Selasa, 18 Mei 2010

PANDUAN MENULIS PAPER

A. Pendahuluan
            Sebagian besar mata kuliah dalam ilmu filsafat mensyaratkan mahasiswa untuk menulis paper. Karena itu mengetahui seperti apa paper akademik dalam ilmu filsafat adalah sangat penting. Kebanyakan paper filsafat adalah paper kepustakaan. Ini berarti bahwa paper yang ditulis mahasiswa harus mengikuti tata cara pengutipan yang benar dan memiliki daftar pustaka yang tersusun dengan baik. Jika sebuah paper, teknik pengutipan dan susunan daftar pustaka tidak mengikuti aturan atau format yang ditentukan maka hasilnya akan bisa mengurangi nilai dari paper itu.
            Jangan pernah ragu-ragu untuk menghubungi dosen atau pembimbing akademik jika anda merasa tidak mengetahui paper atau tugas-tugas penulisan akademik yang lain yang diminta dari anda oleh seorang dosen.

B.  Memilih Topik untuk Paper
            Dalam sebagian kasus, dosen akan memberikan daftar topik yang dapat dipilih untuk ditulis oleh mahasiswa. Dalam kasus yang lain, mahasiswa mungkin diijinkan memilih topik sesuai dengan pilihannya dalam ruang lingkup sebuah mata kuliah. Dalam semua kasus itu, topik yang ditulis oleh mahasiswa harus dielaborasi dan dibatasi secara jelas. Topik tidak boleh terlalu luas, dan juga tidak boleh terlalu sempit. Pelajari kembali bagaimana cara memilih dan menentukan topik seperti yang sudah didiskusikan dalam bab sebelumnya. Cara terbaik untuk mendapatkan sebuah topik adalah dengan pergi ke perpustakaan dan mempelajari sebuah buku yang berhubungan dengan tema yang akan ditulis (misanya tentang ’Keadaan Alamiah’) dan kemudian lihat apakah anda dapat menemukan topik dengan cara membatasinya, misalnya, berdasarkan pikiran tokoh dengan membandingkan keadaan alamiah (state of nature) menurut Thomas Hobbes dan John Locke. Cara lain untuk menemukan topik adalah dengan mengamati literatur dari sebuah mata kuliah atau bibliografi dari salah satu buku atau artikel yang dipergunakan dalam sebuah mata kuliah.
            Dosen mungkin meminta mahasiswa mengumpulkan usulan berbentuk outline yang berisi rencana paper yang akan ditulis dan pertanyaan yang akan dijawab dalam paper. Cobalah untuk memastikan bahwa usulan tersebut sudah cukup spesifik. Membuat outline sebelum menulis paper yang sesungguhnya jelas merupakan sebuah langkah yang baik. Semakin baik dan semakin elaboratif usulan berupa outline paper itu, maka semakin mudah pula proses dalam menulis paper tersebut.

C. Rumusan Masalah atau Pertanyaan Riset
            Jika anda sudah memilih sebuah topik, maka anda harus merumuskan pertanyaan riset yang akan didiskusikan dan dijawab dalam paper (betapapun sempitnya ruang lingkup dari topik yang anda pilih). Jika anda, misalnya, memutuskan untuk menulis sebuah paper tentang ’perbandingan state of nature dalam filsafat politik Thomas Hobbes dan John Locke’, anda barangkali dapat merumuskan pertanyaan sebagai berikut: ”apakah John Locke sungguh-sungguh memiliki penalaran yang berbeda dengan Thomas Hobbes dalam hal pergerakan manusia dari state of nature ke masyarakat sipil?” Cara yang lain, anda dapat merumuskan sebuah hipotesis, misalnya, ”meskipun John Locke sungguh-sungguh mencoba membedakan dirinya dengan pengertian Hobbes tentang ’manusia yang mementingkan diri sendiri’ dalam sebuah keadaan perang yang abadi, percobaan ini gagal dilakukan dan bahkan dapat dikatakan secara implisit (bukan eksplisit) Locke mengembangkan penalaran yang dipergunakan Hobbes dalam membela pergerakan manusia dari state of nature ke masyarakat sipil” (lihat, contoh paper mahasiswa, Michael P. Greeson, dikutip dalam Graybosch et al., 1998,  283).
            Jadi sebuah paper harus memiliki dengan jelas masalah atau pertanyaan yang ingin dijawab, apa argumennya, dan kesimpulan atau jawaban apa yang diberikan pada pembaca.

D.  Paper seperti Apa yang Diharapkan?
            Tulisan akademik kefilsafatan pada umumnya akan meminta anda menulis paper argumentatif. Bentuk paper argumentatif dibedakan dari paper paparan (expository). Paper ekspositori adalah paper yang menyajikan atau menjelaskan argumen atau sekelompok gagasan tanpa evaluasi kritis. Paper argumentatif harus memiliki argumen, yaitu premis atau alasan yang disajikan guna mendukung atau memberi dasar dalam mempercayai sebuah kesimpulan. Mahasiswa dapat menyebutkan satu atau lebih argumen dalam papernya. Argumen dalam sebuah paper adalah klaim yang dianggap benar, dan karena itu, harus ada sejumlah alasan yang baik untuk mempercayai kebenarannya.   

E. Pernyataan Tesis
            Pernyataan tesis (thesis statement) dikembangkan dari satu atau lebih gagasan pokok (controlling idea). Tesis adalah bentuk spefisik dari gagasan pokok, yaitu klaim utama atau klaim keseluruhan untuk menyatakan kepercayaan yang ingin dipertahankan.
            Ketika mahasiswa membaca teks atau bahan bacaan, mahasiswa akan selalu menemukan satu atau beberapa gagasan pokok dari teks atau bahan bacaan (misalnya, artikel jurnal, atau buku-buku teks) itu. Memang, dari sumber-sumber seperti ini gagasan pokok biasanya ditemui dan juga mengambil bentuk berupa tesis yang mencerminkan interpretasi si pengarang sendiri tentang informasi faktual.
            Tesis adalah gagasan pokok yang membatasi atau memprediksi jenis-jenis informasi yang kemungkinan dapat dikembangkan lebih jauh. Tetapi, berbeda dengan gagasan pokok, tesis menambahkan elemen lain: sebuah interpretasi atau penilaian berkenaan dengan informasi yang didiskusikan, sebuah  penilaian yang mungkin tidak akan selalu disetujui semua orang. Jadi, disamping membatasi dan memprediksi informasi yang mungkin akan berkembang, membuat kalimat tesis berarti membuat pernyataan tentang topik atau pokok gagasan yang akan anda dukung (sebagai penulis) dengan memberikan bukti-bukti ‘kebenaran’ dari pernyataan.  Informasi dalam pengertian akademik mungkin mengambil berbagai bentuk:
1.      Pernyataan enumeratif, misalnya,
·         terdapat tiga bentuk dasar dari motivasi manusia
·         kecelakaan lalu lintas terjadi karena beberapa sebab
·         ada banyak jenis rintangan yang menghambat komunikasi diantara orang
2.      Informasi deskriptif atau statistik, misalnya,
·         terjadi ribuan kecelakaan lalu lintas di Indonesia setiap bulan
·         banyak mahasiswa luar daerah belajar di UGM dewasa ini daripada tigapuluh tahun yang lalu.
3.      Fakta-fakta sejarah, misalnya,
·         Graham Bell bertanggungjawab untuk penemuan telepon
·         John Rawls dianggap adalah filsuf politik abad 20 dari Amerika Serikat.
           
            Semua informasi di atas tidak satupun yang memenuhi syarat sebagai pernyataan tesis (thesis statement) yang dapat diterima, meskipun informasi itu merupakan gagasan pokok dari sebuah teks atau bahan bacaan. Pantas dicatat bahwa sebuah tesis mengidentifikasi hubungan-hubungan pemikiran yang penting, mengatakan sebab-sebab dan akibat-akibatnya, atau menyarankan perbedaan dan persamaan yang penting. Contoh informasi di atas tidak memberikan evaluasi apapun, tidak memberikan sesuatu argumen. 
            Tesis yang berhubungan dengan topik tentang ”hambatan dalam komunikasi yang baik”, yang berbeda dari sekadar gagasan pokok untuk topik yang sama, akan lebih dari sekadar menyajikan hal-hal yang jelas dengan sendirinya atau informasi yang umum diketahui berkenaan dengan topik ini. Tesis membuat penilaian tentang sejumlah aspek tertentu—sebuah penilaian yang tidak dengan sendirinya jelas dan yang karena itu harus dibuktikan kepada pembaca. Sebuah contoh (yang diambil dari ilmu psikologi) perbandingan ’gagasan pokok’ dan ’tesisnya’ adalah sebagai berikut:
[gagasan pokok]: Ada tiga jenis hambatan yang menghalangi komunikasi yang baik: fisik, manusia dan semantik

[tesis]: Dari ketiga jenis hambatan untuk komunikasi—fisik, manusia, dan semantik—yang paling sulit disembuhkan barangkali  adalah rintangan keterbatasan manusia.

          Berbeda dengan kalimat tesis dalam paper ekspositori, tesis dalam paper argumentatif harus menyatakan secara jelas posisi yang [akan] anda dukung dalam perdebatan tentang isu tertentu. Jadi, dalam topik paper tentang etika aristoteles misalnya, contoh berikut inilah yang diharapkan dari kalimat tesis: ‘saya akan berargumen bahwa teori moral Aristoteles gagal karena tidak memberikan penilaian yang memadai tentang tindakan moral tertentu’.  Contoh kalimat tesis yang lain, misalnya, ‘hipotesis kaum fisikawan tidak memadai sebagai penjelasan tentang kesadaran’ barangkali tepat untuk paper dalam topik psikologi kesadaran.  
            Jika paper mahasiswa hanya merupakan paper ekspositori, maka mahasiswa hanya menyatakan tujuan ekspositori dari papernya itu, misalnya, ‘Aristoles mendukung teori kebaikan dalam moralitas’. Ini merupakan contoh kalimat tesis dari paper ekspositori  yang mungkin dibuat mahasiswa ketika diminta menyajikan atau menjelaskan teori etika Aristoteles (sebagai topik paper).

F. Format Paper Akademik
  • Paper akademik harus diketik, tulisan tangan tidak diperkenankan
  • Gunakan jenis huruf, dan tata letak (layout) yang jelas, konsisten, dan mudah dibaca; kebanyakan mahasiswa menggunakan Times New Roman, Arial, Tahoma, atau Garamond 11 pt.
  • Gunakan 1,5 spasi. Gunakan spasi rangkap untuk:
§  Kutipan yang lebih dari tiga baris. Kedua margin harus lebih luas untuk kutipan lebih dari tiga baris.
§  Catatan kaki (footnotes) dan cacatan akhir (endnotes).
  • Cantumkan nomer halaman
  • Lihat dan teliti ulang paper anda agar tidak mengandung kesalahan ejaan, tata bahasa, dan tanda baca sebelum dikumpulkan. Terlalu banyak kesalahan tata bahasa dan ejaan akan memberi kesan paper anda tidak serius dan jelas dapat mengurangi nilai paper itu.
  • Pastikan bahwa anda menggunakan bagian atau paragraf yang berbeda untuk memperbaiki struktur paper anda. Pastikan juga bahwa tata-letak berkenaan dengan heading paragraf dan bagian-bagian dalam paper sudah konsisten.
  • Paper harus memiliki halaman judul (menyebutkan judul, nama pengarang dan nomer mahasiswa, mata kuliah dan nama dosen serta tanggal dikumpulkan).
  • Tulislah paper dengan tujuan untuk dibaca oleh orang lain. Ketika menulis paper anda harus mengingat bahwa tulisan anda akan diperhatikan oleh orang lain dan bahwa anda bertanggungjawab dengan pengalaman orang lain dalam membaca paper yang anda tulis. Cobalah untuk menulis pikiran anda sejelas mungkin dan hindari kesalahan gaya penulisan, tata bahasa dan ejaan. Hindari menggunakan kalimat yang lebih panjang dari tiga baris.

G. Struktur Paper Akademik
  • judul paper
  • daftar isi (tidak harus ada untuk paper yang pendek, tetapi mungkin harus ada untuk paper yang panjang)
  • pengantar (tidak harus ada)
  • pendahuluan
  • konstruksi argumen (bab atau bagian yang sesungguhnya)
  • kesimpulan
  • footnotes/endnotes (anda juga bisa menggunakannya dalam teks)
  • peta dan gambar (tidak harus)
  • tabel dan grafik (tidak harus)
  • apendik (tidak harus)
  • bibliografi


G.1. Pendahuluan
            Tunjukkan topik yang dipilih dengan mengatakan ’konteks’ yang memperkenalkan kepada pembaca pokok masalah dan lingkup isi pembicaraan, sehingga menggambarkan fokus lebih jauh dari pokok masalah atau lingkup isi yang akan membantu pembaca menyesuaikan diri dengan arah pembicaraan.
            Kemukakan secara ringkas masalah (hipotesis) yang akan didiskuskan dalam paper (lihat uraian di atas tentang rumusan masalah dan pertanyaan riset). Dengan kata lain, jelaskan tesis yang akan anda pertahankan dan uraikan secara ringkas argumen yang akan mendukung tesis, diskusikan posisi yang disajikan atau masalah-masalah yang akan didiskusikan dalam paper.
            Uraikan rencana (organisasi) tulisan. Jadi, dalam pendahuluan, anda juga memberikan outline tentang rencana yang akan anda tulis dalam paper.

G.2.  Konstruksi Argumen.  
            Jika pokok masalah dan gagasan pokok atau tesis dalam pendahuluan sudah diungkapkan, maka mahasiswa kemudian harus mengarahkan paper akademiknya untuk mencapai tujuan dengan memberikan informasi yang mendukung gagasan pokok atau membuktikan tesis. Biasanya mahasiswa akan mengkombinasikan informasi yang bersifat mendukung dari dua atau lebih bahan bacaan sehingga pembaca dapat mengikuti argumen yang dijelaskan. Informasi yang dipilih sebagai dukungan atau bukti hendaknya memenuhi tiga kriteria:
  • Informasi hendaknya relevan dengan pokok masalah (point) yang dibuat. Anda harus mengabaikan banyak informasi dari bahan bacaan yang tidak berhubungan langsung dengan tujuan paper anda. Jika ada fakta sebagai pendukung argumen yang ingin anda sebutkan tetapi terlalu menyimpang dari masalah yang sedang anda diskusikan dalam teks utama, maka anda dapat memasukkannya dalam catatan kaki (footnotes) atau catatan akhir (endnotes).
  • Informasi yang anda pilih hendaknya meyakinkan (convincing) dimata pembaca. Cara terbaik untuk meyakinkan pembaca bahwa tesis anda benar adalah dengan menggunakan bahan bukti penelitian yang menunjukkan validitas tesis anda. Cara yang lain adalah dengan mengutip pendapat ahli dalam bidangnya.
  • Bukti-bukti atau dukungan yang anda berikan hendaknya bersifat khusus (specific). Hasil penelitian yang anda pilih sebagai bahan bukti dan terutama contoh-contoh yang anda pergunakan untuk mengilustrasikan pokok masalah harus berbicara langsung dengan pokok masalah yang anda buat.
           
            Mahasiswa harus selalu mencoba untuk mengembangkan argumen secara sistematis. Rumusan masalah, tinjauan pustaka, hasil-hasil teori dan/atau empirik harus dapat dipahami dan berhubungan satu sama lain. Sebuah paper harus mengandung garis argumen yang jelas dan lurus dengan ’langkah pemikiran’ yang dinyatakan secara eksplisit dan dengan transisi yang logis dan jelas dari satu paragraf atau bagian/bab ke paragraf atau bagian/bab yang lain.
            Jadi, secara ringkas, tergantung pada bentuk paper yang ditulis, mahasiswa dapat menjelaskan sejumlah argumen berkenaan dengan topik yang dinyatakan dalam bagian pendahuluan, dukunglah semua sumber informasi dengan kutipan (langsung atau tidak langsung), atau dengan teknik parafrase. Uraikan setiap tahap argumen sejelas mungkin sebelum akhirnya anda menguraikan masalah-masalah dengan argumen yang telah anda tetapkan. Jelaskan dan dukung pernyataan anda dengan bahan-bahan rujukan.

G.3.  Kesimpulan
            Tujuan dari kesimpulan yang baik adalah membantu pembaca memiliki perasaan nyaman bahwa paper sempurna. Ini berarti bahwa tidak ada kemungkinan bahwa pembaca akan melupakan pendapat yang anda berikan. Kesimpulan tidak boleh menyajikan fakta atau argumen baru. Namun terkadang kesimpulan yang dibuat mahasiswa tidak menambahkan sesuatu terutama jika hanya berisi rangkuman pengulangan dari apa yang telah dikatakan. Memang, ada berbagai bentuk kesimpulan sesuai dengan banyaknya jumlah penulis, tetapi sejumlah metode dapat diberikan:
  • nyatakan kembali atau buat rangkuman tesis yang anda buat.
  • jelaskan implikasi-implikasi lebih jauh, misalnya, kemungkinan aplikasi teori, prediksi untuk masa depan, kesementaraan atau keterbatasan dari kesimpulan atau gagasan pokok anda, rujukan pada penelitian yang sedang berlangsung berkenaan dengan sesuatu topik

            Pembaca yang mengetahui masalahnya (yaitu, sesama mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang sama) harus dapat memahami topik, garis argumen, dan fokus paper yang anda tulis hanya dengan membaca pendahuluan dan kesimpulan. Sangat disarankan bahwa mahasiswa membaca kembali dan menuliskan ulang sekali lagi pendahuluan yang ditulisnya setelah menyelesaikan draf paper untuk mengecek apakah mahasiswa sudah menyelesaikan apa yang direncakan dalam penulisan paper.
            Bagaimanapun, yang harus dilakukan dalam kesimpulan adalah bahwa anda dengan pasti menyimpulkannya, jangan sekali-kali menyatakan implikasi sedemikian rupa sehingga justru bertentangan dengan tesis anda atau justru membuka munculnya wilayah baru dari pokok masalahnya sebab ini akan membingungkan pembaca. Dengan kata lain, kesimpulan harus tidak membawa masalah baru, kritik baru atau komentar yang berbeda yang seharusnya dibahas dalam tubuh tulisan. Jadi kesimpulan sebaiknya memang menegaskan pencapaian utama dari paper.



H.  Plagiarisme, Format Kutipan Dan Sistem Referensi
            Sedikit penjelasan tentang plagiarisme: plagiarisme atau plagiat adalah menggunakan karya, kata-kata atau gagasan orang lain tanpa memberikan penghargaan terhadap orang lain itu. Plagiarisme adalah masalah serius dalam dunia akademik, maka pastikan bahwa anda memberikan penghargaan yang selayaknya terhadap sumber atau bahan rujukan yang anda pergunakan.
            Mahasiswa boleh menggunakan kutipan langsung (direct quotation) atau kutipan tidak langsung (indirect quotation) dan perhatikan tata caranya: jika kutipan langsung lebih dari tiga baris buatlah alenia tersendiri dan dengan spasi rangkap; jika kutipan langsung kurang dari tiga baris atau jika mahasiswa menggunakan kutipan tidak langsung (paraphrase) mahasiswa boleh menyisipkan dalam tubuh alenia. Tetapi untuk semua itu mahasiswa harus menyebut sumbernya (nama, dan tahun, dan juga halaman jika ada).
            Format kutipan pada umunya bebas, jadi mahasiswa boleh menggunakan sistem kutipan yang disukainya asalkan dipergunakan secara konsisten dan benar. Sebagian mahasiswa mungkin menggunakan footnote atau endnote untuk kutipan (sistem Chichago) tetapi boleh juga menggunakan sistem Harvard. Hal yang sama juga berlaku untuk aturan referensi (bibliografi); mahasiswa boleh menggunakan sistem referensi yang disukainya sejauh rincian bibliografi (nama pengarang, judul, penerbit dan kota terbitan serta tahun) dicantumkan. Berkenaan dengan sumber internet, sebutkan judul, nama file dan sumbernya, misalnya: Peter Davosin-Galle, “Realistic Truth Relativism: Frameworks of Believe dan Conceptual Schemes“, [http://www.phil.indiana.edu/ejap] [date last update: January 20, 2003], [data last access: August 20, 2004]. Uraian lebih lengkap tentang bagaimana penggunaan sumber internet lihat diskusi tentang Dokumentasi dan Cara Mengutip dalam buku ini.

I. Kriteria Penilaian untuk Paper
            Yang pokok dalam paper bukanlah apa pendapat yang dipertahankan mahasiswa, dan apa bentuk pandangan mahasiswa, tetapi bagaimana mahasiswa menjelaskan dan mempertahankan pandangannya; bagaimana mahasiswa melihat dan mempertimbangkan pandangan yang berbeda; sejauhmana mahasiswa memberikan penilaian terhadap keunggulan dan kelemahan alasan,  dan bagaimana memberikan dukungan terhadap klaim yang dibuat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika ternyata mahasiswa tidak sampai pada pandangan yang ‘benar’; yang penting adalah bagaimana cara anda sampai pada pandangan tersebut.
            Lakukan pemeriksaan ulang terhadap kalimat atau kata sebelum paper dikumpulkan. Banyak mahasiswa, karena menggunakan program wordsprocessor dari MSwords, mengumpulkan paper dengan banyak kesalahan ejaan dan susunan kata di dalamnya, terutama menggunakan kata-kata inggris dalam paper berbahasa Indonesia. Misalnya, system (mestinya sistem), atau criteria (mestinya kriteria).
Apa ’kriteria paper yang bagus’? Baik dan buruknya sebuah paper bisa diukur dari sejumlah item atau variable seperti kebaharuan gagasan (novelty of ideas), kekuatan argumen (strenght of arguments), organisasi tulisan (organization of writing), dan kerapian laporan (sloppiness). Sejumlah pertanyaan dapat diajukan untuk mengukurnya (lihat Mathias Risse):
  • Apakah mahasiswa sudah menyatakan dengan jelas apa yang dicoba dicapai dengan papernya? Apakah pembaca dapat menangkap tesis utama paper dengan jelas.
  • Apakah mahasiswa memberikan argumen yang dapat mendukung kebenaran klaim yang dibuat? Apakah argumen yang dibuat cukup jelas bagi pembaca?
  • Apakah struktur tulisan cukup jelas? Apakah mahasiswa dapat memperlihatkan mana bagian dari papernya yang merupakan paparan (ekspositori) dan bagian mana yang mengandung diskusi kritis?
  • Apakah diskusi yang dilakukan dalam paper mahasiswa mengatasi (go beyond) apa yang sudah didiskusikan di ruang kelas atau tutorial? Ini tidak berarti bahwa paper mahasiswa harus benar-benar meretas teori baru, akan tetapi mahasiswa memang harus mengembangkan argumen sendiri, cara sendiri mengelaborasi, mengkritik atau mempertahankan sejumlah argumen yang dibicarakan dalam kelas. Jangan hanya menceritakan ulang apa yang dikatakan orang lain.
  • Apakah tulisan mahasiswa mudah dibaca dan mudah dipahami?
  • Apakah mahasiswa menyajikan pandangan penulis lain secara akurat?

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label