Jumat, 31 Agustus 2012

Pemanfaatan limbah usaha pembibitan itik

Yang dimaksud limbah usaha pembibitan itik disini adalah telur-telur yang gagal menetas. Limbah ini dibagi dalam 2 jenis, yaitu telur-telur infertil dan telur-telur fertil yang gagal menjadi anak itik. Telur-telur infertil adalah telur yang terbentuk tanpa proses pembuahan sel telur itik betina oleh sel sperma itik jantan. Dalam keseharian kami menyebutnya "beningan". Telur-telur infertil ini dapat diketahui setelah 3 hari proses inkubasi dalam mesin tetas, yang ditandai tidak adanya embrio yang berkembang dalam telur. Telur-telur ini jika diteropong/candling nampak tidak ada titik merah berakar yang terbentuk dalam telur/bening. Telur-telur "beningan" masih layak dikonsumsi selama tidak ada tanda-tanda kerusakan yang nampak, seperti bercampurnya albumen dan kuning telur. Misalnya diolah menjadi telur asin. Sedangkan telur-telur fertil yang gagal menetas bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak sebagai sumber protein. Pemberian pakan telur-telur gagal menetas ini sudah pernah saya praktekkan pada ayam, itik pedaging, sapi, lele dan belut. Tetapi tidak baik untuk ayam dan itik petelur karena akan menyebabkan terlalu gemuk sehingga menurunkan produtifitas dan kualitas telur tetas. Pada itik petelur misalnya, kegemukan justru menurunkan produtifitas, juga menyebabkan cangkang telur terlalu keras sehingga sulit menetas.
Pemberian telur-telur ini sebagai pakan tambahan pada ayam, itik, lele dan belut dengan cara direbus dulu kemudian dicacah. Sedangkan pada sapi diberikan mentah, bisa juga ditambah madu untuk meningkatkan stamina dan menambah napsu makan.
Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label