Kamis, 20 September 2012

PEMILIHAN METODE PENYULUHAN PERTANIAN

Sumber Gambar: http://www.google.co.id
Penyuluhan pertanian harus dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka diperlukan metode penyuluhan pertanian sesuai kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Oleh karena itu diperlukan pemilihan metode yang akan digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian. 
 
Dasar pertimbangan
Ada lima hal sebagai dasar pertimbangan dalam pemilihan metode penyuluhan pertanian, yaitu tahapan dan kemampuan adopsi, sasaran, sumber daya, keadaan daerah dan kebijakan pemerintah.
Proses adopsi inovasi (suatu hal baru) seseorang meliputi lima tahap, yaitu: (1) Tahap pemumbuhan perhatian, dimana seseorang hanya sekedar tahu adanya hal baru; (2) Tahap penumbuhan minat, dimana seseorang ingin mengetahui hal baru lebih banyak dan mencari informasi lebih lanjut; (3) Tahap menilai, dimana seseorang mampu membuat perbandingan hal baru dengan yang sebelumnya; (4) Tahap mencoba, dimana mencoba hal baru; dan (5) Tahap menetapkan, dimana seseorang yakin dan menerapkan hal baru. Kemudian kemampuan adopsi hal baru seseorang dapat dikelompokan menjadi inovator, penerap dini, penerap awal, penerap akhir, dan penolak.


Sasaran penyuluhan pertanian terdiri dari pelaku utama (petani, pekebun, peternak beserta keluarganya) dan pelaku usaha (seseorang atau korporasi berbadan hukum yang mengelola usaha pertanian). Dari sasaran yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penyuluhan antara lain: kemampuan (meliputi tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap), sosial budaya (mencakup adat kebiasaan, norma/aturan yang berlaku, dan status kepemimpinan yang ada.
Perlu juga mempertimbangkan sumber daya yang meliputi antara lain kemampuan penyuluh, materi penyuluhan, sarana dan prasarana penyuluhan. Juga dari keadaan daerah meliputi musim/iklim, keadaan usahatani, dan keadaan lapangan. Demikian juga perlu dipertimbangkan kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 

Tahapan pemilihan metode
Pemilihan metode penyuluhan pertanian melalui tiga tahapan, yaitu (1) Menghimpun dan menganalisa data sasaran, penyuluh dan kelengkapannya, serta keadaan daerah dan kebijakan pemerintah; (2) Menetapkan alternatif metode; dan (3) Menetapkan metode yang akan digunakan dalam penyuluhan pertanian.
Data yang dihimpun dan dianalisa meliputi data-data: sasaran, penyuluh dan kelengkapannya, serta keadaan daerah dan kebijakan pemerintah. Data sasaran penyuluhan pertanian meliputi: (1) Siapa (golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jumlah); (2) Budaya (adat kebiasaan, norma-norma, dan pola kepemimpinan); (3) Bentuk usahatani sasaran; dan (4) Kesediaan sasaran sebagai demonstrator. Sedangkan data penyuluh dan kelengkapannya meliputi: (1) Kondisi penyuluh (kemampuan, jumlah, pengetahuan dan keterampilan); (2) Materi penyuluhan; (3) Sarana dan prasarana penyuluhan; dan (4) Biaya yang tersedia. Kemudian data keadaan daerah dan kebijakan pemerintah meliputi: (1) Musim/iklim; (2) Keadaan lapangan (tofografi, jenis tanah, dan sistem pengairan; (3) Fasilitas (jalan, listrik, telepon); dan (4) Kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah setempat. 

Dalam menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian tidak ada batasan yang jelas, secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Metode dengan pendekatan massal (banyak orang) dipergunakan untuk tujuan menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan, serta memberikan informasi; (2) Metode dengan pendekatan kelompok (kelompok tani/gabungan kelompok tani) bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih rinci dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai menerapkan suatu teknologi; dan (3) Metode dengan pendekatan perorangan/individu biasanya sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan, karena adanya tatap muka antara penyuluh pertanian dengan sasaran. 

Kegiatan penyuluhan pertanian dapat menggunakan satu atau lebih metode penyuluhan. Apabila lebih dari satu metode penyuluhan yang terpilih, maka pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Pengulangan, misalnya kursus tani I diulang dengan kursus tani II dan seterusnya dengan materi yang berlanjut; (2) Berurutan, misalnya kursus tani diikuti dengan karya wisata, perlombaan, dan lain-lain; dan (3) Kombinasi, misalnya pada waktu demonstrasi usahatani sekaligus dilaksanakan lomba antar peserta. 

Dalam menetapkan metode penyuluhan pertanian perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) Dapat mengembangkan keswadayaan/kemandirian sasaran; (2) Dapat menjangkau tetap sasaran (jumlah, waktu, dan mutu), mudah diterima dan dimengerti, menggunakan fasilitas dan media secara efektif serta efisien; (3) Dapat menjamin keberlanjutan pelaksanaan; dan (4) Partisipasi aktif sasaran (sasaran mau berperan aktif). 



Sumber : SUSILO ASTUTI H.
(Penyuluh Pertanian Pusluhtan) 
 http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pemilihan-metode-penyuluhan-pertanian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label