Sabtu, 30 Maret 2013

PEDOMAN BUDIDAYA PISANG

PEDOMAN BUDIDAYA PISANG - Budidaya Petani.
Pembibitan Pisang
Pisang diperbanyak dengan cara vegetatif berupa tunas-tunas (anakan).
  1. Persyaratan Bibit : Tinggi anakan yg dijadikan bibit adalah 1-1,5 m dengan lebar potongan umbi 15-20 cm. Anakan diambil dari pohon yg berbuah baik & sehat. Tinggi bibit akan berpengaruh terhadap produksi pisang (jumlah sisir dlm tiap tandan). Bibit anakan ada dua jenis: anakan muda & dewasa. Anakan dewasa lebih baik digunakan karena sudah mempunyai bakal bunga & persediaan makanan di dlm bonggol sudah banyak. Penggunaan bibit yg berbentuk tombak (daun masih berbentuk seperti pedang, helai daun sempit) lebih diutamakan daripada bibit dengan daun yg lebar.
  2. Penyiapan Bibit : Bibit dapat dibeli dari daerah/tempat lain atau disediakan di kebun sendiri. Tanaman untuk bibit ditanam dengan jarak tanam agak rapat sekitar 2 x 2 m. Satu pohon induk dibiarkan memiliki tunas antara 7-9. Untuk menghindari terlalu banyaknya jumlah tunas anakan, dilakukan pemotongan/penjarangan tunas.
  3. Sanitasi Bibit Sebelum Ditanam : Untuk menghindari penyebaran hama/penyakit, sebelum ditanam bibit diberi perlakuan sebagai berikut:
    1. Setelah dipotong, bersihkan tanah yg menempel di akar.
    2. Simpan bibit di tempat teduh 1-2 hari sebelum tanam agar luka pada umbi mengering. Buang daun-daun yg lebar.
    3. Rendam umbi bibit sebatas leher batang di dlm insektisida 0,5–1% selama 10 menit. Lalu bibit dikeringanginkan.
    4. Jika tidak ada insektisida, rendam umbi bibit di air mengalir selama 48 jam.
    5. Jika di areal tanam sudah ada hama nematoda, rendam umbi bibit di dlm air panas beberapa menit.
  1. Pembukaan Lahan : Pemilihan lahan harus mempertimbangkan aspek iklim, prasarana ekonomi & letak pasar/industri pengolahan pisang, juga harus diperhatikan segi keamanan sosial. Untuk membuka lahan perkebunan pisang, dilakukan pembasmian gulma, rumput atau semak-semak, penggemburan tanah yg masih padat; pembuatan sengkedan & pembuatan saluran pengeluaran air.
  2. Pembentukan Sengkedan Bagian tanah yg miring perlu disengked (dibuat teras). Lebar sengkedan tergantung dari derajat kemiringan lahan. Lambung sengkedan ditahan dengan rerumputan atau batu-batuan jika tersedia. Dianjurkan untuk menanam tanaman legum seperti lamtoro di batas sengkedan yg berfungsi sebagai penahan erosi, pemasuk unsur hara N & juga penahan angin.
  3. Pembuatan Saluran Pembuangan Air Saluran ini harus dibuat pada lahan dengan kemiringan kecil & tanah-tanah datar. Di atas landasan & sisi saluran ditanam rumput untuk menghindari erosi dari landasan saluran itu sendiri.
  1. Penentuan Pola Tanaman : Jarak tanam tanaman pisang cukup lebar sehingga pada tiga bulan pertama memungkinkan dipakai pola tanam tumpang sari/tanaman lorong di antara tanaman pisang. Tanaman tumpang sari/lorong dapat berupa sayur-sayuran atau tanaman pangan semusim. Di kebanyakan perkebunan pisang di wilayah Asia yg curah hujannya tinggi, pisang ditanam bersama-sama dengan tanaman perkebunan kopi, kakao, kelapa & arecanuts. Di India Barat, pisang untuk ekspor ditanam secara permanen dengan kelapa.
  2. Pembuatan Lubang Tanam : Ukuran lubang adalah 50 x 50 x 50 cm pada tanah berat & 30 x 30 x 30 cm atau 40 x40 x 40 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m untuk tanah sedang & 3,3 x 3,3 m untuk tanah berat.
  3. Cara Penanaman : Penanaman dilakukan menjelang musim hujan (September-Oktober). Sebelum tanam lubang diberi pupuk organik seperti pupuk kandang/kompos sebanyak 15–20 kg. Pemupukan organik sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.
  1. Penjarangan : Untuk mendapatkan hasil yg baik, satu rumpun harus terdiri atas 3-4 batang. Pemotongan anak dilakukan sedemikian rupa sehingga dlm satu rumpun terdapat anakan yg masing-masing berbeda umur (fase pertumbuhan). Setelah 5 tahun rumpun dibongkar untuk diganti dengan tanaman yg baru.
  2. Penyiangan : Rumput/gulma di sekitar pohon induk harus disiangi agar pertumbuhan anak & juga induk baik. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan & penimbunan dapuran oleh tanah agar perakaran & tunas bertambah banyak. Perlu diperhatikan bahwa perakaran pisang hanya rata-rata 15 cm di bawah permukaan tanah, sehingga penyiangan jangan dilakukan terlalu dalam.
  3. Perempalan : Daun-daun yg mulai mengering dipangkas agar kebersihan tanaman & sanitasi lingkungan terjaga. Pembuangan daun-daun ini dilakukan setiap waktu.
  4. Pemupukan : Pisang sangat memerlukan kalium dlm jumlah besar. Untuk satu hektar, pisang memerlukan 207 kg urea, 138 kg super fosfat, 608 kg KCl & 200 kg batu kapur sebagai sumber kalsium. Pupuk N diberikan dua kali dlm satu tahun yg diletakkan di dlm larikan yg mengitari rumpun tanaman. Setelah itu larikan ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan fosfat & kalium dilaksanakan 6 bulan setelah tanam (dua kali dlm setahun).
  5. Pengairan & Penyiraman : Pisang akan tumbuh subur & berproduksi dengan baik selama pengairannya terjaga. Tanaman diairi dengan cara disiram atau mengisi parit-parit/saluran air yg berada di antara barisan tanaman pisang.
  6. Pemberian Mulsa : Tanah di sekitar rumpun pisang diberi mulsa berupa daun kering ataupun basah. Mulsa berguna untuk mengurangi penguapan air tanah & menekan gulma, tetapi pemulsaan yg terus menerus menyebabkan perakaran menjadi dangkal sehingga pada waktu kemarau tanaman merana. Karena itu mulsa tidak boleh dipasang terus menerus.
  7. Pemeliharaan Buah : Jantung pisang yg telah berjarak 25 cm dari sisir buah terakhir harus dipotong agar pertumbuhan buah tidak terhambat. Setelah sisir pisang mengembang sempurna, tandan pisang dibungkus dengan kantung plastik bening. Kantung plastik polietilen dengan ketebalan 0,5 mm diberi lubang dengan diameter 1,25 cm. Jarak tiap lubang 7,5 cm. Ukuran kantung plastik adalah sedemikian rupa sehingga menutupi 15-45 cm di atas pangkal sisir teratas & 25 cm di bawah ujung buah dari sisir terbawah. Untuk menjaga agar tanaman tidak rebah akibat beratnya tandan, batang tanaman disangga dengan bambu yg dibenamkan sedalam 30 cm ke dlm tanah. Baca Selengkapnya budidaya pisang di sini atau melalui http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/pisang.html
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/03/pedoman-budidaya-pisang.html

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Label