Jumat, 31 Agustus 2012

Pemanfaatan limbah usaha pembibitan itik

Yang dimaksud limbah usaha pembibitan itik disini adalah telur-telur yang gagal menetas. Limbah ini dibagi dalam 2 jenis, yaitu telur-telur infertil dan telur-telur fertil yang gagal menjadi anak itik. Telur-telur infertil adalah telur yang terbentuk tanpa proses pembuahan sel telur itik betina oleh sel sperma itik jantan. Dalam keseharian kami menyebutnya "beningan". Telur-telur infertil ini dapat diketahui setelah 3 hari proses inkubasi dalam mesin tetas, yang ditandai tidak adanya embrio yang berkembang dalam telur. Telur-telur ini jika diteropong/candling nampak tidak ada titik merah berakar yang terbentuk dalam telur/bening. Telur-telur "beningan" masih layak dikonsumsi selama tidak ada tanda-tanda kerusakan yang nampak, seperti bercampurnya albumen dan kuning telur. Misalnya diolah menjadi telur asin. Sedangkan telur-telur fertil yang gagal menetas bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak sebagai sumber protein. Pemberian pakan telur-telur gagal menetas ini sudah pernah saya praktekkan pada ayam, itik pedaging, sapi, lele dan belut. Tetapi tidak baik untuk ayam dan itik petelur karena akan menyebabkan terlalu gemuk sehingga menurunkan produtifitas dan kualitas telur tetas. Pada itik petelur misalnya, kegemukan justru menurunkan produtifitas, juga menyebabkan cangkang telur terlalu keras sehingga sulit menetas.
Pemberian telur-telur ini sebagai pakan tambahan pada ayam, itik, lele dan belut dengan cara direbus dulu kemudian dicacah. Sedangkan pada sapi diberikan mentah, bisa juga ditambah madu untuk meningkatkan stamina dan menambah napsu makan.
Semoga bermanfaat.

Cara Jadi hacker gadungan

ini saya kasih cara-cara buat ngibulin temen-temen agan pada. bilang aja klo agan ini hacker, dan ikutin step-step berikut.
buat agan-agan semua yg pengin jadi hacker tapi kaga ngarti sama sekali tentang pemrograman, coding, scripting, maupun pengetahuan IT pada umumnya.. ane punya trik nih, biar agan bisa keliatan sangar dan keren..  

seolah-olah agan seorang hacker sejati yang lagi asyik meretas suatu server situs atopun agan pengen terlihat seperti seorang programmer handal yang bisa ngetik coding pake 10 jari dengan kecepatan ketikan yang bisa bikin minder siapa aja yang ngeliat nya..

wokeh, ga usah panjang lebar ye gan.. langsung aja yee.. ikuti langkah2 nye... cekibrott...

1. Step 1 > Bawa laptop agan ke tempat ramai, yg biasa buat nongkrong banyak orang.. bisa mall, cafe, ato apalah gitu... dan pastinya yg ada hotspot nya, ato agan bisa bawa modem sindiri, tapi jangan di angkringan ye gan..
2. Step 2 > buka browser agan trus langsung cek TKP ini gan => http://hackertyper.com/
3. Step 3 > Pencet tombol F11 di keyboard laptop agan , tujuanya biar bisa full screen gitu gan...
4. Step 4 > ketik acak aja semau agan.. jangan lupa pasang muka serius nya gan.. kalo perlu agan pinjem kacamata orang biar lebih meyakinkan kalo agan ntu emang seorang nerd / geek / hacker
5. Step 5 > Selamat gan.. sekarang agan udah terlihat kayak seorang Hacker yg lagi meretas atopun kayak Programmer handal yg lagi asyik ngoding gan




Kamis, 30 Agustus 2012

Syarat Tumbuh Pala

Syarat Tumbuh Pala - Budidaya Petani. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikann supaya tanaman pala dapat tumbuh dengan baik. Berikut ini adalah Syarat Tumbuh Tanaman Pala di blog ini
Iklim Untuk Budidaya Pala
  • Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.
  • Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.
Media Tanam Pala
  • Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi.
  • Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik.
  • Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng.
Ketinggian Tempat Untuk Budidaya Pala
  • Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akan rendah.[baca juga artikel kami yang lain yang berjudul Budidaya Pala  dan Hama dan Penyakit Tanaman Pala]

Rabu, 29 Agustus 2012

KOPI...tradisi Islam yang mendunia


Kopi pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang penggembala kambing bernama Khalid di Kaffa, Ethiopia, 800 SM. Ketika itu ia melihat kambing-kambingnya lebih segar setelah memakan biji-bijian dari tumbuhan sejenis berry. Ia kemudian membawa pulang biji-bijian itu dan merebusnya. Itulah minuman kopi pertama di dunia.

Menurut kesaksian ilmuan muslim terkemuka, Al Razi dan Ibnu Sina, kopi telah dikenal umat Islam pada awal abad 10. Minuman ini dinikmati dan dibudidayakan pertama kali oleh masyarakat Yaman. Mereka menyebut minuman kopi sebagai Al Qahwa (berasal dari bahasa Arab yang berarti kekuatan). Peminum kopi adalah kaum sufi yang mengembangkannya sebagai stimulan untuk tetap terjaga selama melakukan peribadatan di malam hari, misal iktikaf, di dalam masjid.

Abd-Al-Qadi Al-Jaziri dalam bukunya Umdat al-Sahwa (Argumen Penggunaan kopi) menyatakan kopi masuk Kairo, Mesir abad 16 dibawa oleh para siswa Al-Azhar berkebangsaan Yaman. Melalui kalangan terpelajar inilah keharuman kopi mendunia.

Kedai kopi pertama di dunia berdiri di Turki, Kiva Han, tahun 1475 M. Di Turki kopi disebut Kahve. Di Eropa Kave, di Jerman kaffee, di Itali caffe, di Belanda koffie, dan di Inggris coffee.

Merpati simbol cinta sejati


Suatu siang ditanah persawahan, nampak orang-orang berkerumun dibawah tiang tiang bambu. Bambu panjang dipasangi kain-kain kecil warna-warni. Sesekali terdengar teriakan memanggil. Beberapa orang lalu lalang mengendarai motor dengan sangkar dipunggung. Beberapa ekor merpati berada dalam sangkar itu. Mereka sedang melatih merpati balap.

Merpati memang jenis burung pintar, merpati balap misalnya, mampu mengenali pasangannya, pemilik atau pelatihnya dari jarak yang cukup jauh. Yah...merpati sangat lengket dengan pasangannya. Bukan hanya merpati balap, tetapi semua jenis merpati sangat setia dengan pasangannya.

Merpati sejak lama dianggap mewakili monogami dan kesetiaan dalam hubungan. Sepasang merpati tinggal bersama selama musim kawin, dari mulai membuat sarang, menetaskan sampai merawat anak. Keadaan seperti itulah yang menyebabkan merpati dinobatkan sebagai simbol kesetiaan dalam hubungan.

Dalam kehidupan nyata citra merpati sebagai simbol kesetiaan diterapkan dalam upacara pinangan. Pada upacara adat pinangan, Jawa, calon penganten pria akan meyerahkan beberapa macam hantaran, antara lain sepasang burung merpati yang ditempatkan dalam sebuah sangkar berhias. Biasanya merpati yang digunakan jenis merpati kipas atau fantail berwarna putih. Upacara pinangan akan terasa berkesan dan indah dengan kehadiran sepasang merpati putih sebagai simbol cinta sejati.

Pembaca...setelah menyimak uraian diatas apakah anda tertarik membudidayakan merpati ekor kipas, sebagai penghias halaman belakang, mengisi waktu luang atau sebagai usaha sampingan? Tidak terlalu sulit membudidayakan merpati jenis ini, hanya butuh kesungguhan dan ketekunan.

Selamat mencoba.




Selasa, 28 Agustus 2012

HASIL PENGGUNAAN EXTENSION TUBE UNTUK MACRO

Extension Tube merupakan alat tambahan yang murah & efektif untuk foto macro. Prinsip dasar alat ini adalah menjauhkan jarak lensa dari kamera, Efeknya, image yang diterima oleh sensor adalah sama atau lebih besar daripada obyek aslinya. ada dua jenis extension tube ini, manual dan auto.

Extension tube manual, semua fungsi auto pada seting kamera tidak dapat digunakan. sedangkan jika extension tube auto, funsi AF (auto focus) dapat digunakan, tentu saja jika kamera yg digunakan memiliki fitur tsb. perbedaannya adalah pada harga, extension tube auto jauh lebih mahal di bandingkan extension tube manual.








Penampakan extension tube (manual) 







Dan berikut adalah hasil dari penggunaan extension tube pada lensa canon EFS 18-55mm





LEBAH







LEBAH





LALAT





KUPU-KUPU





TIDAK TERDEFINISI




LALAT





LALAT





KUPU-KUPU






KUPU-KUPU




Oke agan-agan, sekian dlu untuk topik kita kali ini....

Hama Dan Penyakit Tanaman Pala

Hama Dan Penyakit Tanaman Pala - Budidaya Petani. Pada kesempatan ini akan disajikan tentang Hama dan Penyakit tanaman Pala, semoga bermanfaat.

Hama Tanaman Pala
Penggerek batang. Tanaman pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu dapat mengalami kematian. Gejala: terdapat lubang gerekan pada batang diameter 0,5–1 cm, di mana didapat serbuk kayu.  Pengendalian yang dilakukan
  • menutup lubang gerekan dengan kayu/membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.
  • memasukkan/menginjeksikan (menginfuskan) racun serangga seperti Dimicron 199 EC dan Tamaran 50 EC sistemik ke dalam batang pohon pala menggunakan alat bor, dosis yang dimasukkan sebanyak 15–20 cc dan lubang tersebut segera ditutup kembali.
Anai-Anai / Rayap. Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, masuk ke pangkal batang dan akhirnya sampai ke dalam batang. Gejala: terjadinya bercak hitam pada permukaan batang, jika bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida pada tanah di sekitar batang tanaman yang diserang, insektisida disemprotkan pada bercak hitam supaya dapat merembes kedalam sarang dan saluran-saluran yang dibuat oleh anai-anai tersebut.
Kumbang Aeroceum fariculatus. Hama kumbang berukuran kecil dan sering menyerang biji pala. Imagonnya menggerek biji dan meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji tersebut, telur akan menetas dan menjadi larva yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan. Pengendalian: mengeringkan secepatnya biji pala setelah diambil dari buahnya.

Penyakit Tanaman Pala
Kanker batang. Gejala: terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting tanaman yang diserang. Pengendalian: membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian yang terserang dan dibakar.
Belah putih. Penyebab: cendawan coreneum sp. yang dapat menyebabkan buah terbelah dan gugur sebelum tua. Gejala: terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecoklat-coklatan pada bagian kuliat buah. Bercak-bercak tersebut membesar dan berwarna hitam. Pengendalian:
  • membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik; 
  • pengasapan dengan belerang di bawah pohon dengan dosis 100 gram/tanaman.
Rumah Laba-Laba. Menyerang cabang, ranting dan daun. Gejala: daun mengering dan kemudian diikuti mengeringnya ranting dan cabang. Pengendalian: memangkas cabang, ranting dan daun yang terserang, kemudian dibakar.
Busuk buah kering. Penyebab: jamur Stignina myristicae. Gejala: berupa bercak berwarna coklat, bentuk bulat dan cekung dengan ukuran bercak bervariasi, yakni dari yang berukuran sangat kecil sampai sekitar 3 cm; pada kulit buah tampak gugusan-gugusan jamur berwarna hijau kehitam-hitaman dan akhirnya bercak-bercak tersebut terjadi kering dan keras. Pengendalian: kondisi kelembaban di sekitar pohon pala perlu dikurangi, misalnya dengan mengurang kerimbunan pohon-pohon lain di sekitar pala dengan memangkas sebagian cabang-cabangnya yang berdaun rimbun, kemudian tanah di sekitar pohon dibersihkan, tidak terdapat gulma atau tanaman-tanaman perdu lainnya; buah pala dan daun yang terserang penyakit ini segera dipetik dan dipendam dalam tanah; dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara yang rutin, yakni 2–4 minggu sekali, baik pada saat ada serangan maupun tidak ada serangan dari penyakit ini, fungsida yang dapat digunakan adalah yang mengandung bahan aktif mancozeb, karbendazim dan benomi.
Busuk buah basah. Penyebab: jamur Collectotrichum gloeosporiodes, yang menyerang atau menginfeksi buah yang luka. Gejala: buah pala tampak busuk warna coklat yang sifatnya lunak dan basah; gejala ini timbul pada sekitar tangkai buah yang melekat pada buah sehingga buah mudah gugur. 
Gugur buah muda. Gejala: adanya buah muda yang gugur. Penyebab: penyakit ini belum diketahui dengan jelas. Pengendalian: dengan mengkombinasikan (memadukan) antara pemupukan dan pemberian fungisida. [Budidaya Pala dan Syarat Tumbuh Tanaman Pala]
Demikian artikel tentang Hama dan Penyakit Buah Pala , semoga bermanfaat

Syarat Tumbuh Tanaman Pala

Syarat Tumbuh Tanaman Pala - Budidaya Petani. Berikut adalah syarat tumbuh tanaman pala.
A.Iklim Untuk Budidaya Pala
  • Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.
  • Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.
B. Media Tanam Pala
  • Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi.
  • Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik.
  • Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng.
C. Ketinggian Tempat Untuk Budidaya Pala
  • Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 M, produksitivitas tanaman akan rendah. 
baca juga artikel tentang  
Budidaya Pala 
Manfaat Pala

    Manfaat Pala

    Manfaat Pala - Budidaya Petani. Manfaat pala adalah selain sebagai rempah-rempah, pala juga bermanfaat sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan juga kosmetik. Berikut adalah Manfaat Buah Pala tersebut.
    • Kulit, batang dan daun pala : Batang pohon pala hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Sedangkan kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri
    • Fuli : Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual di dalam negeri.
    • Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-rempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-muntah dan lain-lainya.
    • Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, kristal daging buah pala. 
    Demikian artikel tentang Manfaat Pala tersebut, semoga bermanfaat.

    baca juga tentang  
    Budidaya Pala  
    Hama dan Penyakit Tanaman Pala

    Cara mudah membedakan anak itik (DOD) jantan dan betina

    cara mudah membedakan DOD jantan dan betina
    Memilah anak itik jantan dan betina (sexing) wajib kuasai oleh orang-orang yang terjun didunia budidaya itik terutama pembibitan. Karena anak itik jantan dan betina djual dengan harga yang jauh berbeda.
    Berikut adalah cara memilah kelamin anak itik :
    1.Hand sexing
    Adalah cara memilah kelamin anak itik dengan cara membuka anus/kloaka. Jika terdapat benjolan kecil dianus maka anak itik ini berkelamin jantan, jika tidak ada maka berkelamin betina. Sexing dengan cara ini memiliki tingkat akurasi/ketepatan yang tinggi, tapi sedikit repot dan makan waktu lumayan lama. Bayangkan jika yang dipilah berjumlah ratusan atau bahkan ribuan.

    2.Bend sexing
    Adalah memilah kelamin anak itik dengan memperhtikan tingkah anak itik. Termasuk dalam cara ini adalah membedakan warna bulu dan paruh anak itik. Bulu anak itik jantan lebih gelap dan kasar daripada anak itik betina. Warna paruh anak itik jantan abu-abu kehitaman, sedang anak itik betina lebih terang mirip warna bawang merah (bhs jawa : mbrambang). Dengan cara ini akan lebih mudah dan cepat dibanding cara nomer 1 /hand sexing. Namun jika ada keraguan maka cara nomer 1 dilakukan.

    3.Voice sexing
    Adalah pemilahan kelamin anak itik dengan membedakan suara yang dikeluarkan anak itik. Anak itik jantan bersuara serak, sedangkan anak itik betina nyaring. Cara ini membutuhkan latihan dan konsentrasi.

    Demikianlah cara memilah kelamin anak itik yang baru menetas. Saya lebih suka menggunakan cara nomer 2/dengan membedakan warna paruh dan bulu karena lebih mudah dan cepat. Namun ada sedikit kejadian warna paruh sulit dibedakan, kalau terjadi demikian saya gunakan cara nomer 1/hand sexing untuk lebih meyakinkan.

    Semoga bermanfaat.

    note : DOD: day old duck/anak itik umur sehari

    Senin, 27 Agustus 2012

    Budidaya Pala

    Budidaya Pala - Budidaya Petani.  Pada kesempatan kali ini blog Budidaya Petani akan membahas mengenai Cara Budidaya Pala dan beberapa informasi lain yang berhubungan dengan budidaya pala. Budidaya Pala banyak ditemui misalnya di daerah Sulawesi, Irian atau Aceh. Berikut artikel tentang budidaya tanaman pala tersebut.

    Pala merupakan tanaman buah asli Indonesia yang berasal dari Banda dan Maluku.Tanaman pala memiliki beberapa jenis yaitu: Myristica fragrans Houtt, Myristica argentea Ware, Myristica fattua Houtt, Myristica specioga Ware, Myristica Sucedona BL, Myristica malabarica Lam.
      Jenis pala yang banyak dibudidayakan adalah jenis Myristica fragrans, karena mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada jenis lainnya. Manfaat pala adalah selain sebagai rempah-rempah, pala juga berfungsi sebagai tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak digunakan dalam industri pengalengan, minuman dan juga kosmetik.
      • Kulit, batang dan daun pala : Batang pohon pala hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Sedangkan kulit batang dan daun tanaman pala menghasilkan minyak atsiri
      • Fuli : Fuli adalah benda untuk menyelimuti biji buah pala yang berbentuk seperti anyaman pala, disebut “bunga pala”. Bunga pala ini dalam bentuk kering banyak dijual di dalam negeri.
      • Biji pala tidak pernah dimanfaatkan oleh orang-orang pribumi sebagai rempah-rempah. Buah pala sesungguhnya dapat meringankan semua rasa sakit dan rasa nyeri yang disebabkan oleh kedinginan dan masuk angin dalam lambung dan usus. Biji pala sangat baik untuk obat pencernaan yang terganggu, obat muntah-muntah dan lain-lainya.
      • Daging buah pala sangat baik dan sangat digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan ringan, misalnya: asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, kKristal daging buah pala.
      Iklim Untuk Budidaya Pala
      • Tanaman pala juga membutuhkan iklim yang panas dengan curah hujan yang tinggi dan agak merata/tidak banyak berubah sepanjang tahun.
      • Suhu udara lingkungan 20-30 derajat C sedangkan, curah hujan terbagi secara teratur sepanjang tahun. Tanaman pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan.
      Media Tanam Pala
      • Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkasnis yang mempunyai pembuangan air yang baik. Tanaman pala tumbuh baik di tanah yang bertekstur pasir sampai lempung dengan kandungan bahan organis yang tinggi.
      • Sedangkan pH tanah yang cocok untuk tanaman pala adalah 5,5 – 6,5. Tanaman ini peka terhadap gangguan air, maka untuk tanaman ini harus memiliki saluran drainase yang baik.
      • Pada tanah-tanah yang miring seperti pada lereng pegunungan, agar tanah tidak mengalami erosi sehingga tingkat kesuburannya berkurang, maka perlu dibuat teras-teras melintang lereng.
      Ketinggian Tempat Untuk Budidaya Pala
      • Tanaman pala dapat tumbuh baik di daerah yang mempunyai ketinggian 500-700 m dpl. Sedangkan pada ketinggian di atas 700 m, produksitivitas tanaman akan rendah.
      Perbanyakan bibit dengan biji dapat dilakukan dengan mengecambahkan biji. Dalam hal ini biji yang digunakan berasal dari:
      • Biji sapuan: biji yang dikumpulkan begitu saja tanpa diketahui secara jelas dan pasti mengenai pohon induknya.
      • Biji terpilih: biji yang asalnya atau pohon induknya diketahui dengan jelas. Dalam hal ini ada 3 macam biji terpilih, yaitu: 
      - biji legitiem, yaitu biji yang diketahui dengan jelas pohon induknya (asal putiknya jelas diketahui);
      - biji illegitiem, yaitu biji yang berasal dari tumpang sari tidak diketahui, tetapi asal putiknya jelas diketahui;
      - biji Propellegitiem, yaitu biji yang terjadi hasil persilangan dalam satu kebun yang terdiri dua klon atau lebih.

      Biji-biji yang akan digunakan sebagai benih harus berasal dari buah pala yang benar-benar masak. Buah pala bijinya akan digunakan sebagai benih hendaknya berasal dari pohon pala yang mempunyai sifat-sifat yaitu pohon dewasa yang tumbuhnya sehat; dan mampu berproduksi tinggi dan kwalitasnya baik.

      Biji-biji dari pohon induk terpilih yang akan digunakan sebagai benih harus diseleksi, yaitu dipilih biji-biji yang ukurannya besar dengan bobot minimum 50 gram/biji, berbentuk agak bulat dan simetris, kulit biji berwarna coklat kehitam-hitaman dan mengkilat, tidak terserang oleh hama dan penyakit. Buah pala yang dipetik dari pohon dan akan dijadikan benih harus segera diambil bijinya, paling lambat dalam waktu 24 jam biji-biji tersebut harus sudah disemaikan. Hal ini disebabkan oleh sifat biji pala yang daya berkecambahnya dapat cepat menurun.

      Tanah tempat penyemaian harus dekat sumber air untuk lebih memudahkan melakukan penyiraman pesemaian. Tanah yang akan dipakai untuk penyemaian harus dipilih tanah yang subur dan gembur. Tanah diolah dengan cangkul dengan kedalaman olakan sekitar 20 cm dan dibuat bedengan dengan ukuran lebar sekitar 1,5 cm dan panjangnya 5-10 cm, tergantung biji pala yang akan disemaikan. Bedengan dibuat membujur Utara-Selatan. Kemudian tanah yang sudah diolah tersebut dicampuri dengan pupuk kandang yang sudah jadi (sudah tidak mengalami fermentasi) secara merata secukupnya supaya tanah bedengan tersebut menjadi gembur. Sekeliling bedengan dibuka selokan kecil yang berfungsi sebagai saluran drainase.
      Bedengan diberi peneduh dari anyaman daun kelapa/jerami dengan ukuran tinggi sebelah Timur 2 m dan sebelah Barat 1 m. maksud pemberian peneduh ini adalah agar pesemaian hanya terkena sinar matahari pada pagi sampai menjelang siang hari dan pada siang hari yang panas terik itu persemaian itu terlindungi oleh peneduh.

      Tanah bedengan disiram air sedikit demi sedikit sehingga kebasahannya merata dan tidak sampai terjadi genangan air pada bedengan. Kemudian biji-biji pala disemaikan dengan membenamkan biji pala sampai sedalam sekiat 1 cm di bawah permukaan tanah bedengan. Jarak persemaian antar-biji adalah 15X15 cm. Posisi dalam membenamkan biji/benih harus rapat, yakni garis putih pada kulit biji terletak di bawah. Pemeliharaan pesemaian terutama adalah menjaga tanah bedengan tetap dalam keadaan basah (disiram dengan air) dan menjaga agar tanah bedengan tetap bersih dari gulma).

      Setelah biji berkecambah yaitu sudah tumbuh bakal batangnya. Maka bibit pada pesemaian tersebut dapat dipindahkan ke kantong polybag yang berisi media tumbuh berupa tanah gembur yang subur dicampur dengan pupuk kandang. Pemindahan bibit dari pesemaian ke kantong polybag harus dilakukan secara hati-hati agar perakarannya tidak rusak.

      Polybag yang sudah berisi bibit tanaman harus diletakkan pada tempat yang terlindung dari sinar matahari/diletakkan berderet-deret dan diatasnya diberi atap pelindung berupa anyaman daun kelapa/jerami.
      Pemeliharaan dalam polybag terutama adalah menjaga agar media tumbuhnya tetap bersih dari gulma dan menjaga media tumbuh dalam keadaan tetap basah namun tidak tergantung air. Agar tidak tergenang air, bagian bawahnya dari polybag harus diberi lubang untuk jalan keluar air siraman/air hujan.
      Bibit-bibit tersebut dapat dilakukan pemupukan ringan, yakni dengan pupuk TSP dan urea masing-masing sektar 1 gram tiap pemupukan. Pupuk ditaruh di atas permukaan media tumbuh kemudian langsung disiram. Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, yakni pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan. Setelah bibit tanaman mempunyai 3–5 batang cabang, maka bibit ini dapat dipindahkan/ditanam di lapangan.

      Perbanyakan bibit tanaman pala dengan cara mencangkok bertujuan untuk mendapatkan tanaman yang mempunyai sifat-sifat asli induknya-pohon yang dicangkok. Hal yang diperhatikan dalam memilih batang/cabang yang akan dicangkok adalah dari pohon yang tumbuhnya sehat dan mampu memproduksi buah cukup banyak, pohon yang sudah berumur 12–15 tahun. Batang yang sudah berkayu, tetapi tidak terlalu tua/terlalu muda.

      Cara mencangkok:
      • Batang dikelupas kulitnya dengan pisau tajam secara melingkar sepanjang 3–4 cm. Posisi cangkokan sekitar 25 cm dari pangkal batang/cabang. Lendir/kambium yang melapisi kayu dihilangkan dengan cara disisrik kambiumnya, batang yang akan dicangkok tersebut dibiarkan selama beberapa jam sampai kayunya yang tampak itu kering benar.
      • Ambillah tanah yang gembur dan sudah dicampuri dengan pupuk kandang dalam keadaan basah dan menggumpal. Kemudian tanah tersebut ditempelkan/dibalutkan pada bagian batang yang telah dikuliti berbentuk gundukan tanah. Gundukan tanah tersebut kemudian dibalut dengan sabut kelapa/plastik. Agar tanah dapat melekat erat pada batang yang sudah dikuliti,
        maka sabut kelapa/plastik pembalut itu diikat dengan tali secara kuat pada bagian bawa, bagian tengah dan bagian atas. Bila menggunakan pembalut dari palstik, maka bagian atas dan bagian bawah harus diberi lubang kecil untuk memasukkan air siraman (lubang bagian atas) dan sebagai saluran drainase (lubang bagian bawah). Bila pencangkokkan ini berhasil dengan baik, maka setelah 2 bulan akan tumbuh perakarannya. Jika perakaran cangkokkan itu sudah siap untuk dipotong dan
        dipindahkan keranjang atau ditanam langsung di lapangan.
      3) Perbanyakan Bibit Pala Dengan Cara Peyambungan (Enten Dan Okulasi)
      Perbanyakan bibit pala dengan sistem penyambungan adalah menempatkan bagian tanaman yang dipilih pada bagian tanaman lain sebagai induknya sehingga membentuk satu tanaman bersama. Sistem penyambungan ini ada dua cara, yakni:
      A. Penyambungan Pucuk (entern, grafting) : Penyambungan pucuk ini ada tiga macam yaitu :
      • Enten celah (batang atas dan batang bawah sama besar) 
      • Enten pangkas atau kopulasi 
      • Enten sisi (segi tiga)
      B. Penyambungan mata (okulasi) : Penyambungan mata ada tiga macam yaitu : 
      • Okulasi biasa (segi empat) 
      • Okulasi “T” 
      • Forkert 
      • Setelah 3-4 bulan sejak penyambungan dengan sistem enten atau okulasi itu dilakukan dan jika telah menunjukkan adanya pertumbuhan batang atas (pada penyambungan enten) dan mata tunas (pada penyambungan okulasi), tanaman sudah dapat ditanam di lapangan.
      Perbanyakan Cara Penyusuan (Inarching Atau Approach Grafting). Dalam sistem penyusuan ini, ukuran batang bawah dan batang atas harus sama besar (kurang lebih besar jari tangan orang dewasa). Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
      • Pilihlah calon bawah dan batang atas yang mempunyai ukuran sama.
      • Lakukanlah penyayatan pada batang atas dan batang bawah dengan bentuk dan ukuran sampai terkena bagian dari kayu.
      • Tempelkan batang bawah tersebut pada batang atas tepat pada bekas sayatan tadi dan ikatlah pada batang atas tepat pada bekas sayatan dan ikat dengan kuat tali rafia.
        Setelah beberapa waktu, kedua batang tersebut akan tumbuh bersama-sama seolah-olah batang bawah menyusu pada batang atas sebagai induknya. Dalam waktu 4–6 minggu, penyusuan ini sudah dapat dilihat hasilnya. Jika batang atas daun-daunnya tidak layu, maka penyusuan itu dapat dipastikan berhasil. Setelah 4 bulan, batang bagian bawah dan bagian atas sudah tidak diperlukan lagi dan boleh dipotong serta dibiarkan tumbuh secara sempurna. Jika telah tumbuh sempurna, maka bibit dari hasil penyusuan tersebut sudah dapat ditanam di lapangan.

        Tanaman pala dapat diperbanyak dengan stek tua dan muda yang dengan 0,5% larutan hormaon IBA. Penyetekan menggunakan hormon IBA 0,5%, biasanya pada umur 4 bulan setelah dilakukan penyetekan sudah keluar akar-akarnya. Kemudian tiga bulan berikutnya sudah tumbuh perakaran yang cukup banyak. Percobaan lain adalah dengan menggunakan IBA 0,6% dalam bentuk kapur. Penyetekan dengan menggunakan IBA 0,6%, biasanya setelah 8 minggu sudah terbentuk kalus di bagian bawah stek. Kemudian jika diperlukan untuk kedua kalinya dengan larutan IBA 0,5%, maka setelah 9 bulan kemudian sudah tampak perakaran.

        Kebun untuk tanaman pala perlu disiapkan sebaik-baiknya, di atas lahan masih terdapat semak belukar harus dihilangkan. Kemudian tanah diolah agar menjadi gembur sehingga aerasi (peredaran udara dalam tanah) berjalan dengan baik. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan pada musim kemarau supaya proses penggemburan tanah itu dapat lebih efektif. Pengolahan tanah pada kondisi lahan yang miring harus dilakukan menurut arah melintang lereng. Pengolahan tanah dengan cara ini akan membentuk alur yang dapat mencegah aliran permukaan tanah/menghindari erosi. Pada tanah yang kemiringan 20% perlu dibuat teras-teras dengan ukuran lebar sekitar 2 m, dapat pula dibuat teras tersusun dengan penanaman sistem kountur, yaitu dapat membentuk teras guludan, teras kredit/teras bangku.

        Penanaman bibit dilakukan pada awal musim hujan. Hal ini untuk mencegah agar bibit tanaman tidak mati karena kekeringan, bibit tanaman yang berasal dari biji dan sudah mempunyai 3–5 batang cabang biasanya sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan sehingga pertumbuhannya dapat baik. Penanaman yang berasal dari biji dilakukan dengan cara sebagai berikut: polybag (kantong pelastik) di lepaskan terlebih dahulu, bibit dimasukkan kedalam lubang tanam dan permukaan tanah pada lubang tanam tersebut dibuat sedikit dibawah permukaan lahan kebun. Setelah bibit-bibit tersebut ditanam, kemudian lubang tanam tersebut disiram dengan air supaya media tumbuh dalam lubang menjadi basah.
        Bila bibit pala yang berasal dari cangkok, maka sebelum ditanam daun-daunnya harus dikurangi terlebih dahulu untuk mencegah penguapan yang cepat. Lubang tanam untuk bibit pala yang berasal dari cangkang perlu dibuat lebih dalam. Hal ini dimaksudkan agar setelah dewasa tanaman tersebut tidak roboh karena sistem akaran dari bibit cangkokan tidak memiliki akar tunggang. Setelah bibit di tanam, lubang tanam harus segera disiram supaya media tumbuhan menjadi basah. Penanaman bibit pala yang berasal dari enten dan okulasi dapat dilakukan seperti menanam bibit-bibit pala yang berasal dari biji. Lubang tanaman perlu dipersiapkan satu bulan sebelum bibit ditanam. Hal ini bertujuan agar tanah dalam lubangan menjadi dayung (tidak asam), terutama jika pembuatannya pada musim hujan, lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm untuk jenis tanah ringan dan ukuran 80x80x80 cm untuk jenis tanah liat. Dalam menggali lubang tanam, lapisan tanah bagian atas harus dipisahkan dengan lapisan tanah bagian bawah, sebab kedua lapisan tanah ini mengandung unsur yang berbeda. Setelah beberapa waktu, tanah galian bagian bawah di masukkan lebih dahulu, kemudian menyusul tanah galian bagian atas yang telah dicampur dengan pupuk kandang secukupnya. Jarak tanam yang baik untuk tanaman pala adalah: pada lahan datar adalah 9x10 m. Sedangkan pada lahan bergelombang adalah 9x9 m.

        Untuk mencegah kerusakan atau bahkan kematian tanaman, maka perlu di usahakan tanaman pelindung yang pertumbuhannya cepat, misalnya tanaman jenis Clerisidae atau jauh sebelumnya bibit pala di tanam, lahan terlebih dahulu di tanami jenis tanaman buah-buahan/tanaman kelapa.
        • Penyulaman harus dilakukan dilakukan jika bibit tanaman pala itu mati/pertumbuhannya kurang baik.
        • Pada akhir musim hujan, setelah pemupukan sebaiknya segera dilakukan penyiraman agar pupuk dapat segera larut dan diserap akar. Pada waktu tanaman masih muda, pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik ( pupuk kimia sama dengan pupuk buatan) yaitu berupa TSP, Urea dan KCl. Namun jika tanaman sudah dewasa/sudah tua, pemupukan yang dan lebih efektif adalah pupuk anorganik. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan.
        • Sebelum pemupukan dilakukan, hendaknya dibuat parit sedalam 10 cm dan lebar 20 cm secara melingkar di sekitar batang pokok tanaman selebar kanopi (tajuk pohon), kemudian pupuk TSP, Urea dan KCl ditabur dalam parit tersebut secara merata dan segera ditimbun tanah dengan rapat. Jika pemupukan di lakukan pada awal musim hujan, setelah dilakuakan pada akhir musim hujan, maka untuk membantu pelarutan pupuk dapat dilakukan penyiraman, tetapi jika kondisinya masih banyak turun hujan tidak perlu dilakukan penyiraman.
          Hama dan Penyakit Tanaman Pala

          Hama 
          Penggerek batang. Tanaman pala yang terserang oleh hama ini dalam waktu tertentu dapat mengalami kematian. Gejala: terdapat lubang gerekan pada batang diameter 0,5–1 cm, di mana didapat serbuk kayu.  Pengendalian yang dilakukan
          • menutup lubang gerekan dengan kayu/membuat lekukan pada lubang gerekan dan membunuh hamanya.
          • memasukkan/menginjeksikan (menginfuskan) racun serangga seperti Dimicron 199 EC dan Tamaran 50 EC sistemik ke dalam batang pohon pala menggunakan alat bor, dosis yang dimasukkan sebanyak 15–20 cc dan lubang tersebut segera ditutup kembali.
          Anai-Anai / Rayap. Hama anai-anai mulai menyerang dari akar tanaman, masuk ke pangkal batang dan akhirnya sampai ke dalam batang. Gejala: terjadinya bercak hitam pada permukaan batang, jika bercak hitam itu dikupas, maka sarang dan saluran yang dibuat oleh anai-anai (rayap) akan kelihatan. Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida pada tanah di sekitar batang tanaman yang diserang, insektisida disemprotkan pada bercak hitam supaya dapat merembes kedalam sarang dan saluran-saluran yang dibuat oleh anai-anai tersebut.
          Kumbang Aeroceum fariculatus. Hama kumbang berukuran kecil dan sering menyerang biji pala. Imagonnya menggerek biji dan meletakkan telur di dalamnya. Di dalam biji tersebut, telur akan menetas dan menjadi larva yang dapat menggerek biji pala secara keseluruhan. Pengendalian: mengeringkan secepatnya biji pala setelah diambil dari buahnya.

          Penyakit 
          Kanker batang. Gejala: terjadinya pembengkakan batang, cabang atau ranting tanaman yang diserang. Pengendalian: membersihkan kebun dari semak belukar, memangkas bagian yang terserang dan dibakar.
          Belah putih. Penyebab: cendawan coreneum sp. yang dapat menyebabkan buah terbelah dan gugur sebelum tua. Gejala: terdapat bercak-bercak kecil berwarna ungu kecoklat-coklatan pada bagian kuliat buah. Bercak-bercak tersebut membesar dan berwarna hitam. Pengendalian:
          • membuat saluran pembuangan air (drainase) yang baik; 
          • pengasapan dengan belerang di bawah pohon dengan dosis 100 gram/tanaman.
          Rumah Laba-Laba. Menyerang cabang, ranting dan daun. Gejala: daun mengering dan kemudian diikuti mengeringnya ranting dan cabang. Pengendalian: memangkas cabang, ranting dan daun yang terserang, kemudian dibakar.
          Busuk buah kering. Penyebab: jamur Stignina myristicae. Gejala: berupa bercak berwarna coklat, bentuk bulat dan cekung dengan ukuran bercak bervariasi, yakni dari yang berukuran sangat kecil sampai sekitar 3 cm; pada kulit buah tampak gugusan-gugusan jamur berwarna hijau kehitam-hitaman dan akhirnya bercak-bercak tersebut terjadi kering dan keras. Pengendalian: kondisi kelembaban di sekitar pohon pala perlu dikurangi, misalnya dengan mengurang kerimbunan pohon-pohon lain di sekitar pala dengan memangkas sebagian cabang-cabangnya yang berdaun rimbun, kemudian tanah di sekitar pohon dibersihkan, tidak terdapat gulma atau tanaman-tanaman perdu lainnya; buah pala dan daun yang terserang penyakit ini segera dipetik dan dipendam dalam tanah; dapat dilakukan dengan penyemprotan fungisida secara yang rutin, yakni 2–4 minggu sekali, baik pada saat ada serangan maupun tidak ada serangan dari penyakit ini, fungsida yang dapat digunakan adalah yang mengandung bahan aktif mancozeb, karbendazim dan benomi.
          Busuk buah basah. Penyebab: jamur Collectotrichum gloeosporiodes, yang menyerang atau menginfeksi buah yang luka. Gejala: buah pala tampak busuk warna coklat yang sifatnya lunak dan basah; gejala ini timbul pada sekitar tangkai buah yang melekat pada buah sehingga buah mudah gugur. 
          Gugur buah muda. Gejala: adanya buah muda yang gugur. Penyebab: penyakit ini belum diketahui dengan jelas. Pengendalian: dengan mengkombinasikan (memadukan) antara pemupukan dan pemberian fungisida.

          Umumnya pohon pala mulai berbuah pada umur 7 tahun dan pada umur 10 tahun telah berproduksi secara menguntungkan. Produksi pada akan terus meningkat dan pada umur 25 tahun mencapai produksi tertinggi. Pohon pala terus berproduksi sampai umur 60–70 tahun. Buah pala dapat dipetik (dipanen) setelah cukup masak (tua), yakni yaitu sekitar 6–7 bulan sejak mulai bunga dengan tanda-tanda buah pala yang sudah masak adalah jika sebagian dari buah tersebut tersebut murai merekah (membelah) melalui alur belahnya dan terlihat bijinya yang diselaputi fuli warna merah. Jika buah yang sudah mulai merekah dibiarkan tetap dipohon selama 2-3 hari, maka pembelahan buah menjadi sempurna (buah berbelah dua) dan bijinya akan jatuh di tanah. Di Daerah Banda, dikenal 3 macam waktu panen tiap tahun, yaitu: (1) panen raya/besar (pertengahan musim hujan); panen lebih sedikit (awal musim hujan) dan panen kecil (akhir musim hujan). Panen buah pala pada permulaan musim hujan memberikan hasil paling baik (berkualitas tinggi) dan bunga pala (fuli) yang paling tebal.

          Pemetikan buah pala dapat dilakukan dengan galah bambu yang ujungnya diberi/dibentuk keranjang (jawa: sosok). Selain itu dapat pula dilakukan dengan memanjat dan memilih serta memetik buah-buah pala yang sudah masak benar.

          Setelah buah-buah pala masak dikumpulkan, buah yang sudah masak dibelah dan antara daging buah, fuli dan bijinya dipisahkan. Setiap bagian buah pala tersebut ditaruh pada wadah yang kondisinya bersih dan kering. Biji-biji yang terkumpul perlu disortir dan dipilah-pilahkan menjadi 3 macam yaitu:
          • yang gemuk dan utuh;
          • yang kurus atau keriput; dan
          • yang cacat.
            Biji pala yang diperoleh dari proses ke-I tersebut segera dijemur untuk menghindari serangan hama dan penyakit. Biji dijemur dengan panas matahari pada lantai jemur/tempat lainnya. Pengeringan yang terlalu cepat dengan panas yang lebih tinggi akan mengakibatkan biji pala pecah. Biji pala yang telah kering ditandai dengan terlepas bagian kulit biji (cangkang), jika digolongkan akan kocak dan kadar airnya sebesar 8–10 %.
            Biji-biji pala yang sudah kering, kemudian dipukul dengan kayu supaya kulit buijinya pecah dan terpisah dengan isi biji. Isi biji yang telah keluar dari cangkangnya tersebut disortir berdasarkan ukuran besar kecilnya isi biji:
            • Besar: dalam 1 kg terdapat 120 butir isi biji.
            • Sedang: dalam 1 kg terdapat sekitar 150 butir isi biji.
            • Kecil: dalam 1 kg terdapat sekitar 200 butir isi biji.
              Isi biji yang sudah kering, kemudian dilakukan pengapuran. Pengapuran biji pala yang banyak dilakukan adalah pengapuran secara basah, yaitu:
              • Kapur yang sudah disaring sampai lembut dibuat larutan kapur dalam bak besar/bejana (seperti yang digunakan untuk mengapur atau melabur dinding/tembok).
              • Isi biji pala ditaruh dalam keranjang kecil dan dicelupkan dalam larutan kapur sampai 2–3 kali dengan digoyang-goyangkan demikian rupa sehingga air kapur menyentuh semua isi biji.
              • Selanjutnya isi biji itu diletakkan menjadi tumpukan dalam gudang untuk diangin-anginkan sampai kering.
                Setelah proses pengapuran perlu diadakan pemeriksaaan terakhir untuk mencegah kemungkinan biji-biji pala tersebut cacat, misalnya pecah yang sebelumnya tidak diketahui.
                Pengawetan biji pala juga dapat dilakukan dengan teknologi baru, yakni dengan fumigasi dengan menggunakan zat metil bromida (CH3 B1) atau karbon bisulfida (CS2)

                Pengeringan Bunga Pala (Fuli) dijemur pada panas matahari secara perlahan-lahan selama beberapa jam, kemudian diangin-anginkan. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai fuli itu kering. Warna fuli yang semula merah cerah, setelah dikeringkan menjadi merah tua dan akhirnya menjadi jingga. Dengan pengeringan seperti ini dapat menghasilkan fuli yang kenyal (tidak rapuh) dan berkualitas tinggi sehingga nilai ekonomisnya pun tinggi pula.

                Pemecahan tempurung biji pala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
                • Dengan tenaga manusia : Cara memecah tempurung dari biji pala dilakukan dengan cara memukulnya dengan kayu sampai tempurung tersebut pecah. Cara memecah tempurung biji pala memerlukan keterampilan khusus, sebab kalau tidak isi biji akan banyak yang rusak (pecah) sehingga kulitasnya turun.
                • Dengan mesin : Cara ini banyak digunakan petani pala. Secara sederhana dapat diterangkan bahwa mekanisme kerja dan alat ini sama dengan yang dilakukan oleh manusia, yakni bagian tertentu dari mesin menghancurkan kulit buah pala sehingga yang tinggal adalah isi bijinya. Keuntungan dari penggunaan mesin adalah tenaga, waktu dan biaya operasionalnya dapat ditekan. Disamping itu kerusakan mekanis dari isi biji juga lebih kecil.
                Untuk menentukan kualitas dari inti biji pala yang dihasilkan, kriteria yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
                A. Pala kupas ABCD:
                • bji relatif berat
                • bentuknya sempurna dan tidak keriput
                • tidak diserang hama/penyakit
                • tidak pecah/rusak mekanis.
                B. Pala kupas RIMPEL:
                • biji relatif berat 
                • berkeriput 
                • tidak pecah  
                • tidak diserang hama/penyekit
                C. Pala kupas B.W.P.
                • berkeriput
                • ada kerusakan mekanis
                • diserang hama dan penyakit
                • ringan
                  Dari hasil penyortiran kualitas biji tersebut, kita akan mendapatkan berat rata-rata yang berbeda, yakni:
                  1. Pala kupas ABCD dalam satu sak berat (90 kg).
                  2. Pala kupas RIMPEL dalam satu sak berat (80 kg).
                  3. Pala kupas B.W.P. dalam satu sak berat (75 kg).
                  Kriteria untuk menentukan standar kualitas fuli didasarkan pada warna, bentuk serta kematangan dari fuli. Kriteria kualitas fuli adalah:
                  1. Fuli I (moce one): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli utuh; warnanya bagus (merah).
                  2. Fuli II (moce two): dari buah yang sudah tua; keadaan fuli tidak utuh lagi;
                  3. Gruis I dan II: fuli hancur; lapuk dan mudah pecah; warnanya hitam.
                  Khusus untuk Gruise II digunakan mesin penghancur untuk lebih menghaluskan fuli.
                  Kualitas biji pala ditentukan oleh:
                  1. Jarak tanam: jarak tanam bukan saja mempengaruhi kuantitas, tetapi menentukan kualitas pala yang dihasilkan. Dengan jarak tanam yang rapat biasanya kita akan dapatkan buah-buah yang kecil.
                  2. Pemeliharaan: pemeliharaan juga mempengaruhi kualitas pala yang dihasilkan. Akibat dari pemeliharaan yang tidak baik buah pala mudah diserang oleh hama atau penyakit (terbelah putih) sehingga kualitas buah kurang baik.
                  3. Cara pemetikan dan prosesing: buah yang dipetik pada waktu masih muda, biji dan fuli yang kita dapatkan kualitasnya akan rendah. Demikian pula dengan prosesing yang kurang baik, misalnya penjemuran yang dilakukan secara tergesa-gesa, biji pala yang dihasilkan tentu akan banyak yang pecah.
                  Setiap kemasan diambil contohnya sebanyak 3 kg dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut dicampur merata tanpa menimbulkan kerusakan, kemudian dibagi 4 dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai contoh mencapai 3 kg untuk dianalisa.
                  • Jumlah kemasan dalam partai: 1 sampai 100, minimum jumlah contoh yang diambil 5.
                  • Jumlah kemasan dalam partai: 101 sampai 300, minimum jumlah contoh yang diambil 7.
                  • Jumlah kemasan dalam partai: 301 sampai 500, minimum jumlah contoh yang diambil 9.
                  • Jumlah kemasan dalam partai: 501 sampai 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 10.
                  • Jumlah kemasan dalam partai: lebih dari 1000, minimum jumlah contoh yang diambil 15.
                  • Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman/dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
                    Tujuan pengemasan adalah mencegah kerusakan produk hingga ke tangan konsumen. Pengemasan yang umum adalah dengan karung plastik karena dapat mencegah kerusakan dalam waktu yang relatif lama. Pengepakan biji dan fuli pala dilakukan secara sederhana. Pala yang telah disortir dipak dengan menggunakan karung goni berlapis dua. Rata-rata dari setiap kualitas
                    pala adalah sebagai berikut:
                    • Pala kupas ABCD dalam satu sak berat 90 kg.
                    • Pala kupas RIMPEL dalam satu sak berat 80 kg.
                    • Pala kupas B.W.P. dalam satu sak berat 75 kg.
                      Khusus untuk pengepakan fuli biasanya dilakukan dalam peti kayu (triplek) dengan berat rata-rata 70-75 kg/peti. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan pengepakan adalah: fuli yang akan dipak harus difumigasi terlebih dahulu. Pemberian fumigant pada biji pala dan fuli harus dilakukan di suatu ruang yang tertutup rapat selama 2 x 24 jam. Fumigant yang biasa digunakan adalah Methyl Bromida. 

                      Demikian artikel tentang Cara Budidaya Tanaman/ Pohon/ Buah Pala , Semoga bermanfaat.
                      baca juga
                      Budidaya Alpukat

                      Minggu, 26 Agustus 2012

                      Cara Budidaya Mentimun

                      Mentimun (Cucumis sativus L), merupakan sayuran buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Permintaan mentimun cukup tinggi karena selain dapat dikonsumsi segar juga dapat digunakan untuk bahan kosmetik Sari buah mentimun diyakini dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan nutrisi tiap 100 g : berupa kalori 12 cal, 0,60 g protein, 0,2 g lemak, 2,4 g karbohidrat, 0,5g serat, 0,4 abu, 19 mg kalsium, 12 mg fosfor, 122 mg kalium, 0,4 mg besi, 5 mg natrium, 0,02 mg vitamin B1; 0,02 vitamin B2; niacin 0,10 mg dan vitamin C 10 mg.
                      Mentimun dapat ditanam pada dataran rendah sampai tinggi (50-1250 m d.p.l). Tanah yang gembur, kaya bahan organik atau humus, pH netral 6-7, drainase cukup baik dan cukup sinar matahari sangat baik untuk pertumbuhan dan produksi mentimun.
                      Penyiapan Benih dan Pembibitan
                      • Pembenihan varietas local dapat dilakukan dengan memilih buah masak pohon, sehat dan tidak cacat. Varietas mentimun hasil silangan Balai Penelitian Tanaman Sayuran diantaranya Saturnus, mars dan pluto.
                      • Buah dibelah, biji dikeluarkan dan dikeringkan hingga kadar air kurang lenih 12%, lakukan seleksi biji kemudian kemas dalam botol berwarna dan tutup rapat.
                      • pembibitan dapat dilakukan di polibeg ukuran  8cm x 10 cm disi media tanah pupuk kandang perbandingan 1:1 atau 2:1 (volume 2/3 bagian pot).
                      • Benih direndam air hangat suhu 55 derajat - 60 derajat celcius selama 15-30 menitatau air dingi selama 12 jam. Kemudian haruns dibungkus kain basah dan diperam 12 jam. Setelah benih berkecambah dipindahkan ke polibeg yang telah berisi media. 
                      • Setelah 12-20 hari, semaian mentimun sudah siap ditanam dibedengan.
                      Penyiapan Lahan
                      • Tanah diolah dengan cara dibajak atau dicangkul sedalam 30-35 cm. Dikeringkan selama kurang lebih 14 hari. Dibuat bedengan, ukuran lebar 120 cm, tinggi 30-40 cm, jarak antar bedengan kurang lebih 30-40 cm.
                      • Pemberian pupuk kandang dengan dosis 10-20 ton/ha atau membuat lubang tanam ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dengan jarak 100 cm x 50 cm dan setiap lubang tanam diberi pupuk kandang 0,5 kg.
                      • Bedengan diratakan kembali untuk ditanami benih mentimun.
                      Penanaman
                      • Waktu tanam dilakukan akhir MH/MK.
                      • Pemupukan dasar Urea, TSP dan KCL masing- masing 150 kg/ha atau 450 kg/ha NPK, mentimun hibrida dosis 600 kg/ha NPK.
                      • Semaian timun ditanam satu lubang satu benih.
                      Pemeliharaan Tanaman 
                      • Penyulaman umur 15 HST
                      • Pengairan, awal pertumbuhan disiram 2 kali sehari (pagi dan sore). Cara di leb atau disiram dengan gembor, selanjutnya disesuaikan dengan kondisi iklim.
                      • Pemasangan ajir (turus) dari bambu kayu, 5 HST.
                      • Penyiangan dan pemupukan dilakukan bersamaan. Pemupukan dilakukan pada saat tanaman umur 1 bulan setelah tanam. jenis dan dosis pupuk Urea 100 kg/ha, ZA 200 kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCL 100 kg/ha. Cara pemberian pupuk dilelatakan disekeliling tiap tanaman sejauh 15 cm dari batang.
                      • Pemangkasan dengan pengurangan daun dilakukan pada umur 21 HST
                      • Pengendealian hama dan penyakit : Oteng-oteng, kembang daun, Pengendalian : waktu tanam serempak disemprot dengan insektisida Sevin 85 S konsentrasi 0,1-0,2%. Lalat buah, pengendalian memasang perangkap "metil eugenol", penyemprotan insektisida Melathion WP 0,1-0,2%. Kutu daun, pengendalian, disemprot insektisida perfekthion 0,1-0,2%. Penyakit tepung, pengendalian mencabut tanaman sakit dan disemprot fungisida berbahan aktif benomyl atau karbendazim. Antraknose, bercak-bercak coklat pada daun kemudian mati. Pengendalian : disemprot dengan fungisida berbahan aktif karbendazim atau mankozeb. Layu bakteri, layu seluruh daun dan tanaman mati, Pengendalian mencabut tanamn sakit. Kudis, pengendalian disemprot dengan fungisida ditiokarbamat. Busuk buah, pengendalian menghindari luka mekanis pada waktu dikebun panen. 
                      Untuk menghindari serangan hama dan penyakit mentimun cara yang paling efektif adalah melakukan pergiliran tanaman.
                      Panen
                      • Panen umur 2-3 bulan setelah tanam (umur 48 HST mentimun local, hibrida umur 42 HST).
                      • Panen dilakukan setiap 5-10 hari sekali.
                      • Waktu panen jam 7.00 - 9.00 pagi, dengan cara memetik tangkai buah dengan gunting panen.
                      Sumber : PUAP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 

                      Cara Budidaya Bayam

                      Syarat Hidup
                      Bayam dapat tumbuh sepanajng tahun, dimana saja, baik didataran rendah maupun didataran tinggi. Pertumbuhan paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu yang baik 25-36 c dan pH tanah antara 6-7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau.
                      Pengelolaan Tanah 
                      Pencangkulan tanah untuk tanaman bayam sedalam 20-30 cm dan diberi pupuk kandang atau kompos yang jadi sebanyak 30-40 kg/m2 atau 30-40 ton/ha. tanah dan pupuk karus bercanpur merata agar tanahnya gembur. setelah tanah diratakan, dibuat bedengan-bedengan tanaman selebar 1-1,3 cm setinggi 12-15 cm dan jarak antara bedengan satu dengan bedengan lainnya 30-40 cm.


                      Penanaman
                      Sebelum disebar dibedeng, biji bayam yang halus dicampur dengan abu dapur kering atau pasir sebanyak 10 kali jumlah biji sampai tercampur rata, lalu desebar dalam alur barisan membujur, jarak antar barisan sekitar 20 cm. jumlah biji yang diperlukan untuk tiap 10 m2 dibutuhkan biji sekitar 10 kg, jadi untuk satu ha dibutuhkan biji sekitar 10 kg. Berat 1000 butir biji bayam merah rata-rata 0,59 gr, biji bayam putih sekitar 0.68gr.
                      biji yang sudah disebar, harus ditutup dengan tanah halus atau pupuk kandang yang sudah matang. lebih baik lagi bila ditutup dengan lapisan jerami. Biasanya setelah 3-5 hari setelah benih disebar maka akan berkecambah. Setelah biji mulai tumbuh, penutup tanah harus dibuka.
                      Pemupukan 
                      Pupuk kandang diberikan dengan dosis 10 ton/ha atau 1 kg/10 m2 bila kondisi tanahnya kurang subur/kandungan bahan organiknya rendah.
                      pupuk buatan yang diberikan adalah 120 kg N/ha, 90 kg/ha P2O5 dan 50 kg/ha K2O atau setara 30 gr Urea, 20 gr SP-36 dan 10 gr tiap m2 luas bedengan. 
                      pupuk tersebut disebar rata dan diaduk pada bedengan, kemudian permukaan bedengan diratakan.
                      Pemeliharaan 
                      Tanaman bayam memerlukan air 4 mm tau 4 liter tiap m2 sehari pada saat tanaman masih mudah sanpai minggu pertama, tetapi tanaman menjelang dewasa tanaman ini memerlukan air sekitar 8 mm atau 8 liter/m2 setiap hari.
                      jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam di antaranya ulat daun dan belalang. Kalau terpaksa harus menggunakan insektisida, gunakan jenis insektisida yang aman dan mudah terurai seperti insektisida biologi, atau insektisida nabati. Sedangkan penyakit biasanya kurang merugikan tanaman bayam khususnya apabila kondisi lingkungan sekitar pertananaman terpelihara seperti drainase baik, cahaya matahari maksimum dan pemupukan tidak terlalu banyak. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp).

                      Panen dan Pasca Panen
                      Bayam cabut biasanya dipanen apabila tingginya sudah mencapai kira-kira 20 cm, yaitu pada umur antara 3 sampai 4 minggu setaelah tanaman tumbuh. Tanaman inti dapat di cabut dengan akarnya atau dengan cara memotong bagian pangkal rata-rata 2 cm di atas permukaan tanah. sedangkan untuk bayam petik biasanya mulai dapat di panen pada umur antara satu sampai setengah bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali. Tanaman bayam yang terpelihara dengan baik dapat berproduksi mencapai 5 samapai 10 ton/ha.

                      Cara Budidaya Kacang Panjang



                      Budidaya kacang panjang merupakan salah satu tanaman sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan dan ketahanan tubuh serta memperlancar proses pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi. Kacang panjang dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok merambat dan tidak merambat. Kelompok kacang panjang yang banyak dibudidayakan adalah kelompok yang merambat, cirinya tanaman membelit pada ajir dan buahnya panjang ± 40-70 cm berwarna hijau atau putih kehiijauan.

                      kacang panjang dapat ditanam didataran rendah dan tinggi, menghendaki tanah yang subur, gembur dan kaya humus. Drainase baik dan tanah tidak tergenang serta pH antara 5,5 – 6,5. Waktu tanam yang baik adalah musim kemarau.
                      Persiapan Lahan
                      • Pengolahan tanah dan dibentuk bedengan arah timur barat, ukuran lebar 120 cm, panjang sesuai petakan, tinggi 30-40  jarak antara bedengan 40-50 cm.
                      • Pemberian pupuk kandang pada bedengan dengan dosis 20 sampai 25 ton/ha kemudian diratakan.
                      • Satun minggu kemdian diberi pupuk dasar urea ± 25 kg/ha, SP – 36 ± 150 kg/ha, KCL ± 100 kg/ha dan bedengan dihaluskan serta diairi. Selanjutnya bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak.
                      Persiapan Benih
                      •   Benih dipillih dari buah yang tua, sehat dan utuh atau membeli ditoko pertanian.
                      •   Untuk 1 ha kebutuhan benih sekitar 15-20 kg.
                      Cara Tanam
                      • Membuat lubang tanam pada mulsa plastik dengan jarak tanam 60 x 30 cm.
                      • Benih ditanam secara tugal pada lubang.
                      • Penyulaman tanaman yang mati dilakuakan 1 minggu setelah tanam.
                      Pemeliharaan
                      • Penyiraman setiap hari, dan pada saat berbunga hingga berbuah dilakukan lebih intensif.
                      • Penyiangan dilakukan setelah pemupukan atau jika ada gulma
                      • Pemasangan ajir untuk merambatkan tanaman dilakukan 14 hari setelah tanam.
                      • 21 hari setelah tanam diberi tambahan pupuk Urea dengan dosis 25 kg/ha.
                      Pengendalian Hama dan Penyakit
                      • Thrips sp., gejala daun bergaris kecil warna perak, mengeriting dan menggulung.
                      • Agrotis ipsilon, gejala tanaman roboh/terpotong karena larva menyerang batang atau pucuk tanaman terutama tanaman muda.
                      • Maruca testulalis (penggerak polong), polong kacang berlubang dan didalamnya terdapat ulat.
                      Ketiga hama tersebut dapat dikendalikan dengan insektisida.
                      Penyakit penting pada kacang panjang adalah : 
                      • Bercak daun (Cercospora vigna) gejala bercak-bercak pada daun rusak akhirnya rontok. 
                      • Karat daun dan busuk polong (Colletotrichium sp), gejala bercak daun berwarna coklat jika menyerang maka buah membusuk. 
                      • Kedua penyakit tersebut dapat dikendalikan dengan fungisida.
                      Panen dan Pasca Panen
                      Panen ;
                      • Panen pertama umru 50 hari setelah tanam.
                      • Kriteria panen, buah buah berpolong padat dan berwarna hijau segar.
                      • Tanaman dapat diproduksi sampai umur ± 4 bulan, dengan interval setiap 5 hari sekali panen. Tiap ha dapat menhasilkan 5-6 ton.
                      Pasca Panen
                      • Umur petik yang tepat
                      • Penyimpanan pada tempat yang tepat (dingin dan lembab)
                      • Buah / polong dilakukan pengikatan.
                      • Menghindari terjadinya luka pada buah.
                      • Keranjang dilapisi kertas atau plastik sebagai wadah untuk pengangkutan.
                      Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat 2009

                      Label