Penambahan ukuran termasuk dalam fenomena modern, tetapi apa yang kita lihat belakangan ini mungkin hanya bagian paling mencolok dari tren yang telah berlangsung sangat lama," kata Brian Wansink, ilmuwan mengenai makanan dari Cornell University.

Studi ini merupakan ide Wansink. Untuk dikaitkan dengan konteks Alkitab, dia mendapat bantuan dari saudaranya, Craig Wansink, profesor studi religi Virginia Wesleyan College.
Menurut Alkitab, Perjamuan Terakhir terjadi pada malam sebelum Jumat Agung, atau hari ketika Yesus disalib. Namun tidak dijelaskan secara spesifik makanan dan minuman yang disajikan selain roti dan anggur.
"Tidak ada hal lain disebutkan. Mereka tidak mengatakan apakah roti itu adalah kue buah atau kue wortel, meski makanan lain seperti ikan, belut, domba, bahkan babi muncul dalam lukisan-lukisan itu selama bertahun-tahun," kata Brian Wansink. Detail mengenai studi ini akan diterbitkan dalam International Journal of Obesity untuk edisi April.

Sebagai bahan studi, dia menggunakan lukisan yang ditampilkan dalam buku "Last Supper" terbitan tahun 2000 oleh Phaidon Press. Mereka menampilkan lukisan yang mungkin merupakan lukisan paling populer mengenai perjamuan terakhir dari Leonardo da Vinci. Teknologi komputer memungkinkan peneliti melakukan scan, rotasi, dan mengkalkulasi gambar tanpa mempedulikan orientasi dalam lukisan.

"Studi ini bukan merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berarti," kata Martin Binks, psikolog kesehatan perilaku dan konsultan dari Duke University Medical Center. "Kita sudah punya contoh nyata dalam kehidupan mengenai meningkatnya ukuran makanan, yang perlu dilakukan hanyalah melihat makanan apa yang dijual di restoran cepat saji," tambahnya.

pluto,plenet atau tidak?

Dalam dunia astronomi mutakhir saat ini, Pluto dikenal sebagai sebuah planet kerdil (dwarf planet) dalam Tata Surya. Sebelum tahun  2006,  Pluto masih menyandang status sebagai sebuah planet terkecil dan terjauh (terletak di urutan kesembilan),
bersama dengan delapan planet anggota Tata Surya lainnya mengelilingi matahari.

Namun, pada sidang umum Perhimpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) Ke-26 di Praha, Ibu Kota Republik Czeko, yang berakhir 25 Agustus 2006, para astronom mengumumkan perubahan definisi planet, termasuk Pluto. Para astronom sepakat Pluto statusnya bukan merupakan planet lagi, meskipun masih mempunyai sebutan ’’planet kerdil’’ (dwarf planet). Hal ini disebabkan Pluto mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan kedelapan planet dalam tata surya kita.

Pada 7 September 2006 nama Pluto diganti dengan nomor saja, yaitu 134340. Nama ini diberikan oleh Minor Planet Centre (MPC), organisasi resmi yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan data tentang asteroid dan komet dalam tata surya kita. Pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak terlalu kecil darinya bernama Charon (berdiameter 1.196 km). Kemudian  pada tahun 2005 ditemukan lagi satelit lainnya, Nix dan Hydra Sejarah Penemuan Sejak ditemukan oleh Clyde William Tombaugh, seorang astronom muda di Observatorium Lowell, pada 18 Februari 1930, Pluto kemudian menjadi salah satu anggota dari Tata Surya yang paling kontroversial. Mungkin di Galaksi Bima Sakti ini tidak ada planet yang sekontroversi Pluto.

Penemuan Pluto sebenarnya tak lepas dari ditemukannya Planet Neptunus oleh Urbain L Verrier dan kawan-kawan. Sejak Neptunus ditemukan pada  23 September 1846, diketahui bahwa orbit Neptunus tidak sama tepat dengan yang diperoleh dari perhitungan. Beranjak dari ketidaksesuaian ini, para astronom menduga adanya planet X sebagai objek yang bertanggung jawab atas ’’gangguan’’ orbit yang terjadi.

Parchival Lowell adalah astronom pertama yang mencoba menemukan planet hipotesis ini dari observatoriumnya di Arizona. Upaya pencarian ini dimulai pada tahun 1905. Sayangnya, Lowell gagal menemukan benda langit yang diburunya itu. Upaya serupa pada 1919 di Observatorium Mount Wilson California juga menemukan kegagalan.

Pada tahun 1929 dibangun sebuah teleskop dengan medan pandang luas di observatorium Lowell. Seorang astronom bernama Clyde W Tombaugh mencari objek yang belum berhasil ditemukan tersebut. Dengan teleskop baru itu, Tombaugh berhasil memperoleh foto-foto daerah langit tempat objek diperkirakan berada. Pada 18 Februari 1930, Tombaugh membandingkan dua foto daerah langit sama yang telah diperolehnya beberapa minggu sebelumnya.  Dari dua foto tersebut, Tombaugh melihat ada sebuah objek yang terlihat bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Tambaugh makin yakin bahwa ia telah berhasil menemukan planet yang selama ini dianggap bertanggung jawab dalam menjelaskan ketidakselarasan orbit Neptunus.

Penemuan planet X itu terjadi 14 tahun setelah kematian Lowell sebagai pelopor dalam perburuan yang melelahkan tersebut dan belum diumumkan ke publik sampai tibanya hari kelahiran astronom ini pada 13 Maret 1930. Menariknya, penemuan ini ternyata belum dapat menjelaskan keanehan dalam orbit Neptunus, yaitu adanya perbedaan antara orbit yang teramati dan yang diperoleh dari perhitungan. Massa Pluto terlalu kecil untuk dapat dianggap sebagai objek yang bertanggung jawab atas perbedaan tersebut. Bila demikian, apakah ini berarti masih ada lagi planet di luar orbit Pluto yang belum ditemukan? Alih-alih berpikir demikian, hasil studi terkini justru berpendapat bahwa perbedaan orbit tersebut tidak benar-benar nyata, melainkan hanya ’’dirasa’’ saja keberadaannya.

Pemberian Nama Tentang nama yang diberikan untuk planet misterius ini, ada kisah yang tidak kalah uniknya. Pluto adalah nama Dewa yang menguasai dunia kematian dalam mitologi Romawi (dikenal juga sebagai Hades dalam mitologi Yunani). Meskipun nama ini disarankan oleh banyak orang, penghargaan diberikan kepada Venetia Burney, seorang gadis kecil berusia 11 tahun asal Inggris. Nama pilihan ini berhasil menyingkirkan nama-nama lain yang diusulkan, seperti Minerva (Dewa Ilmu pengetahuan) yang sudah digunakan sebagai nama asteroid.

Begitu hebohnya berita  tentang Pluto di media kala itu telah menginspirasi pembuat tokoh anjing dalam film serial animasi (kartun) Walt Disney untuk menggunakan nama serupa. Sejak saat itu jadilah Pluto sebagai nama anjing peliharaan Mickey Mouse.

Dengan orbitnya yang sangat lonjong, jarak Pluto ke Matahari bervariasi antara 29,34 AU (jarak terdekat) sampai 49.30 AU (jarak terjauh). Satuan astronomi (AU) adalah skala jarak dalam Tata Surya yang nilai satuannya mengambil jarak rata-rata Bumi dari Matahari, yaitu 1 AU sama dengan 149.600.000 kilometer.
Sedemikian lonjongnya, orbit Pluto diketahui memotong orbit Neptunus sehingga sebagian orbit Pluto berada di sebelah dalam Neptunus. Dengan orbit yang seperti ini, Pluto pun tidak selalu menjadi planet terjauh dari matahari. Selama 1979 - 1999, rekor sebagai planet terjauh dari matahari justru dipegang oleh Neptunus, karena pada saat yang bersamaan Pluto menghabiskan sebagian waktunya mengitari matahari di sebelah dalam orbit Neptunus.

Planet-planet dalam (mulai dari Merkurius sampai Mars) dikenal pula sebagai planet batuan, sehingga disebut Terrestrial Planets. Sementara itu, di luar orbit asteroid, bersarang planet-planet raksasa (Saturnus hingga Neptunus) yang sebagian besar komposisinya tersusun atas gas. Pluto justru berbeda dengan kedelapan saudaranya itu. Pluto yang menghuni ’’tepian’’ Tata Surya, dalam komposisinya justru memiliki banyak kemiripan dengan benda-benda langit lain yang juga mendiami daerah yang disebut Sabuk Kuiper tersebut, yakni tersusun atas 70% batuan dan 30% es cair. Atmosfernya sangat tipis terdiri atas nitrogen, karbon monoksida, dan metana (CH4) yang hampir selalu berupa gas beku. Suhu permukaan kelewat dingin, yakni mencapai  ñ 220 derajad Celcius.

Sejauh ini astronom tidak menyebut benda-benda langit yang ditemukan di daerah Sabuk Kuiper, yang juga dikenal sebagai daerah Trans-Neptunean, sebagai planet. Posisi Pluto yang juga berada di daerah ini bersama-sama dengan objek trans-Neptunean berukuran besar lainnya telah membangkitkan kembali sanggahan lama tentang status Pluto sebagai planet. Selain alasan-alasan di atas, ada alasan-alasan lain yang dapat dikemukakan untuk mendukung sanggahan tersebut.

Orbit Pluto lonjong bila dibandingkan dengan orbit delapan planet lainnya. Selain sangat lonjong, orbit Pluto juga memiliki kemiringan yang sangat besar terhadap bidang ekliptika (bidang orbit Bumi mwengitari Matahari), yaitu mencapai 17 derajad. Mirip dengan karakteristik orbit bnyak komet. Ketujuh planet lainnya memiliki kemiripan orbit terhadap orbit Bumi dalam rentang 0,8 derajad (kemiringan orbit Uranus) sampai yang terbesar 7 derajad (kemiringan  orbit Merkurius).

Keanehan lainnya adalah ukuran satelit alam (bulan)  Pluto, Charon, yang relatif sangat besar bila dibandingkan dengan ukuran planet induknya yang hanya berdiameter 2.300 km. Sebagai perbandingan, bulan sebagai satu-satunya satelit alam Bumi, hanya memiliki diameter º diameter Bumi. Ukuran Cheron yang mencapai sekitar setengah kali ukuran planet induknya ini membuat astronom memandang Pluto-Charon sebagai planet kembar, julukan yang juga diberikan pada Bumi dan Venus atau Uranus dan Neptunus.

Bagaimana Pluto dan Charon yang berbeda dalam komposisi bisa berada bersama dalam satu sistem masih merupakan teka-teki. Namun, pada Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional (IAU) Ke-26 di Praha, Republik Czeko, yang menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di Tata Surya kita. Mulai sekarang, anggota Tata Surya hanya terdiri atas delapan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota Keluarga Planet Tata Surya selama puluhan tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A Sidang Umum IAU Ke-26 berisi definisi baru itu.

Dalam resolusi tersebut dinyata-kan, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit Matahari, berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat, dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut).

Definisi tersebut adalah definisi universal pertama tentang planet sejak istilah planet dikenal di kalangan astronom, bahkan sebelum era Nicolaus Copernicus yang tahun 1543 membuktikan Bumi adalah salah satu planet yang berputar mengelilingi Matahari.

Dengan definisi baru tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet, karena tidak memenuhi syarat  ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus, sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus.
Planet Kerdil Pluto kemudian masuk dalam keluarga baru yang disebut planet kerdil atau planet katai (dwarf planets). Keluarga ini beranggotakan Pluto dan benda-benda langit lain di Tata Surya yang mirip dengan Pluto, termasuk di dalamnya asteroid terbesar Ceres, satelit Pluto, Charon, dan beberapa benda langit lain yang baru saja ditemukan.

Menurut Direktur Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, Dr Taufiq Hidayat, keputusan Sidang Umum IAU tersebut adalah puncak perdebatan ilmiah dalam astronomi yang sudah berlangsung sejak awal 1990-an. Perdebatan tersebut dipicu berbagai penemuan baru yang menimbulkan keraguan apakah Pluto masih layak disebut planet atau tidak. “Karakteristik Pluto memang berbeda dengan planet-planet lainnya. Bahkan komposisi kimianya lebih menyerupai komet daripada planet,” ungkap astronom yang mendalami bidang ilmu-ilmu planet ini.

Selain itu, perkembangan teknologi teleskop juga membawa pada penemuan berbagai benda langit yang masuk dalam kelompok Objek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO). Sabuk Kuiper adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari.

Beberapa KBO sangat menarik perhatian karena berukuran hampir sama atau bahkan lebih besar daripada Pluto (diameter 2.300 km) dan ada yang memiliki satelit atau “bulan”. Beberapa objek tersebut antara lain, Quaoar (diameter 1.000 km-1.300 km), Sedna (1.180 km- 1.800 km), dan yang paling terkenal adalah objek bernama 2003 UB313 yang ditemukan Michael Brown dari California Institute of Technology (Caltech) pada 2003 lalu.

Objek yang dijuluki Xena tersebut memiliki diameter 2.400 km, yang berarti lebih besar daripada Pluto. Xena sempat dihebohkan sebagai planet ke-10 Tata Surya.

Sejak saat itu, lanjut Taufiq, terjadi perbedaan pendapat di kalangan astronom. “Pilihannya adalah memasukkan Ceres, Charon, dan 2003 UB313 ke dalam keluarga planet, sehingga jumlah planet menjadi 12, atau mengeluarkan Pluto. Akhirnya pilihan kedua yang disepakati,” tutur mantan Ketua Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung ini.

Kontroversi Keputusan melepas status planet dari Pluto tentu saja sangat mengejutkan semua pihak. “Kata planet dan gagasan tentang planet bisa menjadi sangat emosional, karena itu adalah hal yang kita pelajari sejak kita masih kanak-kanak,” ungkap Richard Binzel, profesor ilmu-ilmu planet dari Massachusetts Institute of Tech-nology (MIT) yang menentang “pemecatan” Pluto, seperti dikutip Associated Press.

Beberapa pihak memprediksi debat mengenai status Pluto tidak akan berakhir di sini. Alan Stern, ketua misi pesawat ruang angkasa NASA, New Horizon, yang diluncurkan ke Pluto, Januari 2006, mengaku merasa “malu” terhadap keputusan itu. Meski demikian, misi senilai 700 juta dollar AS dan baru akan tiba di Pluto pada 2015 itu, tetap akan dilanjutkan. “Ini benar-benar sebuah definisi yang ceroboh. It’s bad science. Ini belum selesai,” ujar Stern.

Namun, menurut Taufiq Hidayat, pencopotan gelar planet Pluto itu wajar saja. ’’Ini merupakan konsekuensi logis dari perkembangan ilmu pengetahuan. Perubahan definisi planet dan keluarnya Pluto dari keluarga planet hanyalah sebuah pengingat bagi kita semua bahwa ilmu pengetahuan yang kita pahami dan kita yakini kebenarannya sekarang ini bukanlah sebuah kesimpulan final. Masih banyak kebenaran yang belum kita temukan,’’ kata Taufik.

Sampai sekarang belum ada teleskop maupun wahana antariksa yang mampu  menghasilkan foto-foto tajam tentang Pluto. Karenanya, atmosfer (meski sangat tipis) dan permukaan planet ini pun masih merupakan teka-teki yang misterius.
Untuk mencari jawaban atas misteri yang menyelimuti, perjalanan ruang angkasa pun dirancang.

Badan Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA), telah berencana mengirimkan wahana antariksa ke daerah Sabuk Kuiper untuk menyelidiki Pluto dan satelitnya, Charon, termasuk juga objek-objek Kuiper lainnya.

Misi ruang angkasa yang diberi nama Pluto Kuiper Express yang semula akan diluncurkan pada Desember 2004 dan direncanakan tiba di Pluto paling lambat tahun 2008, namun misi ini akhirnya dibatalkan, karena masalah dana dan diganti dengan misi baru bernama New Horizons. Misi senilai 700 juta dolar AS yang baru diluncurkan pada 19 Januari 2006 itu, perlu waktu sekitar 10 tahun untuk tiba di orbit Pluto.

fakta segitiga bermuda

Segitiga bermuda adalah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk garis segitiga. Sebenarnya tempat misteri ini kurang tepat bila dikatakan segitiga, sebab batas-batas dari petunjuk kapal-kapal atau pesawat terbang yang hilang lebih dari bentuk segitiga. Bentuk Segitiga itupun hanya merupakan imajinasi saja. Bila kita ambil peta, kita buka di bagian Amerika Tengah, disana terdapat banyak kepulauan Hindia Barat.
Untuk mengetahui bagaimana bentuk dari Segitiga Bermuda itu, kita tarik garis dari kota Miami ke kota San Juan di Puerto Rico, dari San Juan ke pulau Bermuda, dan kembali ke Miami didaerah Florida, Amerika.Sebenarnya tempat Misteri semacam ini juga terdapat di tempat lain,contohnya di sebuah danau yang bernama Ontorio. Segitiga bermuda sangat misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang menyatakan alasan dari peristiwa hilangnya kapal laut maupun pesawat terbang yang melintas akibat ulah Devil/setan/jin cs. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu semua akibat ulah makhluk luar angkasa.
Dari berbagai kesimpulan, jarum kompas dan peralatan navigasi pesawat yang melintasi daerah tsb selalu mendapat gangguan dan seakan-akan mereka seperti tidak melihat adanya air.Dari gejala-gejala ini dapat disimpulkan, di dasar laut Bermuda tentu terdapat sebuah medan
magnetik yang sangat kuat sekali,dan sanggup mengganggu kompas atau menarik kapal itu sampai ke dasar laut yang dalam.
Mengenai cerita Segitiga Bermuda sendiri,ternyata seorang pelaut terkenal, Christoper Colombus pernah mengisahkan dalam catatan pelayarannya tentang kejanggalan-kejanggalan yang ia rasakan pada saat berlayar melintasi daerah segitiga bermuda. Dikisahkan olehnya, pada saat melintasi wilayah ini,salah seorang awaknya berkata kepadanya telah melihat cahaya aneh di angkasa.Beberapa awak lainnya mengisahkan telah melihat suatu benda seperti sebuah meteor melintas di angkasa. Didalam catatan pelayarannya, Colombus mengisahkan seluruh peralatan navigasi kapalnya tidak berfungsi pada saat melintasi daerah itu,bahkan jarum kompasnya selalu berputar dengan menunjukkan arah yang tak jelas.
Hingga saat ini,telah banyak tenggapan-tanggapan atau teori-teori mengenai peristiwa-peristiwan aneh dan ghaib yang terjadi di kawasan tsb,diantaranya :
Sebuah Argumen dari suatu Perusahaan Asuransi Kapal Laut
Perusahaan asuransi laut Lloyd’s of London menyatakan bahwa segitiga bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di seluruh dunia, asalkan tidak membawa angkutan melebihi ketentuan ketika melalui wilayah tersebut. Penjaga pantai mengkonfirmasikeputusan tersebut. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan sejumlah
pengamatan dan penyelidikan kasus.
Teori Lorong Waktu
Menurut beberapa peneliti, mungkin dikawasan ini terdapat sebuah gangguan atmosfir di udara berupa lubang di langit. Ke lubang itulah pesawat terbang masuk tanpa sanggup untuk keluar lagi. Dari misteri “Lubang di Langit” ini membentuk sebuah teori tentang adanya semacam perhubungan antara dunia dengan dimensi lain. lubang di Langit itu dianggap semacam alat
transportasi seperti tampak di film Star Trek. Ataukah bentuk Lubang di Langit itu UFO?
Orang sering menghubungkan hilangnya pesawat kita dengan munculnya UFO. Lantas, apakah hilangnya mereka itu karena diculik oleh UFO? Malah hasilnya hanya mendapat pertanyaan tanpa jawaban.
Blue Hole
Konon di dasar laut segitiga bermuda terdapat semacam lubang/gua dasar laut,dulu gua ini memang sungguh ada, tetapi setelahjaman es berlalu, gua ini tertutup. Arus didalamnya sangat kuat dan sering membuat pusaran yang berdaya hisap. Banyak kapal-kapal kecil atau manusia yang terhisap ke dalam blue hole itu tanpa daya, dan anehnya kapal-kapal kecil yang terhisap
itu akan muncul kembali ke permukaan laut selang beberapa lama. Tapi yang menimbulkan pertanyaan ialah :
Mungkinkah Blue Hole ini sanggup menelan kapal raksasa ke dasar lautan?
Gas Metana
Penjelasan lain dari beberapa peristiwa lenyapnya pesawat terbang dan kapal laut secara misterius adalah adanya gas methana di wilayah perairan tersebut.  Teori ini dipublikasikan untuk pertama kali tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang melintas di wilayah tersebut.
[menurut salah seorang ahli Segitiga Bermuda merupakan portal menuju ke dunia yang hilang ATLANTIS,  yang diperkirakan tenggelam pada 10.000 tahun lalu]
Misteri Lidah Lautan
Kawasan Segitiga bermuda sering juga disebut sebagai Tongue of the Ocean atau Lidah Lautan. Lidah Lautan mempunyai jurang bawah laut (canyon). Ada beberapa peristiwa kecelakaan di sana. Tidak banyak yang belum diketahui tentang Segitiga Bermuda,  sehingga orang menghubungkan misteri Segitiga Bermuda ini dengan misteri lainnya.  Misalnya saja misteri Naga Laut yang pernah muncul di Tanjung Ann,  Massachussets AS, pada bulan Agustus 1917.  Mungkinkah naga laut ini banyak meminta korban? Ataukah arus Cromwell di Lautan Pasifik yang menyebabkan adanya gelombang lautan disitu atau angin topan, gempa bumi didasar lautan ? …………………………………………… Only GOD knows
Misteri Makhluk Sargasso
Misteri lain yang masih belum terungkap adalah misteri Makhluk Laut Sargasso, yang bukan semata-mata khayalan.  Di Lautan Sargasso,banyak kapal yang tak pernah sampai ke tujuannya dan terkubur di dasar laut. Di sana terhimpun kapal-kapal dari berbagai jaman, harta karun, mayat tulang belulang manusia.  Luas Laut Misteri Sargasso ini 3650 km untuk panjang dan lebarnya 1825 km,  dan di sekelilingnya mengalir arus yang kuat sekali, sehingga membentuk pusaran yang sangat luas yang berputar perlahan-lahan searah jarum jam.  Didasar lautnya terdapat pegunungan yang banyak dan mempunyai tebing dan ngarai yang terjal.
Angin Puting Beliung
Mungkin di area ini sering terjadi badai laut yang mungkin bisa membentuk suatu pusaran angin yang dapat menyebabkan hancurnya sebuah pesawat terbang karena terhempaskan.
Beberapa Penjelasan Lain
Ada yang mengatakan Segitiga Bermuda disebabkan karena tempat tersebut merupakan pangkalan UFO sekelompok mahkluk luar angkasa/alien yang tidak mau diusik oleh manusia, sehingga kendaraan apapun yang melewati daerah teritorial tersebut akan terhisap dan diculik.
Ada juga yang mengatakan bahwa penyebabnya dikarenakan oleh adanya sumber magnet terbesar di bumi yang tertanam di bawah Segitiga Bermuda,sehingga logam berton-tonpun dapat tertarik ke dalam.  Dan bahkan ada yang mengatakan Segitiga Bermuda merupakan pusat bertemunya antara arus air dingin dengan arus air panas, sehingga akan mengakibatkan pusaran air yang besar/dasyat.
Meskipun beberapa teori dilontarkan, namun tidak ada yang memuaskan, sebab munculnya tambahan seperti benda asing bersinar yang mengelilingi pesawat sebelum kontak dengan menara pengawas terputus dan pesawat lenyap.
Segitiga Bermuda memang menarik, sekaligus menakutkan. Konon perairan Karibia merupakan tempat yang banyak menyimpan keanehan-keanehan, seperti cahaya-cahaya yang tak jelas asalnya,  bayangan-bayangan yang menakutkan, yang keluar masuk permukaan laut, bentuknya tak jelas tapi lebih besar dari ikan paus. Bentuknya seperti ubur-ubur raksasa dengan warna kulit keputihan dan pernah dilihat oleh dua orang (jadi bukan halusinasi). Menurut beberapa orang,Ubur-ubur raksasa tsb mampu mengacaukan navigasi kapal. Bahkan lucunya, ada orang yang beranggapan kalo ubur-ubur raksasa tsb merupakan kapal selam makluk luar angkasa atau boleh dibilang pangkalan UFO bawah laut.
Keanehan lain juga terjadi didekat pulau Puerto Rico, tampak suatu pancaran air raksasa yang membentuk cendawan atau kembang kol. Laut di tempat itu mempunyai kedalaman sampai 10 km. Kejadian ini sempat dilihat oleh awak pesawat Boeing 707 pada tanggal 11 April 1963.
Menurut mereka cendawan air itu mempunyai garis tengah selebar 900-1800 meter dengan ketinggian separuhnya. Mungkin itu hanya percobaan nuklir dari negara Amerika atau lainnya?
Tapi pihak Amerika tidak membenarkannnya,sebab tak mungkin mencoba bom di jalur penerbangan.  Mungkin ledakan itu berasal dari kapal selam nuklir Thresher yang hilang sehari sebelumnya, tapi lokasi hilangnya kapal selam itu ribuan km dari sana

Selasa, 18 Mei 2010

nama latin tumbuhan





Abei Fragaria
Abrosia Abrosia sp
Abutilon Abutilon sp
Acer Acer palmatum
Adas Foeniculum vulgare
Adas Sowa Aqethum grave
Adas-adasan Gomphrena globosa
Aechmea Aechmea
Aesculus Aesculus hippocastanum
Ageratum Ageratum
Aglaonema Aglaonema sp
Aglaonema Silver Aglaonema commutatum
Aglaonema Treubi Aglaonema treubi
Agropiron Agropiron
Akalifa Acalypha sp
Akalifa (Ekor tupai) Acalypha wilkesiana
Akar Gomet Pericamphylus glaucus
Akar Kelimpar Embalia ribes Burm
Akar Kepayang Hodgsonia macrocarpa
Akar Kucing Toddalisa asiatica
Akar Naga Poliypodium feei
Akar Rumput Alternanthera sessilis
Akar Sambang Merremia peltata
Akar Slemang Merremia umbellata
Akar Wangi Andropogon zizanioides
Akasia Cassia sp
Alamanda Alamanda chatartica
Alang-alang Imperata cylindrica
Alba Rosa Cordyline terminalis
Aleander Nerium oleamder
Almond Prunus dulcis
Alpukat Persea americana
Alstroemeria Alstroemeria
Aluminium kadri Pilea cadierei
Alvalva Medicago sativa
Alvalva Kuning Medicago falcata
Ambong-ambong Bidens
Ambong-ambong (Ketul) Bidens pilosa
Ambra Pelargonium radula
Andevi Chicorium endivia
Andong Rhadamnia cinerea
Anemon Korona Annemon coronaria
Anggrek Orcidaceae
Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis
Anggrek Buntut Bajing Rhinchostylis retusa
Anggrek Dendro Dedrobium sp
Anggrek Dendro Larat Dendrobium phalaenopsis
Anggrek Dendro Merpati Dendrobium crumenatum
Anggrek Dendro Rusa Dendrobium veratroides
Anggrek Dendro Sumba Dendrobium purpureum
Anggrek Ekor Tupai Rhinchostylis retusa
Anggrek Eria Kancil Eria javanica
Anggrek Eria Konde Eria albido tomentosa
Anggrek Eria Lili Eria hyachintoides
Anggrek Eria Lily Eria hyachintoides
Anggrek Eria Mawar Eria flvascen
Anggrek Eria Rotan Eria compressa
Anggrek Hitam Coelogyne pandurata
Anggrek Kalajengking Arachnis flos-aeris
Anggrek Kasut Paphiopedilum sp
Anggrek Kasut Belang Paphiopedilum lowii
Anggrek Kasut Berbulu Paphiopedilum glaucophyllum
Anggrek Kasut Hijau Paphiopedilum javanicum
Anggrek Kasut Kumis Cypripedium chamberlalianum
Anggrek Kasut Pita Paphiopedilum tonsum
Anggrek Kepang Pholidota imbricata
Anggrek Macan Gramatophyllum sp
Anggrek Mata Sapi Dendrobium anosum
Anggrek Oncidium Oncidium sp
Anggrek Tanah Spathoglottis aurea
Anggrek Tanah Apuy Phajus tankervilliae
Anggrek Tanah Coklat Phajus callosus
Anggrek Tanah Kuning Phajus flavus
Anggrek Tebu Gramatophyllum speciosum
Anggrek Vanda Vanda
Anggrung Irema orientalis
Anggur Vitis vinifera
Anggur Amerika Selatan Vitis labrusca
Anggur Bali Alphonso lavalle
Anggur Merah Vitis vinifera
Angsana Pterocarpus indica
Annemon Annemon
Anthurium Anthurium sp
Anthurium Flamingo Anthurium adreanum
Anthurium Keris Anthurium reneissance
Anthurium Kuping gajah Anthurium crystallinum
Anting Putri Wrightia religiosa
Anting-anting Fuchsia
Anyang-anyang Elaeocarpus glandiflorus
Anyelir Dianthus caryophyllus
Apel Malus silveltris
Apisditra Apisditra elatior
Aprikot Prunus mume
Apung Azzola pinnata
Ara Ficus pumnila
Aren Arenga pinnata
Areuy kawao Milletia sericea
Areuy ki asahan Tetracera indica Merr
Articoke Cynara scolimus
Asam Gelugur Garcinia atroviridis
Asam Jawa Tamarindus indica
Asam Londo Pithecolobium dulce
Asam Selong Eugenia uniflora
Asiri Laurus nobilis
Asparagus Asparague officinalis
Asparagus Vigna sesquipedalis
Aster Aster novae-angeliae
Awar awar Ficus septica
Azela (rumput azela) Rhododendrum sp
Babydoll Cordyline terminalis
Bacang Mangifera foetida
Bakau Bruguiera conyugata
Bakung Crinum asiaticum
Balam Palaquium qutta
Balam Merah Mallotus paniculate
Balam Merah Palaquium rostratum
Bambu Apus Gigantochloa apus
Bambu Ater Gigantochloa atter
Bambu Bangkok Schizostachym caudatum
Bambu Batu Dendrocalamus strictus
Bambu Betung Dendrocalamus asper
Bambu Botol Schizostachyum zollingeri
Bambu Cangkoreh Dinochloa scandens
Bambu Cendani Phyllostachys sp
Bambu Duri Bambusa spinosa
Bambu Embong Bambusa horsfieldii
Bambu Gading Bambusa vulgaris
Bambu Gedang Bambusa ventricosa
Bambu Gombong Gigantochloa verticillata
Bambu Jepang Variegata Arandinaria japonica/Sasa fortunei
Bambu Kuning Bambusa vulgaris
Bambu Kuning Phyllostachys sulphurea
Bambu Ori Bambusa arundinacea
Bambu Pagar Bambusa glaucescens
Bambu Rejeki Dracaena
Bambu Suling Schizostachyum silicatum/Bambusa jacobsii
Bambu Tamiang Schizostachyum blumei
Bambu Telur Schizostachyum zollingeri
Bambu Wuluh Schizostachyum mosum
Bambu Wulung Phyllostachys puberuka
Bandotan Ageratum conyzoides
Baru Laut Thespesia populnea
Basia Bassia latifplia
Batu Chaetocarpus castaneicarpus
Bawang Bombay Allium cepa
Bawang Daun Allium fistulosum
Bawang Lokio Allium schoenoprasum
Bawang Merah Allium ascalonicum
Bawang Prei Allium porrum
Bawang Putih Allium sativum
Bawang-bawangan Zephyranthes sp
Bay Laurus nobilis
Bayam Amaranthus sp
Bayam Cabut Amaranthus tricolor
Bayam Duri Amaranthus spinosus
Bayam Eropa Spnacia oleracea
Bayam Kakap Amaranthus hybridus
Bayam Merah Celosia argentea
Bayam Raja Amaranthus hybridus
Bayam Selandia Baru Tetragonia expansa
Bayam Srilangka Basella alba
Bayas Oncosperma horidum
Bayur Pterospermum javanicum
Begonia Begonia glabra
Begonia Florens Begonia semperflorens
Belian Wangi Palaquium obovatum
Belimbing manis Averrhoa carambola
Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi
Belis Bellis
Beluchus Cratoxylon linguistrinum
Beluntas Pluchea indica
Benalu Dendrophthoe sp
Benalu The/The Hijau Dendrophthoe patandra
Benda Artocarpus elasticus
Bengkak Hernandia ovigera
Bengkirai Dryobalanops
Bengkuang Pachyrrhizus erosus
Bengle Zingiber cassummunar / Z. Montanum
Bengle Hantu Zingiber ottensii
Bentoel Daun Xanthosmoma sagittifolium
Benuang Duabanga molucana
Berangan Castanopsis inermis
Berangan Duri Castanopsis argentea
Beras Oriza sp
Berenuk Crescentia cujete
Beriang Ploiarum alterniflorum
Beringin Ficus benyamina
Beringin Karet Ficus retusa
Beringin Kimeng Ficus microcarpa
Beringin Korea Ficus coreana
Besi Eusideroxylon zwageri
Beti Ayer Flueggia virosa
Bidani Quisqualis indica
Bidara Zizypus jujuba
Bidara Laut Ximenia americana
Bidara Upas Merremia mammosa
Bidasari Porarna volubilis
Bieng-biengan Chenopodium
Biksa (Gelinggem) Bixa orellana
Binjai Mangifera caesia
Bintaro Cerbera manghas
Bintaro Codollam
Bira Alocasia indica
Birch Betula pendula
Bit Beta vulgaris
Blencong Commersonia bartramia
Blestru Luffa cylindrica
Blewah Cucumis melo var cantalupensis
Bligo Benincasa hispida
Blueberry Vaccinium spp
Bodi Ficus religiosa
Bodi Ficus rumphii
Bomaba Bomabaceae
Bombax Bombax buonopozense
Borage Borrago officinalis
Bougenville Bougenvilia spectabilis
Brokoli Brassica oleracea var italica
Bromeliad (nanas hias) Bromeliad sp
Bromus Bromus inermis
Brotowali Tinospora tuberculata
Bruas Garcinia celebica
Brucea Brucea javanica
Buah Ajaib Synsepalum dulcificum
Buah Mentega Diospyros phillippinensis
Buah Merah Pandanus conoideus
Bulan bulan Endospermum malaccense
Bulangan Gmelina philiappensis
Bunga Bangkai Amorphopalus titanum
Bunga Bokor Hydrangea macrophylla
Bunga Bugang Clerodendron calamitosum
Bunga Cangkak Schima wallichii
Bunga embun Drosera sp
Bunga Kertas Zinia elegan
Bunga Kuning Cassia surattensis
Bunga Kupu-Kupu Bauhinia purpurea
Bunga Lampion Irian Mucuna beneetti
Bunga Lilin Hoya carnosa
Bunga Matahari Helianthus anuus
Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima
Bunga Mulut Naga Antirrhinum majus
Bunga Negro Sinningia speciosa
Bunga Pagoda Clerodendron paniculatum
Bunga Patma Rafflesia patma
Bunga Pukul Empat Mirabilis jalapa
Bunga Pulu (Cartamus) Carthamus tinctorius
Bunga Saputangan Maniltoa grandiflora
Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis
Bunga Susu Ervatamia coronaria
Bunga Tahi Ayam Lantana tamara
Bunga Tahi Ayam Tagetes
Bunga tengah hari Pentapetes phoenicea
Bungur Besar Lagerstroemia indica
Bungur Jepang Lagerstroemia
Buni Antidesma bunius
Bunut Ficus glabela
Burgundi Ficus elastica
Buta Excoecaria agalocha
Butun Barringtonia asiatica
Buwah Susu Passiflora laurifolia
Buxus Buxus sempervirens
Cabai Capsicum annum
Cabai Besar Capsicum annuum var Grossum
Cabai Rawit Capsicum frutescens
Cabe Jawa Piper retrofractum
Cabe Puyang Polygonum hidropiper
Cakar Ayam Digitaria adscendens
Calathea (Pisang hias) Calathea sp
Calathea Argentea Calathea picturata
Calathea lurik Calathea princeps
Calathea Makoyama Calathea makoyama
Calathea Mawar Calathea rosea-picta
Calathea zebrina Calathea zebrina
Calendula Calendula officinalis
Calincing Oxalis corniculata
Calodendrum Calodendrum capanse
Camomille Anthemis nobilis
Candu Papaver semmiferum
Cangkring Erythrina fusca
Cantel Sorghum halepense
Capayan Desmodium umbellatum
Caragana Caragana arborescen
Caria Carya illinoinensis
Carissa Carissa grandiflora
Cartamus ( Pulu) Carthamus tinctorius
Cedrus Cedrus
Cemara angin Casuarina equisetifolia
Cemara Duri Juniperus rigida
Cemara Embun Casuarina equisetifolia
Cemara Kipas Casuarina equisetifolia
Cemara Laut Casuarina equisetifolia
Cemara Norfolk Araucaria heterophylla
Cemara Pinus Casuarina cunninghamiana
Cemara Pua Pua Juniperus chinensis
Cemara Putih Casuarina equisetifolia
Cemara Udang Casuarina equisetifolia
Cempaka putih Michelia alba
Cempedak Artocarpus champeden
Cemplok Abutilon indicum
Cendana Santalum album
Cenela Calceolaria
Cengkeh Eugenia aromatica
Centuri Centuarea
Ceplukan Physalis minima / Phycalis peruviana
Cerakin Croton triglium
Cerlang laut Helitiera littoralis
Ceroton Croton trigilum
Ceuri Garcinia dioica
Chaya Cnidoscolus aconitifolus
Chemperai Chemperela manillana
Cherry Prunus avium
Chesnut Castanea dentata
Chicorium Chicorium
Cincau Cycles barbata
Circium Circium sp
Coca jawa Erythroxylon nova granatense
Cocor Bebek Kalanchoe blossfeldiana
Coklat Theobroma cacao
Cola Cola acuminata
Coleus Coleus blumei
Columnea Columnea hirta
Concolida Concolida ambigua
Congcorang Desmodium triquetrum
Congkok Curculigo orchioides
Cordyline Cordyline sp
Cowehan Ottelia alismoides
Cryptotenia Cryptotenea canadensis
Cryptotenia Jepang Cryptotenea jeponica
Cyclamen Cyclamen
Dadap Erythrina
Dadap Merah Erythrina crista-galli
Dadap Serep Erythrina lithosperma
Dadap Varigata Erythrina variegata
Dahlia Dahlia pinata
Dalu dalu Salix tetrasperma
Damar Agathis alba
Damar Laki Araucaria canninghamii
Damar waja Spergula arvensis
Dandang Gendis Clinacanthus nutans
Daun ambra Pelargonium radula
Daun Dewa Gynura procumbens
Daun Kepala tupai Drynaria quersifolia
Daun Lilin Bauhinia scandens
Daun Pahit Vernonia amygdalina
Daun Seribu Achilea millefolium
Daun Setan Leucas lavandulaefolia
Daun Ungu Graptophylum pictum
Delima Punica sp
Delima Merah Punica nana
Delima Putih Punica granatum
Delpinium Delpinium sp
Dempul Glochidion rubrum
Dempul lelet Glochidion littoral
Demung Pseuderanthemum diversifolium
Dendranthema Dendranthema
Dewa Gynura segetum
Diaffen Amuna Diaffenbachia amoena
Diaffen Arvida Diaffenbachia arvida
Diaffen Camilla Diaffenbachia camilla
Diaffen Laut Diaffenbachia marianne
Diaffen Maculata Diaffenbachia maculata
Diaffen Tropis Diaffenbachia tropic show
Diaffenbachia (Sri Rejeki) Diaffenbachia
Dieng Abang Chenopodium album
Digitalis Digitalis purpurea
Dilem Coleus
Dracaena Dracaena sp
Dracaena Compacta Dracaena compacta
Dracaena Florida Dracaena godseffiana
Dracaena Fragrans (Hanjuang) Dracaena fragrans
Dracaena Sanderiana Dracaena sanderiana
Dracaena Surculosa Dracaena surculosa
Dracaena Warneckii Dracaena deremensis
Dragon Fruit Hylocereus undatus
Dringo Acorus calamus
Drosera (Bunga embun) Drosera sp
Duku Lansium domesticum
Dulang-dulang Glochidion obscurum
Durian Durio zibethinus
Durian Hutan Durio kutejensis
Edelweis Anaphalis sp
Ekor Keledai Sedum spectabile
Ekor Kucing Acalypha hispida
Ekor Kucing Typha latifolia
Ekor Tupai (Akalifa) Acalypha wilkesiana
Elder Sambucus nigra
Eleagnus Elaeagnus angustifolia
Elletaria Elletaria cardamomum
Enceng gondok Eichornia crassipes
Erbis Passiflora quandrangularis
Erigeron Erigeron
Erythrina subumbrans Erythrina subumbrans
Euphorbia Euphorbia
Eusttoma Eustoma grandiflorum
Fagace Fagaceae
Fistuca Fistuca arundinaceae
Flamboyan Delonix regia
Flax Linum usitatissimum
Fraxinus Fraxinus americana
Gadung Dioscorea composita
Gadung Dioscorea hispida
Gadung China Smilax china
Gaharu Aquilaria malaccensis
Gailardia Gaillardia
Galing Vitis trifolia
Galing Kerbau Cissus adnata
Galinggem (Biksa) Bixa orellana
Gamal Glyricidia sepium
Gambas Luffa acutangula
Gambir Uncaria gambir
Gamet Ipomoea pes-tigridis
Gandapura Gaultheria leucocarpa
Gandaria Bouea macrophylla
Gandarusa Justicia gendarussa / Gendarusa vulgaris
Gandasuli Hedychium coronarium
Gandola Basella rubra
Gandu Entada phaseoloides
Gandum Triticum aestivum
Gandum hitam Secale cereale
Ganja Cannabis sativa
Ganoderma Ganoderma lucidum
Ganyong Hutan (Kana) Canna indica
Ganyong-ganyongan Cordyline sp
Garut Marantha arundacea
Garut-garutan Maranta bicolor
Gasteria Gasteria
Gatep Samadera indica
Gayam Inocarpus edulis
Gayana Chloris gayana
Gazania Gazania
Gebang Curypha elata
Gedebong Piper aduncun
Gedembah Nauclea subdita
Gelang Laut Sesuvium portulacastrum
Gembili Dioscorea aculeata
Gembilina Gmelina
Genjer Limnocharis flava
Genjoran Digitaria sanguinalis
Geraniacea Geraniaceae
Geranium Pelargonium graviolens
Gerbera Gerbera jamesonii
Geronggang Cratoxylon arborescens
Gewor Commelia banghalensis
Gigil Dichroa febrifuga
Ginje menir Scoparia dulcis
Ginseng Korea Panax ginseng
Ginseng Jawa/Talesom Talinum triangulare
Girang Leea rubra
Gladiol Gladiol spp
Gladiol Gladiolus gandavensis
Glagah Saccharum officinarum
Gmelina Gmelina arborea
Gom Arab Acacia arabica
Gondang Ficus variegata
Gondorukem Colophonium sp
Gravillea Gravillea robusta
Gypsophila Gypsophila
Hampelas Ficus ampelas
Handeuleum Graptophylum pictum
Hanjuang Cordyline sp
Hanjuang Dracaena fragrans
Harendong Melastoma affine
Hareneus Rubus moluccanus
Haworthia Haworthia sp
Hazelnut Corylus americana
Helikonia Heliconia psittacorum
Henep Hibiscus canabinus
Hidrila Hydrila verticillata
Hokian Tea Eritia sp
Hop Humulus lupulus
Hordeum Hordeum vulgare
Horenzo Spinacea oleracea
Hujan Panas Breynia discigera
Hyacinthus Hyacinthus sp
Iler Coleus
Iles iles Amorphopalus oncophyllus
Iles iles Tacca palmata
Inai batang Lansonia inermis
Ingu Ruta angustifolia
Iris Iris germanica
Ivy Linaria
Jaba Eluisine coracana
Jaboticaba Myciarfa cauliflora
Jabung Conyza angustifolia
Jacaranda Jacaranda aculifolia
Jacquemontia tamnifolia Jacquemontia tamnifolia
Jagung Zea mays
Jahe Croton argyratus
Jahe Zingiber officinale
Jail Coix lacryma-jobi
Jamblang putih Eugenia cumini
Jambu Air Syzygium aqueum
Jambu Air manis Syzygium semarangense
Jambu arang Eugenia claviflora
Jambu ayer Eugenia aquea
Jambu Biji Psidium guajava
Jambu biji kecil Psidium pumilum
Jambu bol Syzygium malasccense
Jambu klampoh Eugenia densiflora
Jambu mawar Eugenia jambos
Jambu Mete Anacardium ocidentale
Jambu selong Eugenia javanica
Jambu-jambuan Myrtaceae
Jambul merak Jacaranda filicifolia
Jampang (Rumput belulang) Eleusine indica
Jamuju Podocarpus imbricatus
Jamur Bulat Calvatia gigantia
Jamur Champignon Agaricus bisporus
Jamur Enokitake Flammunila velutipes
Jamur Kancing Agaricus brunescens
Jamur Kuping Auricularia auricularia
Jamur Maitake Grifola frondosa
Jamur Matsutake Agrocybe aegerita
Jamur Merang Volvariella volvacea
Jamur Paha Ayam Coprinus comatus
Jamur Shiitake Lentinus edodes
Jamur Tiram Pleurotus ostreatus
Jangkang Sterculia foetida
Jarak China (Kepyar) Ricinus communis
Jarak landi Jatropa gossypifolia
Jarak Pagar Jatropa curcas
Jarak Pagar (Iri) Jatropha multifida
Jaranan Atropha curcas
Jaringan Paspalum scrobiculatum
Jarong Achyaranthes aspera
Jarongan Stachytarpheta mutabilis
Jaruju Argemone mexicana
Jarum-jarum Pavetta subvelutina
Jati Tectona grandis
Jati Belanda Guazuma ulmifolia
Jawawut Setaria italica
Jayanti Sesbania sesban
Jebung Sterculia urceolata
Jelita Corchorus capsularis
Jelutung Dyera costulata
Jengger Ayam Celosia cristata
Jengkol Pithecelobium jiringa
Jenitri Elaeocarpus oxypyrena
Jepun Nerium indicum
Jeruju Acanthus ilicifolius
Jeruk Citrus sp
Jeruk Bali Citrus x paradisi
Jeruk Keprok Citrus
Jeruk Kesturi Citrus mitis
Jeruk Kingkit Thriphasia aurantifolia
Jeruk Lemon Citrus lemon
Jeruk Mandarin Citrus deliciosa
Jeruk Manis Citrus onshiu
Jeruk Manis Citrus sinensis
Jeruk Nipis Citrus aurantifolia
Jeruk Purut Citrus hystrix
Jeruk Satsuma Citrus unshiu
Jeruk Siem Citrus nobilis var microcarpa
Jeruk Sukade Citrus medica
Jerukan Glycosmis cochin-chinensis
Jintan Carus carvi
Jintan Pimpinella anisum
Jintan Plectranthus amboinicus
Jintan hitam Nigella sativa
Jintan Putih Cuminum cyminum
Johar Cassia siamena
Jojoba Simmundsia californica
Jombang Cicoria
Jubut Melochia umbellata
Jukut ibun Drymaria cordata
Jukut Jurig Themeda arguens
Jukut lokot mata Artemisia vulgaris
Jukut Nyenyerean Sporobolus barteroanus
Jukut saminggu (Mondreng) Galinsoga parviflora
Julans Julans spp
Juncus Juncus
Jung Pandas Rhus continus
Jungrahab Backea frutescens
Jute Corchorus olitorius
Kaca Piring Gardenia jasminoides
Kacang Vigna mungo
Kacang (Ginjal) Mesir Lablab niger
Kacang Asu Calopogonium mucunoides
Kacang Babi Vicia faba
Kacang Bogor Voandzeia subterranea
Kacang Bulu Glycine soja
Kacang Buncis Phaseolus vulgaris
Kacang Gude Cajanus cajan
Kacang Hijau Phaseolus aureus
Kacang Hijau Vigna radiata
Kacang Hijau India Phaseolus mungo
Kacang Jeriji Dolichos lablab
Kacang Kapri Pisum sativum
Kacang Kara benguk Mucuna pruriens
Kacang Kara Kerupuk Dollchos lablab
Kacang Kara Pedang Canavalis ensiformis
Kacang Kate Phaseolus trilobus
Kacang Katropang Centrosema plumieri
Kacang Kayu Laut Pongamia pinnata
Kacang Kedelai Glycine max
Kacang Keker Cicer arietinum
Kacang Koro Phaseolus sp
Kacang Koro kratok Phaseolus lunatus
Kacang Merah Vigna umbellata
Kacang Panjang Vigna sinensis
Kacang Parang Canavalia gladiata
Kacang Roway Phaseolus lunatus
Kacang Ruji Phaseolus pubescens
Kacang Ruji Pueraria phaseoloides
Kacang Tanah Arachis hypogaea
Kacang Tunggak Vigna unguiculata
Kacang-kacangan Clitoria cajanifolia
Kacang-kacangan Vigna sp
Kadaka Asplenium nidus
Kadaka tanduk menjangan Asplenium sp
Kakao Thebroma cacao
Kaktus Opuntia spp
Kalamenjana Phalaris arundinacea
Kalamenta Leersia hexandra
Kaliandra Calliandra haematocephala
Kamboja Jepang Adenium obesum
Kamboja Putih Plumeria obtusa
Kamelia Camellia japonica
Kamper Cinnamomum camphora
Kana Canna edulis
Kana (Ganyong hutan) Canna indica
Kana Air Thalia dealbata
Kandis Garcinia dioica
Kandis Burung Garcinia parvifolia
Kandis Gajah Garcinia griffithii
Kangkung Ipomoea aquatica
Kanitu Chrysophyllum cainito
Kantan Alkpinia speciosa
Kantil Michelia champaca
Kantung Rezeki Dischidia pectinoides
Kantung Semar Nephentes sp
Kantung Semar Raflesia Nephentes raflesia
Kantung Semar Reinwart Nephentes reinwart
Kapalan Hoya latifolia
Kapas Gossypium hirsutum
Kapas-kapasan Malva
Kapuk Randu Ceiba petandra
Kapulaga Amomum cardamomum
Kapulaga Sabrang Elettaria cardomomum
Kapulasan Nephelium mutabile
Kapundung Baccaurca racemosa
Kapur Dryobalanops camphora
Kapur Barus Cinnamomum camphora
Karandan Carissa carandas
Karet Havea brasiliensis
Karet India Ficus elastica
Karet Kebo Ficus elastica
Karuk Piper sarmentosum
Kasia Cassia multijuga
Kasingsat Cassia occidentalis
Kaso Saccharum spontaneum
Kastuba Euphorbia pulcherima
Kasturi Abelmoschus moschatus
Katimaga Kleinhovia hospita
Katuk Sauropus androginus
Katumbul Glochidion molle
Katumpangan Pilea microphyla
Katuri Garcinia bancana
Kawista Feroniella elephantum
Kawista Scinus molle
Kayu Apu Pistia stratiotes
Kayu Hurip Euphorbia tirucali
Kayu Jaran Dolichandrone spathacea
Kayu Kancil Anisophyllea disticha
Kayu Manis Cinnamomum burmani
Kayu Manis Cinnamomum verum
Kayu Manis Cinnamomum zaylanicum
Kayu Manis Glycynnhiza glabra
Kayu Palembang Lannea grandis
Kayu Penawar Sophora tomentosa
Kayu Putih Eucalyptus globulus
Kayu Putih Melaleuca leucadendron
Kayu Rah Horsfieldia irya
Kayu Raja (Trangguli) Cassia fistula
Kayu Rapet Parameria laervigata
Kayu Santan Kibatalia arborea
Kayu Simpai Knema intermedia
Kayu Tahi Celtis wightii
Kayu Ujan Millettia atropurpurea
Kayu Ules Helicteres isora
Kayumanis Cina Cinnamomum cassia
Keben Barringtonia asiatica
Kecapi Sandoricum kcetjapie
Kecipir Psophocarpus tetragonolobus
Kecombrang / Honje Nicolaia speciosa
Kecombrangan Pittosporum ferrugneum
Kecondang Tacca leontopetaloides
Kecubung Datura metel
Kedawung Parkia roxburghii
Kedondong Spandias mombin
Kedondong Spandias pinnata
Kedondong Bangkok Spondias dulcis
Kedondong Cina Spondias purpurea
Kedondong laut Polyscias fruticosa
Kejibeling Sericocalyx crispus
Keladi Caladium sp
Kelapa Cocos nucifera
Kelapa Sawit Elaeis guineensis
Kelempayang Nauclea cadamba
Kelor Moringa oleifera
Kemangi Ocimum basilicum
Kemangi Besar Ocimum gratissimum
Kemenyan Styrax officinalis
Kemiren Hernandia peltata
Kemiri Aleurites moluccana
Kemiri Cina Aleurites trisperma
Kemloko Phyllanthus emblica
Kemukus Piper cubeba
Kemuning Murraya paniculata
Kenaf Hibiscus cannabinus
Kenanga Canangium odoratum
Kenari Canarium commune / C. Avenue
Kencur Kaempferia galanga
Kendal Cordia dichotoma
Kenikir Cosmos caudatus
Kenikir Tagetes patula
Kentang Solanum tuberosum
Kentang Jawa Coleus tuberosus
Kepel Stelechocarpus burahol
Kepuh Sterculiafoetida
Keranji Dialium indum
Kesambi Scheichera oleosa
Kesambi Scheichera trijuga
Kesemek Diospyros kaki
Kesemek Diospyros lotus
Ketapang Terminalia catapa
Ketepeng Cassia alata
Ketepeng Kebo Cassia
Ketiau Madhuca mottleyana
Ketul (Ambong-ambong) Bidens pilosa
Ketumbar Coriandrum sativum
Ketumbar Jawa Eryngium foetidum
Ki pait Tithonia diversifolia
Ki payung Biophytum sensitivum
Ki semir Hura crepitans
Kibesin Centrosema pubescens
Kina Cinchona pubeschens
Kismis Muehlenbeckia platyclada
Kiwi Actinidia chinensis
Klembak Rheum sp
Klengkeng Nephelium longanum / Dimocarpus longan
Kol Banda Pisonia alba
Kol rabi Brassica napus
Kola Cola nitida
Kolesom Talinum paniculatum
Kolokasia Colocasia sp
Komfrey Symphytum officinale
Komoi Diospyros malabarica
Kongea Congea velutina
Koo Chai Allium tuberosum
Kopi Coffea
Kopi Arabica Coffea arabica
Kopi Hutan Fagraea racenosa
Kopi Hutan Foffea malayana
Kopi Utan Canthium dicoccum
Kosar Artocarpus rigida
Kotek Cassia grandis
Kremah Alternanthera sessilis
Krisan Chrysanthemum morifolium
Krokot Alternanthera ficoidea
Krokot Portulaca oleracea
Kroton Codiaeum variegatum
Kroton Croton liglium
Kubis Brassica oleraceae
Kubis Bunga Brassica oleracea var botrys
Kubis Krop Brassica oleracea var capitata
Kucai Allium odorum
Kukurang Picria fel-terrae
Kukuron Gynotroches axillaris
Kumis Kucing Orthosiphon aristatus
Kumis Kucing Orthosiphon stamineus
Kumkwat Eugenia dombeyi
Kumuning gajah Murraya calocylon
Kunci Pepet Kaempferia angustifolia
Kunyit Curcuma domestica
Kupa Syzygium polycephalim
Kuping Gajah (Anthurium) Anthurium crystallinum
Kuping Macan Sacifraga sarmentosa
Kupu putih Syngonium
Kurma Phoenix dactylifera
Kurma canary Phoenix canariensis
Kursani Vernonia anthelmintica
Kutum Mitragyna speciosa
Kwini Mangifera odorata
Labu Cucurbita spp
Labu Botol Lagenaria vulgaris
Labu Jepang Cucurbita moschatta
Labu Kuning Cucurbita pepo
Labu Manis Cucurbita pepo
Labu Merah Cucurbita moschata
Labu Putih Lagenaria leucantha
Labu Siam Sechium edule
Labu Sucini Cucurbita pepo
Lada Piper nigrum
Lada Panjang Piper retrofractum
Lampenas Lactuca indica
Lamtoro Gung Leucaena leucephala
Langkap Arenga obtusifolia
Langkuwas Malaka Alpinia malaccensis
Lantana Lantana camara
Lateng Ocimum sanctum
Lathyrus Lathyrus sativus
Lavender Lavandula angustifolia
Lawang Cinnamomum culilawan
Leci Nephelium litchi / Lichi chinensis
Legatan Spilanthes iabadicensis
Legundi Vitex trifoliata
Lelet Helicteres hirsuta
Lemo Litsea cubeba
Lempuyang Zingiber aromaticum
Lempuyang Zingiber zerumbet
Lengkuas Languas galanga
Lentil Cullinaris
Lepidium Lepidium sp
Lerak Sapindus rarak
Lidah Ayam Rubia cordifolia
Lidah Buaya Aloe vera
Lily Homerocallis sp
Lily Kradelbut Rhoeo
Lily Paris Chlorophytum
Limau Kasturi Citrus microcarpa
Lintahan Desmodium
Lobak Raphanus sativus
Lobi-lobi Palaquium lobbianum
Lokwat Eriobotryya japonico
Lonicera Lonicera tatarica
Lontar Borassus flabelifer
Lotus Nelumbo pentapetala
Lowa Ficus racemosa
Lupin Lupinus
Luwing Ficus hispida
Lycium Lycium
Lythrum salicaria Lythrum salicaria
Macrotylama Macrotyloma
Mahang Macaranga javanica
Mahoni Swietenia mahagoni
Maja Aegle marmelos
Maja Keling Terminalia citrina
Majakane Quercus lusitanica
Makadamia Macadamia antegrofolia
Malela Brachiaria sp
Malpighia Malpighia punicifolia
Maman Cleome speciosa
Mangga Mangifera indica
Manggis Garcinia mangostama
Mangkokan Nothopanax scutellarium
Manis Jangan Cinnamomum burmani
Mara Macaranga tanarius
Maranta (Garut hias) Maranta
Maranta Merah Maranta leuconeura
Markisa (Buah monyet) Passiflora edulis
Markisa Pisang Passiflora mollissima
Markisa Sayur Passiflora quadrangularis
Mata ayam Baccaurea brevipes
Mata Pelanduk Ardisia irenata
Mawar Rosa sp
Maya-maya Sapium baccatum
Mayang Batu Madhuca cuneata
Mayang Wangi Palaquium obovatum
Medang Kurusi Gironniera parviifolia
Medinilla Medinilla magnifica
Melati Jasminum sambac
Melati Carolina Gelsemium sempervirens
Melinjo Gnetum gnemon
Melon Cucumis melo
Melur Dacrydium elatum
Mempelam Mangifera indica
Menarong Trema virgata
Mengkelingan Eugenia cymosa
Mengkudu Morinda citrifolia
Meniran Phyllanthus niruri
Mentalun Terminalia pyrifolia
Mentimun Cucumis sativus
Mentimun Jepang Cucumis sativus var Japonese
Mentol Mentha piperita
Meranti Shorea sp
Merbau Intsia amboinensis
Merliman Streblus ilicifollus
Mesoyi Massoia aromatica
Meyong Mallotus philippinensis
Mimba Azadirachta indica
Mindi Melia azedarach
Mint Mentha piperita
Miracle Synsepalum dulcificum
Mirten Malphigia coccifera
Mitshuba Oenanthe linearis
Miyana Iresine
Mochie Adenium sp
Mondreng (Jukut saminggu) Galinsoga parviflora
Monstera Monstera deliciosa
Mosaik Fittonia
Mundar Garcinia forbesii
Mundu Garcinia dulcis
Murbei Morus alba
Mussaenda Mussaenda phillipica
Mutoh Erythroxylon cuneatum
Myoporum Myoporum
Myosotis Myosotis
Myrrha Commiphora mirrha
Nagasari Mesua nagassarium
Namnam Nephelium sp
Nampis (Kampis) Hernandia peltata
Nanas Ananas comosus
Nanas Aechmae Aechmae
Nanas Buah Ananas comosus
Nanas Kuku jari merah Noeregelia spectabilis
Nanas Kuning Cryptanthus bivittatus
Nanas Lurik Cryptanthus zonatus
Nanas Merah Cryptanthus acaulis
Nanas Nerogelia Neoregelia
Nanas Tricolour Cryptanthus bromeliodes
Nanas Vriesea Vriesea
Nanas Wangi Salvia
Nanas zebra Cryptanthus zonatus zebrinus
Nandina Nandina domestica
Nandina Nicandra physalodes
Nangka Artocarpus heterophyllus
Nenas Belanda Agave cantala
Nila Indigofera hendecaphylla
Nilam Pogostemon cablin
Nilam Aceh Pogostemon cablin
Nilam Bunga Pogostemon heyncanus
Nilam Jawa Pogostemon hortensis
Nipah Nipa fruticans
Nolina Beaucarnea recurvata
Nona Annona reticulata
Nona Annona sp
Nona Makan Sirih Clerodendron thomsonae
Nona Sabrang Annona glabra
Nusa Indah (Musaenda) Mussaenda phillipica
Nyamplung Callophyllum inophyllum
Nyiur Lodoicea maldivica
Oat Avena sativa
Okra Abelmoschus esculenthus
Oleaceae Oleaceae
Opiopogon Ophiopogon japonicus
Orang-aring Maoutia diversifolia
Orok orok Crotalaria
Orok-orok Crotalaria ferruginea
Oyod Peron Anamirta coculus
Pacar air Impatiens balsamina
Pacar Air Impatients walleriana
Pacar Cina Aglaia odorata
Pacar Jawa Lawsonia inermis
Pace Bancudus latifolia
Pachira Pachira aquatica
Padi Oryza sativa
Padi Ketan Oryza glutinosa
Padi-padian Serealea
Pagagan Centella asiatica
Pakis haji Cycas rumphii
Pakis Rawa Ceratoptaris thalictroides
Paku bening Lindsaea scandens
Paku Ekor Kuda Equisetum hyemale
Paku Pakis Kelabang Nephrolepis exaltata
Paku Sarang burung Asplenium nidus
Pala Myristica fragrans
Palasa Butea monosperma
Palem Ekor ikan Caryota
Palem Gebang Corypha spp
Palem Janggut Coccothrinax crintia
Palem Jepang Ptychosperma macarthurii
Palem Kipas Livistona chinensis
Palem Kuning Chrysalidocarpus
Palem Loreng Licuala mattanensis
Palem Merah Cyrtostachys lakka
Palem Parlor (salon) Chamaedorea elegans
Palem Phoenix Phoenix
Palem Senegal Phoenix reclimata
Palem Weregu Rhapis excelsa
Palma Palmae
Palungpung Phragmites karka
Pancar Antiaris toxicaria
Pandan Pandanus
Pandan Bali Dracaena draco
Pandan Pudak Pandanus tectorius
Pandan Wangi Pandanus amaryllfolium
Panili Vanilla planifolia
Paprika Capsicum annuum var Grossum
Pare Momordica charantia
Pare Ular Trichosanthes cucumerina
Pare welut Trichosanthes anguina
Parsley (Peterseli) Petroselinum sativum
Parsnip Pastinaca sativa
Parthenocissus Parthenocissus spp
Pasak Bumi Eurycoma longifolia
Pasang Iyang Quercus conocarpa
Pasang Simpenu Quercus cyclophora
Pasilan Kalapa Drynaria rigidula
Pathenium argentatum Parthenium argentatum
Patikan Kebo Euphorbia hirta
Pecan Corya illinoensis
Pecut Kuda Stachitarpheta indica
Pedilantus Pedilanthus
Pelargoni Pelargonum domesticum
Pelong Pentaspadon officinalis
Pena Nagasari Mesua ferea
Pepaya Carica papaya
Peperomia Peperomia obtusifolia
Peperomia ekor tikus Peperomia elusiaefolia
Perilla Perilla frutescens
Permot Passiflora foetida
Persik Prunus persica
Petai Parkia speciosa
Petai Cina Leucaena leucephala
Peterseli Petroselinum crispum
Petsai Brassica chinensis
Petunia Petunia hybrid
Phelum Phelum pratense
Philadelphus Philadelphus
Philo Daun Belah (Monesterea) Monstera deliciosa
Philo Daun Bolong Monstera obliqua expilata
Philo Lynette Philodendron lynette
Philo Redwing Philodendron sp
Philodendron Phoilodendron sp
Philodendron Rubrum Philodendron rubrum
Phlox Phlox sp
Picisan Cyclophorus numularifolius
Pilea Pilea sp
Pilin Cassia nodosa
Pinang Areca catechu
Pinang Hutan Areca macrocalyx
Pinang Punai Elaeocarpus petiolatus
Pinang Raja Crytostachys lakka
Pinus Casuarina equisetifolia / Pinus longaeva/Pinus mercusii
Pir Pyrus communis
Piretrum Chrysanthemum cinerariaefolium
Pisang Musa paradisiaca
Pisang Musa spp
Pisang Badak Musa nana
Pisang Kapok Musa x paradisiaca
Pisang Kipas Ravenala madagascariensis
Pisang Serat Musa textilis
Pisang Utan Musa acuminta
Pistachio Pistacia vera
Pittosporum Pittosporum
Plam Prunus domesticum
Plantago Plantago sp
Platycladus orientalis Platycladus orientalis
Plumbago Plumbago
Poa Poa prasentis
Pohon Bulan Endospermum malaccense
Pohon Kasuwari Casuarina nodiflora
Pohon Kupu kupu Bauhinia acuminata
Pohon kupu-kupu Bauhinia
Pokak Solanum torvum
Poko Mentha arvensis
Poko Mentha spicata
Poncosudo Jasminum multiflorum
Populus Populus
Portulaka Portulaca grandiflora
Prambos Rubus spp
Prasman Eupatorium triplinerve
Primula Primula obconica
Pring-pringan Pogonantherum paniceum
Procopis Procopis juliflora
Pronojiwo Euchresta horsfieldii
Prosopis Procopis chilensis
Pseudotsuga Pseudotsuga menziesii
Pudu Artocarpus kemando
Pulasan Nephelium lappaceum
Pule Alstonia scholaris
Pule Pandak Rawvolfia serpentina
Pulosari Alyxia stellata
Pulus Laportea stimulans
Puring Codiaeum
Puring Codiaeum variegatum
Purwoceng Pimpinella alpina
Putri Malu Mimosa
Putri Malu Mimosa pudica
Pyracantha Pyracantha coccinea
Pyrethrum Pyrethrum spp
Raflesia Rafflesia arnoldi
Rambutan Nephelium lappaceum
Rami Boehmeria nivea
Randa Randia macrophylla
Randu Ceiba petandra
Randu alas Bombaxma labaricum
Ranti Solanum nigrum
Rape Brassica napus var. napus
Rasamala Altingia exelsa Norona
Rebah Bangun Mimosa invisa
Remek Daging Hemigraphis alternata
Renghas Gluta renghas
Resam lumut Cheilantes tennisfolia
Rhododendron Rohododendron
Rhynchelytrum rapens Rhynchelytrum rapens
Ribes Ribes
Rollinia mucosa Rollinia mucosa
Rosela Hibiscus sabdariffa
Rotan Irit Calamus trachycoleus
Rotan Lilin Calamus javensis
Rotan Manan Calamus manan
Rotan Sega Calamus caesius
Rotan Tikus Plectocomia elongata
Rubi Rubiaceae
Rubra Cordyline sp
Rudbeckia laciniata Rudbeckia laciniata
Rukem Flacourtia indica
Ruku-ruku Ocimum sanctum
Rumbia Metreoxylon rumphii
Rumbut Balungan Panicum repens
Rumput air Poa annua
Rumput Angin Spinifex littoreus
Rumput Asinan Paspalum vaginatum
Rumput Australi Paspalum dilatatum
Rumput Babi Leptaspis urceolata
Rumput Bajra Pennisetum glaucum
Rumput Bajra Pennisetum purpureum
Rumput Bebek Echinochloa sp
Rumput Belang Zebrina pendula
Rumput Belulang (Jampang) Eleusine indica
Rumput Benggala Panicum maximum
Rumput Bulu Merak Schizaea dichotoma
Rumput Dum Diaffenbachia
Rumput Gajah Penisetum purpureum
Rumput Grinting Cynodon dactylon
Rumput Jampang Artocarpus elasticus
Rumput Jampang Digitaria sp
Rumput Jarum Chrysopogon aciculata
Rumput Jejarongan Chloris barbata
Rumput Kerbau Paspalaum conyugatum
Rumput Laut gracilaria sp
Rumput Malela (Malela) Brachiaria sp
Rumput Mutiara Hedyotis corymbosa
Rumput Natal Rhynchelytrum roseum
Rumput Pait Axonopus compresus
Rumput Panicum Panicum maximum
Rumput Paspalum Paspalum
Rumput Payung Cyperus papyrus
Rumput Peking Zuysia matrela
Rumput Pelargoni (Pelargoni) Pelargonium
Ruta Ruta graviolens
Sadu Melia indica
Saga Hutan Adenanthera microsperma
Saga Manis Abrus precatorius
Sagu Metroxylon sago
Salada Air Nasturtium officinale
Salak Salacca edulis
Salam Eugenia aperculata
Salamandar Grevillea robusta
Salangi Samadera indica
Salix Salix sp
Sambiloto Andrographis paniculata
San chang Dillenia Pentagyna
Sancang Phemna microphylia
Sangitan Sambucus javanica
Sangket Basilicum polystachyon
Sangketan Heliotropium indicum
Sangkir Homonoia riparia
Sansevieria Lidah mertua Sansevieria trifasciata
Sansevieria Silindris Sansevieria cylindrica
Santigi Phempis acidula
Sapratu Sindora sumatrana
Saraka Saraca indica
Sarang Semut Myrmecodia sp
Sarang Semut Irian Myrmecodia tuberosa
Saray Caryota mitis
Sawi Hijau Brassica campestris
Sawi Putih Brassica juncea
Sawi Tanah Nasturtium indicum
Sawo Zapota
Sawo Duren Crateva religiosa
Sawo hijau Chrysophyllum
Sawo Kecik Manilkara kauki/ M. Achras
Sawo Malaysia Achras zapota
Sawo Manila Achras zapota var depressa
Sawo Putih Pulu Pisonia sylvestris
Scabiosa Scabiosa atropurpurea
Sciadopitys Sciadopitys verticillata
Scorzonera hispanica Scorzonera hispanica
Secang Caesalpinia sappan
Sedap Malam Polianthes tuberose
Sedum Sedum morgalnianum
Selada Lactuca sativa
Selada Air Pistia stratiotes
Selar makan Guettarda speciosa
Selasihan Cinnamomum parthenoxylon
Seledri Apium graviolens
Semanggi Hydrocotyle sibthorpioides
Semangka Citrulus vulgaris
Sembukan Paedaria foetida
Sembung Blumea balsamifera
Sembung Gilang Vernonia arborea
Seminai Madhuca utilis
Sempur Dillenia exelsa
Sempur Cai Dillenia indica
Sena Cassia angustifolia
Sendokan Palntago mayor
Sendudok Melastoma malabathricum
Senecio Senecio cruentus
Senggugu Clerodendron serratum
Sengon Buto Enterolobium cyclocarpum
Sengon Laut Albizia falcataria
Senkam Glochideon laevigatum
Sente Alocasia macrorhiza
Sequen Sequoia sempervirens
Serai Wangi Cymbopogon citratus
Serei Cymbopogon nardus
Serisa Serissa foetida
Seruni Chrysanthemum indicum
Serut Streblus asper
Sesudu Euphorbia antiquorum
Seteria Seteria qlaucea
Sidaguri Sida rhombifolia / S retusa
Sikas Cycas revoluta
Simambu Calamus scipionum
Simbar Menjangan Platicerium sp
Sinapsis Sinapsis alba
Sindur Sindora javanica
Singkong Karet Manihot glaziovii
Sireh Ayer Piper miniatum
Sirih Piper Betle
Sirih Belanda Scindapsus
Sirih merah Piper crocatum
Sirsak Annona muricata
Sisal Agave sisalana
Sisik Betok Desmodium triflorum
Sisik Naga Drymoglosum piloselloides
Siur Xanthophyllum lanceatum
Skila Scilla
Slada Air Rorripa nasturtium
Soga Pettophorum inerme
Soka Ixora paludosa
Solidago Solidago canadanensis
Song of India Pleomele
Sono Dalbergia latifolia
1228 Sono Keling Dalbergia pinnata
Sorbus Sorbus americana
Sorgum Sorgum bicolor
Sorgum Sorgum halepense
Sosor Bebek Kalanchoe pinnata
Spartium junceum Spartium junceum
Spathiphyllum Spathiphylum sp
Spinacia oleracea Spinacia oleracea
Spiraeae Spiraeae vanhouttei
Sri Rejeki Diaffenbachia
Srigading Nyctanthes arbor-tristis
Srikaya Annona squamosa
Srikaya Australia Anonna atemoya
Srikonta Acacia farnesiana
Stapelia Stapelia
Stefanot Putih Stephanotis floribunda
Stroberi Fragaria vesca
Subeng-subeng Scaevolia frutescens
Suji Pleomele angustifolia
Sukun Artocarpus communis
Sumatera Sentul Enhalus acoroides
Sungsang Gloriosa superba
Suplir Adiatum sp
Suren Toona sureni
Surveg Amorphopalus bulbifer
Suweg Amorphopalus companulatus
Taban Baccaurea reticulata
Tabat Barita Ficus deltoidea
Tagetes (telekan) Tagetes erecta
Talas Colocasia esculenta
Tali Kuning Arcangelisca flava
Tali Putri Cassytha filiformis
Talok Muntingia calabura
Tampang Artocarpus bornensis
Tangkalak Litsea sebifera
Tangkalak terindak Isoptera borneensis
Tanglin Saraca thaipingensis
Tanjung Mimosops elengi
Tapak Dara Vinca rosea
Tapak Hantu Trevesia chelrantha
Tapak Liman Elephantopus scaber
Tarum Indigofera suffruticosa
Tebu Saccharum officinale
Teh Camellia sinensis
Teh Kembang Matricaria Chamomilla
Teki Cyperus roduntus
Teki Laut Cyperus longus
Tekik Albizzia lebbeck
Telang Clitoria ternatea
Telekan (tagetes) Tagetes patula
Tembakau Nicotiana tabacum
Tempayang Firmiana affinis
Tempuyung Sonchus arvensis
Temu Giring Curcuma heyneanae
Temu Hitam Curcuma aeruginosa
Temu Kunci Boesenbergia pandurata
Temu Lawak Curcuma xanthorrhizae
Temu Putih Kaempferia rotundra
Tengkawang tungkil Shorea stenoptera
Teratai Neliumbium nucifera
Teratai Gunung Gunnera macrophylla
Teratai Raksasa Victoria amazonia
Terebak Rhinacanthus nasutus
Terong Solanum melongenae
Terong kuning Solanum quitoense
Terung Belanda Cyphomandra betacea
Terung Cina Solanum macrocarpon
Terung Jepang Solanum melongena var Esculentum
Terung Susu Solanum mammosum
Thyme Thymus vulgaris
Timun Tahil Randia spinosa
 Tomat Lycopersicon esculentum
Tongkeng Telosma cordata
Trangguli (Kayu Raja) Cassia fistula
Trembesi Samanea saman
Trengguli Cassia javanica
Trenggulum Protium javanicum
Tuba Derris eliptica
Tulip Spathodea campanulata
Turi Sesbania grandiflora
Turnip Brassica rapa
Ubi Jalar Ipomoea batata
Ubi Kayu Manihot esculenta
Ubi Kayu Manihot utilisima
Ubi kelapa Dioscorea alata
Urang-aring Eclipta alba
Violet Violces
Violet (Bunga) Viola odorata
Walisongo Schefflera actinophylla
Walisongo varigata Schefflera variegata
Walnut Juglans
Walnut Aquatica Juglans aquatica
Walnut Cinerea Juglans cinerea
Walnut Hitam Juglans nigra
Walnut Inggris Juglans regia
Walnut Mayor Juglans major
Wareng Gmelina elliptica
Waru Hibiscus tiliaceus
Waru landak Hibiscus mutabilis
Wewean Monochoria hastata
White Walnut Juglans cinerea
Widuri Calotropis gigantea
Wijayakusuma Epiphyllum oxypetalum
Wijen Sesamum indicum
Wortel Daucus carota
Yakon Smallanthus sonchifolius
Yuka Yucca aloifolia
Zaitun Olea europea
Zebrina Zebrina pendula / Cyanotis vittata

Selamat Belajar
Tuhan Yesus Menyertai kita 

Label