Senin, 31 Desember 2012

Budidaya/ Beternak

  1. BUDIDAYA GERBERA/ HEBRAS
  2.  http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-gerbera-hebras.html
  3. Beternak Domba
  4. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/beternak-domba.html
  5. Budidaya Durian
  6. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-durian.html
  7. Budidaya Duku
  8. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-duku.html
  9. BETERNAK/ BUDIDAYA CACING TANAH
  10. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/beternak-budidaya-cacing-tanah.html
  11. Beternak Burung Puyuh/ Budidaya Burung Puyuh
  12. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/beternak-burung-puyuh-budidaya-burung.html
  13. Budidaya Bekicot (Beternak Bekicot)
  14. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/budidaya-bekicot-beternak-bekicot.html
  15. Beternak Ayam Ras Pedaging (Budidaya Ayam Ras Pedaging)
  16. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/beternak-ayam-ras-pedaging-budidaya.html
  17. Cara Beternak Ayam Petelur Yang Benar
  18. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/cara-beternak-ayam-petelur-yang-benar.html
  19. Manfaat Kulit Semangka Bagi Kesehatan dan Kecantikan
  20. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/manfaat-kulit-semangka-bagi-kesehatan.html
  21. Tips/ Cara Budidaya Belut Yang Benar
  22. budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/tips-cara-budidaya-belut-yang-benar.html
  23. Budidaya Semangka
  24. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/budidaya-semangka.html
  25. Budidaya Bunga Dahlia
  26. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/budidaya-bunga-dahlia.html
  27. Lele Sangkuriang
  28. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/10/lele-sangkuriang.html
  29. Cara Budidaya Ikan Mas
  30. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/10/cara-budidaya-ikan-mas_19.html
  31. Budidaya Bunga Anggrek
  32. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/budidaya-bunga-anggrek.html
  33. Budidaya Belimbing
  34. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/budidaya-belimbing.html
  35. Manfaat Belimbing Manis
  36. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/manfaat-belimbing-manis.html
  37. Budidaya Alpukat/ Avokad
  38. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/budidaya-alpukat-avokad.html
  39. Manfaat dan Khasiat Alpukat/ Avokad untuk Kesehatan
  40. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/09/manfaat-dan-khasiat-alpukat-avokad.html
  41. Syarat Tumbuh Tanaman Pala
  42. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/syarat-tumbuh-tanaman-pala.html
  43. Manfaat Pala
  44. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/manfaat-pala.html
  45. Budidaya Pala
  46. budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/budidaya-pala.html
  47. Budidaya Buah Kedondong
  48. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/budidaya-kedondong.html
  49. Syarat Tumbuh Pohon Kedondong
  50. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/syarat-tumbuh-pohon-kedondong.html
  51. Budidaya Buah Anggur Dalam Pot
  52. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/budidaya-anggur-dalam-pot.html
  53. Manfaat dan Khasiat Anggur Hitam
  54. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/manfaat-dan-khasiat-anggur-hitam.html
  55. Manfaat atau Khasiat Anggur untuk Ibu Hamil
  56. budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/manfaat-khasiat-anggur-untuk-ibu-hamil.html
  57. Cara Budidaya Anggur Merah
  58. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/cara-budidaya-anggur-merah.html
  59. Hama dan Penyakit Tanaman Kedondong
  60. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/hama-dan-penyakit-tanaman-kedondong.html
  61. Cara Memelihara dan Merawat Pohon Kedondong
  62. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/cara-memelihara-dan-merawat-kedondong.html
  63. Teknik Menanam Kedondong
  64. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/teknik-menanam-kedondong.html
  65. Manfaat Kedondong Bagi Kesehatan
  66. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/manfaat-kedondong-bagi-kesehatan.html
  67. Bibit Tanaman Kedondong
  68. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/bibit-kedondong.html
  69. Syarat Tumbuh Tanaman Kedondong
  70. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/syarat-tumbuh-tanaman-kedondong.html
  71. Budidaya Buah Anggur
  72. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/budidaya-anggur.html
  73. Mutu Buah Anggur
  74. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/mutu-buah-anggur.html
  75. Masa Panen Buah Anggur
  76. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/masa-panen-buah-anggur.html
  77. Hama Dan Penyakit Tanaman Anggur
  78. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/hama-dan-penyakit-tanaman-anggur.html
  79. Cara Memelihara dan Merawat Tanaman Anggur
  80. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/cara-memelihara-tanaman-anggur.html
  81. Teknik Menanam Buah Anggur
  82. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/teknik-menanam-buah-anggur.html
  83. Bibit Anggur
  84. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/bibit-anggur.html
  85. Daerah Atau Tempat Yang Cocok Untuk Menanam Buah Anggur
  86. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/tempat-yang-cocok-menanam-anggur.html
  87. Manfaat Buah Anggur
  88. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/manfaat-buah-anggur.html
  89. Jenis-Jenis Tanaman Anggur
  90. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/08/jenis-jenis-tanaman-anggur.htm
  91. Budidaya/ Beternak
  92. http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/budidaya-beternak.html 
  93. Budidaya Tanaman Buah Jambu Mete
  94. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-jambu-mete.html
  95. Itik/ Bebek 
  96. budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/itik-bebek.html
  97. Telur Itik
  98. budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/telur-itik.html
  99. Beternak Itik/ Bebek
  100. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/beternak-itik-bebek.html
  101. Gerbera/ Hebras
  102. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/gerbera-herbas.html
  103. Cara Budidaya Gladiol
  104. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/budidaya-gladiol.html
  105. Jambu Mete
  106. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jambu-mete.html
  107. Hama dan Penyakit Jambu Mete
  108. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-dan-penyakit-jambu-mete.html
  109. Cara Memelihara Tanaman Jambu Mete
  110. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihara-tanaman-jambu-mete.html
  111. Teknik Menanam Jambu Mete
  112. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/teknik-menanam-jambu-mete.html
  113. Bibit Jambu Mete
  114. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bibit-jambu-mete.html
  115. Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Jambu Mete
  116. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/iklim-yang-cocok-untuk-budidaya-jambu.html
  117. Manfaat Jambu Mete
  118. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/manfaat-jambu-mete.html
  119. Kandang Itik/ Bebek
  120. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/kandang-itik-bebek.html
  121. Pakan Itik/ Bebek
  122. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pakan-itik-bebek.html
  123. Gambar Itik/ Bebek
  124. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/gambar-itik-bebek.html
  125. Hama dan Penyakit Itik/ Bebek
  126. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-penyakit-itik-bebek.html
  127. Teknik Cara Beternak Itik/ Bebek
  128. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/teknik-cara-beternak-itik-bebek.html
  129. Lokasi Yang Cocok Untuk Beternak Itik/ Bebek
  130. Jenis-Jenis Itik
  131. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jenis-jenis-itik.html
  132. Hama dan Penyakit Tanaman Gladiol
  133. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-dan-penyakit-tanaman-gladiol.html
  134. Teknik Penanaman Gladiol
  135. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/teknik-penanaman-gladiol.html
  136. Pengolahan Media Tanam Gladiol
  137. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pengolahan-media-tanam-gladiol.html
  138. Bibit Gladiol
  139. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bibit-gladiol.html
  140. Syarat Tumbuh Tanaman Bunga Gladiol
  141. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/syarat-tumbuh-tanaman-bunga-gladiol.html
  142. Jenis Tanaman Gladiol
  143. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jenis-tanaman-gladiol.html
  144. HAMA DAN PENYAKIT GERBERA / HEBRAS
  145. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-dan-penyakit-gerbera-hebras.html
  146. Cara Memelihara Tanaman Gerbera/ Hebras
  147. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihara-tanaman-gerbera-herbas.html
  148. Pengelolaan Media Tanam Gerbera/ Hebras
  149. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pengolahan-media-tanam-gerbera-hebras.html
  150. Bibit Gerbera/ Hebras
  151. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bibit-gerbera-hebras.html
  152. Syarat Tumbuh Gerbera/ Hebras
  153. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/syarat-tumbuh-gerbera-hebras.html
  154. Jenis Tanaman Gerbera/ Hebras
  155. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jenis-tanaman-gerbera-hebras.html
  156. Lele
  157. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/lele.html
  158. Ayam Ras Pedaging (Budidaya Ayam Ras Pedaging)
  159. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/ayam-ras-pedaging-budidaya-ayam-ras.html
  160. Bekicot
  161. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bekicot.html
  162. Burung Puyuh
  163. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/burung-puyuh.html
  164. Cacing Tanah
  165. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cacing-tanah.html
  166. Bunga Anggrek
  167. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bunga-anggrek.html
  168. Bunga Dahlia
  169. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bunga-dahlia.html
  170. Semangka
  171. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/semangka.html
  172. Duku
  173. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/duku.html
  174. Durian
  175. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/durian.html
  176. Domba
  177. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/domba.html
  178. Hama dan Penyakit Pada Domba
  179. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-penyakit-pada-domba.html
  180. Cara Pemberian Pakan Pada Domba
  181. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-pemberian-pakan-pada-domba.html
  182. Cara Memelihara Domba
  183. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihara-domba.html
  184. Ciri-Ciri Domba Yang Unggul/ Baik
  185. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/ciri-ciri-induk-domba-yang-unggul-baik.html
  186. Kandang Domba Yang Baik
  187. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/kandang-domba-yang-baik.html
  188. Jenis Domba
  189. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jenis-domba.html
  190. Buah Jambu Air
  191. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/buah-jambu-air.html
  192. Budidaya Jambu Air
  193. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jambu-air.html
  194. Hama dan Penyakit Tanaman Jambu Air
  195. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-dan-penyakit-tanaman-jambu-air.html
  196. Cara Memelihara Tanaman Jambu Air
  197. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihaa-tanaman-jambu-air.html
  198. Teknik Cara Menanam Jambu Air
  199. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/teknik-cara-menanam-jambu-air.html
  200. Pengolahan Media Tanam Jambu Air
  201. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pengolahan-media-tanam-jambu-air.html
  202. Bibit Jambu Air
  203. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bibit-jambu-air.html
  204. Belimbing
  205. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/belimbing.html
  206. Alpukat (Avokad)
  207. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/alpukat-avokad.html
  208. Pala 
  209. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pala.html
  210. Kedondong 
  211. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/kedondong.html
  212. Anggur 
  213. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/anggur.html
  214. Cara Memelihara Tanaman Durian
  215. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihara-tanaman-durian.html
  216. Teknik Menanam Durian
  217. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/teknik-cara-menanam-durian.html
  218. Bibit Durian
  219. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/bibit-durian.html
  220. Media Tanam Buah Durian
  221. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/media-tanam-buah-durian.html
  222. Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Buah Durian
  223. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/iklim-yang-cocok-untuk-budidaya-tanaman.html
  224. Manfaat Tanaman Durian
  225. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/manfaat-tanaman-durian.html
  226. Jenis Tanaman Durian
  227. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jenis-tanaman-durian.html
  228. Hama dan Penyakit Tanaman Duku
  229. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-dan-penyakit-tanaman-duku.html
  230. Cara Memelihara Tanaman Duku
  231. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/cara-memelihara-tanaman-duku.html
  232. Pengolahan Media Tanam Duku
  233. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pengolahan-media-tanam-duku.html
  234. Ciri-Ciri Benih Duku Berkualitas
  235. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/ciri-ciri-benih-bibit-duku-berkualitas.html
  236. Media Tanam Duku
  237. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/media-tanam-buah-duku.html
  238. Iklim Yang Cocok Untuk Budidaya Tanaman Duku
  239. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/iklim-yang-cocok-untuk-budidaya-buah.html
  240. Manfaat tanaman dan Buah Duku
  241. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/manfaat-tanaman-dan-buah-duku.html
  242. Hama dan Penyakit Cacing Tanah
  243. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-penyakit-cacing-tanah.html
  244. Pedoman Teknis Pedoman Budidaya cacing Tanah
  245. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pedoman-teknis-budidaya-cacing-tanah.html
  246. Lokasi Yang Cocok Untuk Budidaya Cacing Tanah
  247. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/lokasi-yang-cocok-untuk-budidaya-cacing.html
  248. Manfaat Cacing Tanah
  249. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/manfaat-cacing-tanah.html
  250. Jenis Cacing Tanah
  251. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jenis-cacing-tanah.html
  252. Hama dan Penyakit Burung Puyuh
  253. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-penyakit-burung-puyuh.html
  254. Pedoman Teknis Budidaya Burung Puyuh
  255. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pedoman-teknis-budidaya-burung-puyuh.html
  256. Persyaratan Lokasi Untuk Beternak Burung Puyuh
  257. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/persyaratan-lokasi-beternak-burung-puyuh.html
  258. Hama Penyakit Bekicot dan Panen Bekicot
  259. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-penyakit-pada-bekicot-dan-panen.html
  260. Pedoman Teknis Budidaya Bekicot
  261. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pedoman-teknis-budidaya-bekicot.html
  262. Persyaratan Lokasi Budidaya Bekicot
  263. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/persyaratan-lokasi-budidya-bekicot.html
  264. Manfaat Bekicot
  265. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/manfaat-bekicot.html
  266. Persyaratan Lokasi Ayam Ras Pedaging
  267. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/persyaratan-lokasi-ayam-ras-pedaging.html
  268. Hama dan Penyakit Ayam Ras Pedaging 
  269. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/hama-penyakit-ayam-ras-pedaging.html
  270. Pedoman Teknis Budidaya Ayam Ras Pedaging 
  271. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/pedoman-teknis-budidaya-ayam-ras.html
  272. Jenis Ayam Ras Pedaging 
  273. http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/01/jenis-ayam-ras-pedaging.html
  274.  

BETERNAK/ BUDIDAYA CACING TANAH

BETERNAK/ BUDIDAYA CACING TANAH - Budidaya Petani. Hewan ini seperti halnya bekicot untuk sebagian orang menjijikkan, tapi bagi sebagian orang menadi bekah. Sekarang budidaya hewan ini sudah mulai dikembangkan. Berikut akan disajikan artikel tentang BETERNAK/ BUDIDAYA CACING TANAH, selamat mengikuti... 

1. SEJARAH SINGKAT CACING TANAH
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dr kelas ini Megascilicidae & Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yg asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yg sangat menakjubkan bagi kehidupan & kesejahteraan manusia.

2. SENTRA PETERNAKAN CACING TANAH
Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang & sekitarnya.

3. JENIS CACING TANAH
Jenis-jenis yg paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dr famili Megascolicidae & Lumbricidae dgn genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi & Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yg kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony & Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yg berasal dr pupuk kandang & sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yg dimiliki sekitar 90-195 & klitelum yg terletak pd segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dgn jenis yg lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pd segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang & silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yg termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot & cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dgn jumlah segmen 75-165 & klitelumnya terletak pd segmen 13 & 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yg lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yg lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan & produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak

4. MANFAAT CACING TANAH
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi & struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur & penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yg menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dpt digunakan sebagai:
  1. Bahan Pakan Ternak
    Berkat kandungan protein, lemak & mineralnya yg tinggi, cacing tanah dpt dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang & kodok.
  2. Bahan Baku Obat & bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
    Secara tradisional cacing tanah dipercaya dpt meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi & tipus.
  3. Bahan Baku Kosmetik
    Cacing dpt diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit & bahan baku pembuatan lipstik.
  4. Makanan Manusia
    Cacing merupakan sumber protein yg berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
5. PERSYARATAN LOKASI CACING TANAH
  1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yg besar.
  2. Bahan-bahan organik tanah dpt berasal dr serasah (daun yg gugur), kotoran ternak atau tanaman & hewan yg mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yg mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
  3. Untuk pertumbuhan yg baik, cacing tanah memerlukan tanah yg sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. dgn kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dpt bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
  4. Kelembaban yg optimal untuk pertumbuhan & perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
  5. Suhu yg diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah & penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yg lebih tinggi dr 25 derajat C masih baik asal ada naungan yg cukup & kelembaban optimal.
  6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan & pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yg atapnya terbuat dr bahan-bahan yg tidak meneruskan sinar & tidak menyimpan panas.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CACING TANAH
  1. Penyiapan Sarana & Peralatan
    Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yg murah & mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk & genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yg berukuran 1,5 x 18 m dgn tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dpt pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya/ beternak, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar..
  2. Pembibitan
    Persiapan yg diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing & kandang pelindung.
    1. Pemilihan Bibit Calon Induk
      Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yg sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yg besar. Namun bila akan dimulai dr skala kecil dpt pula dipakai bibit cacing tanah dr alam, yaitu dr tumpukan sampah yg membusuk atau dr tempat pembuangan kotoran hewan.
    2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
      Pemeliharaan dpt dibagi menjadi beberapa cara:
      1. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yg digunakan. Cacing tanah dpt dipilih yg muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m & lebar kurang lebih 1 m, dpt ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
      2. pemeliharaan dimulai dgn jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
      3. pemeliharaan kombinasi cara a & b.
      4. pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
      5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
    3. Sistem Pemuliabiakan
      Apabila media pemeliharaan telah siap & bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dpt segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yg ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yg lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yg berkeliaran di atas media atau ada yg meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yg meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah & media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dgn yg baru. Perbaikan dpt dilakukan dgn cara disiram dgn air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
    4. Reproduksi, Perkawinan
      Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan & betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dpt dilakukannya sendiri. dr perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yg berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong & berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yg lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dpt menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yg ditandai dgn adanya gelang (klitelum) pd tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
  3. Pemeliharaan
    1. Pemberian Pakan
      Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yg ditanam. Apabila yg ditanam 1 Kg, maka pakan yg harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yg hanya dipakai sebagai media. Hal yg perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pd cacing tanah, antara lain :
  • pakan yg diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dgn cara diblender.
  • bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dr peti wadah tidak ditaburi pakan.  
  • pakan ditutup dgn plastik, karung , atau bahan lain yg tidak tembus cahaya.
  • pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk & jumlah pakan yg diberikan dikurangi.
  • bubur pakan yg akan diberikan pd cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
Penggantian Media
Media yg sudah menjadi tanah/kascing atau yg telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak & induk dipisahkan & ditumbuhkan pd media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

Proses Kelahiran
Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yg tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk & ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran & kotaran ternak dijadikan satu dgn persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.

7. HAMA & PENYAKIT CACING TANAH
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dr pengendalian terhadap hama & musuh cacing tanah. Beberapa hama & musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu & lain-lain. Musuh yg juga ditakuti adalah semut merah yg memakan pakan cacing tanah yg mengandung karbohidrat & lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dgn cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

8. PANEN CACING TANAH
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yg dpt diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) & kascing (bekas cacing). Panen cacing dpt dilakukan dgn berbagai cara salah satunya adalah dgn mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dgn medianya. Ada cara panen yg lebih ekonomis dgn membalikan sarang. Dibalik sarang yg gelap ini cacing biasanya berkumpul & cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali & pisahkan cacing yg tertinggal. Jika pd saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pd wadah semula & diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. & cacing tanah dpt diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yg baru & kascingnya siap di panen.

http://budidaya-petani.blogspot.com/2012/12/beternak-budidaya-cacing-tanah.html

Demikian ttg  BETERNAK/ BUDIDAYA CACING TANAH semoga bermanfaat.

Beternak Burung Puyuh/ Budidaya Burung Puyuh

Beternak Burung Puyuh/ Budidaya Burung Puyuh – Budidaya Petani. Berikut akan disajikan tentang bagaimana cara beternak burung puyuh. Budidaya hewan yg satu ini patut dicoba karena menjanjikan juga hasilnya. Terimakasih atas kunjungannya di Beternak Burung Puyuh/ Budidaya Burung Puyuh  di blog ini.

1. SEJARAH SINGKAT BURUNG PUYUH

Puyuh merupakan jenis burung yg tidak bisa terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek & bisa diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yg pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. & terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, & diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandang-kandang ternak yg ada di Indonesia.


2. SENTRA PETERNAKAN BURUNG PUYUH

Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur & Jawa Tengah


3. JENIS BURUNG PUYUH

Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica


4. MANFAAT BURUNG PUYUH

  1. Telur & dagingnya mempunyai nilai gizi & rasa yg lezat
  2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
  3. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yg baik bisa digunakan sebagai pupuk tanaman

5. PERSYARATAN LOKASI BURUNG PUYUH

  1. Lokasi jauh dr keramaian & pemukiman penduduk
  2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak & jalur-jalur pemasaran
  3. Lokasi terpilih bebas dr wabah penyakit
  4. Bukan merupakan daerah sering banjir
  5. Merupakan daerah yg selalu mendapatkan sirkulasi udara yg baik.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA BURUNG PUYUH

  1. Penyiapan Sarana & Peralatan
    1. Perkandangan
      Dalam sistem perkandangan yg perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yg ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pd siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku utk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi bisa masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yg biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) & sistem sangkar (batere). Ukuran kandang utk 1 m 2 bisa diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor utk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yg biasa digunakan dlm budidaya burung puyuh adalah:
      1. Kandang utk induk pembibitan
        Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas & kemampuan mneghasilkan telur yg berkualitas. Besar atau ukuran kandang yg akan digunakan harus sesuai dgn jumlah puyuh yg akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
      2. Kandang utk induk petelur
        Kandang ini berfungsi sebagai kandang utk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, & keperluan peralatan yg sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
      3. Kandang utk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
        Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pd umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dgn dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi utk menjaga agar anak puyuh yg masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung & mendapat panas yg sesuai dgn kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yg sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, & tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
      4. Kandang utk puyuh umur grower (3-6 minggu) & layer (lebih dr 6 minggu)
        Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dgn kandang utk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
    2. Peralatan
      Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur & tempat obat-obatan.
  2. Penyiapan Bibit
    Yang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) & pengelolaan usaha peternakan. Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dgn tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
    1. a. utk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yg sehat atau bebas dr kerier penyakit.
    2. b. utk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan & puyuh petelur afkiran.
    3. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yg baik produksi telurnya & puyuh jantan yg sehat yg siap membuahi puyuh betina agar bisa menjamin telur tetas yg baik.
  3. 6.3. Pemeliharaan
    1. 1) Sanitasi & Tindakan Preventif
      Untuk menjaga timbulnya penyakit pd pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang & vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini
      mungkin.
    2. 2) Pengontrolan Penyakit
      Pengontrolan penyakit dilakukan setiap saat & apabila ada tanda-tanda yg kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dgn petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dr Poultry Shoup.
    3. 3) Pemberian Pakan
      Ransum (pakan) yg bisa diberikan utk puyuh terdiri dr beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah & tepung. Karena puyuh yg suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dgn mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi & siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. utk pemberian minum pd anak puyuh pd bibitan terus-menerus.
    4. 4) Pemberian Vaksinasi & Obat
      Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dgn dosis separo dr dosis utk ayam. Vaksin bisa diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dgn meminta bantuan petunjuk dr PPL setempat ataupun dr toko peternakan (Poultry Shoup), yg ada di dekat Anda beternak puyuh.

7. HAMA & PENYAKIT BURUNG PUYUH

  1. Radang usus (Quail enteritis)
    Penyebab: bakteri anerobik yg membentuk spora & menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pd usus.
    Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair & mengandung asam urat.
    Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yg sehat dr yg tlah terinfeksi.
  2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
    Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
    spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu & lumpuh.
    Pengendalian:
    1. menjaga kebersihan lingkungan & peralatan yg tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yg mati segera dibakar/dibuang;
    2. pisahkan ayam yg sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yg mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
  3. Berak putih (Pullorum)
    Penyebab: Kuman Salmonella pullorum & merupakan penyakit menular.
    Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut & sayap lemah menggantung.
    Pengendalian: sama dgn pengendalian penyakit tetelo.
  4. Berak darah (Coccidiosis)
    Gejala: tinja berdarah & mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
    Pengendalian:
    1. menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;
    2. dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dlm air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
  5. Cacar Unggas (Fowl Pox)
    Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dr semua umur & jenis kelamin.
    Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pd kulit yg tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut & farink yg apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
    Pengendalian: vaksin dipteria & mengisolasi kandang atau puyuh yg terinfksi.
  6. Quail Bronchitis
    Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yg bersifat sangat menular.
    Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk & bersi, mata & hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala & leher agak terpuntir.
    Pengendalian: pemberian pakan yg bergizi dgn sanitasi yg memadai.
  7. Aspergillosis
    Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
    Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
    Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang & lingkungan sekitarnya.
  8. Cacingan
    Penyebab: sanitasi yg buruk.
    Gejala: puyuh tampak kurus, lesu & lemah.
    Pengendalian: menjaga kebersihan kandang & pemberian pakan yg terjaga kebersihannya.

8. PANEN BURUNG PUYUH

  1. Hasil Utama
    Pada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yg menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yg dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
  2. Hasil Tambahan
    Sedangkan yg merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja & bulu puyuh.

Label