Rabu, 02 Januari 2013

Cara Beternak Domba

Cara Beternak Domba - Budidaya Petani. Sebenarnya jika domba dibudidayakan dengan baik, maka akan menghasilkan nilai tambah terutama nilai ekonomi, apalagi jika budidaya domba dilakukan sebagai hobi. Berikut adalah cara beternak (budidaya) domba yang baik.

1. SEJARAH SINGKAT DOMBA
Domba yg kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yg sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yg berasal dari Eropa Selatan & Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yg berasal dari Asia.

2. SENTRA PETERNAKAN DOMBA
Di Indonesia sentra peternakan domba berada di daerah Aceh & Sumatra Utara. Di Aceh pada tahun 1993 tercatat sekitar 106 ribu ekor domba, sementara di Sumatera Utara sekitar 95 ribu ekor domba yg diternakan. Lahan yg digunakan utk berternak di daerah Aceh berdasarkan data Puslit Tanah & Agroklimat Deptan tahun 1979, seluas 5,5 juta hektar mulai dari kemampuan kelas I sampai VIII, sedangkan di Sumatera Utara luas lahan yg digunakan sekitar 7 juta hektar.

3. JENIS DOMBA
Domba seperti halnya kambing, kerbau & sapi, tergolong dlm famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yg tersebar diseluruh dunia, seperti:
  • Domba Kampung adalah domba yg berasal dari Indonesia

  • Domba Priangan berasal dari Indonesia & banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
  • Domba Ekor Gemuk merupakan domba yg berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi & Lombok.
  • Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino & domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
    Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yg terkenal, yakni domba ekor gemuk yg banyak terdapat di daerah Jawa Tengah & Jawa
    Timur & domba ekor tipis yg banyak terdapat di Jawa Barat
4. MANFAAT DOMBA
  • Daging domba merupakan sumber protein & lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu domba merupakan minuman yg bergizi. Manfaat lain dari berternak domba adalah bulunya dpt digunakan sebagai industri tekstil.

5. PERSYARATAN LOKASI BETERNAK DOMBA
Lokasi utk peternakan domba sebaiknya berada di areal yg cukup luas, udaranya segar & keadaan sekelilingnya tenang, dekat dgn sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah pemukiman & sumber air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat dari pusat pemasaran & pakan ternak.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA DOMBA
1. Penyiapan Sarana & Peralatan 
Perkandangan : Kandang harus kuat sehingga dpt dipakai dlm waktu yg lama, ukuran sesua dgn jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi kandang harus cukup & terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yg ringan & memiliki daya serap panas yg relatif kecil, misalnya dari atap rumbia.
  • Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
  • Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
  • Kandang induk & anaknya, tempat induk yg sedang menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m & anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
  • Kandang pejantan, tempat domba jantan yg akan digunakan sebagai pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dlm kandang domba sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan & minuman, gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan) & tempat kotoran/kompos. 
Tipe & model kandang pada hakikatnya dpt dibedakan dlm 2 tipe, yaitu: 
1. Tipe kandang Panggung :  
  • Tipe kandang ini memiliki kolong yg bermanfaat sebagai penampung kotoran. Kolong digali & dibuat lebih rendah daripada permukaan tanah sehingga kotoran & air kencingnya tidak berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yg telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m utk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar bahan makanan yg diberikan tidak tercecer keluar. 
2. Tipe kandang Lemprak :
  • Kandang tipe ini pada umumnya digunakan utk usaha ternak domba kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi dgn alas kayu, tetapi ternak beralasan kotoran & sisa-sisa hijauan pakan. Kandang tidak dilengkapi dgn palung makanan, tetapi keranjang rumput yg diletakkan diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan, agar dpt hasil kotoran yg banyak. Kotoran akan dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan.
Penyiapan Bibit
  • Domba yg unggul adalah domba yg sehat & tidak terserang oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yg persentase kelahiran & kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh & persentase karkas yg baik. dgn demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dgn pemilihan induk/pejantan yg memiliki sifat-sifat yg baik.
    • Pemilihan Bibit & Calon Induk
      • Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga sedang, bulu halus, roman muka baik & memiliki
        nafsu kawin besar & ekor normal.
      • Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat & tidak cacat, badan normal & keturunan dari induk yg melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar & mempunyai buah zakar yg sama besar serta kelaminnya dpt bereaksi, mempunyai gerakan yg lincah, roman muka baik & tingkat pertumbuhan relatif cepat.
    • Reproduksi & Perkawinan
      Hal yg harus di ketahui oleh para peternak dlm pengelolaan reproduksi adalah pengaturan perkawinan yg terencana & tepat waktu.
      • Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yg pertama kali & siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8 bulan, baik pada yg jantan maupun yg betina.
      • Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan & betina siap utk dikawinkan. Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina & 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan berhasil apabila domba betina dlm keadaan birahi.
    • Proses Kelahiran
      Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih & diberi alas yg kering. Bahan utk alas kandang dpt berupa karung goni/jerami kering. Obat yg perlu dipersiapkan adalah jodium utk dioleskan pada bekas potongan tali pusar. Induk domba yg akan melahirkan dpt diketahui melalui perubahan fisik & perilakunya sebagai berikut:
      • Keadaan perut menurun & pinggul mengendur.
      • Buah susu membesar & puting susu terisi penuh.
      • Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan & lembab.
      • Ternak selalu gelisah & nafsu makan berkurang.
      • Sering kencing.
Pemeliharaan 

Sanitasi & Tindakan Preventif 
  • Sanitasi lingkungan dpt dilakukan dgn membersihkan kandang & peralatan dari sarang serangga & hama. kandang terutama tempat pakan & tempat minum dicuci & dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang. Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali.
Pengontrolan Penyakit
  • Domba yg terserang penyakit dpt segera diobati & dipisahkan dari yg sehat. Lakukan pencegahan dgn menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yg sehat.  
Perawatan 
  • Ternak Induk bunting diberi makanan yg baik & teratur, ruang gerak yg lapang & dipisahkan dari domba lainnya. induk yg baru melahirkan diberi minum & makanan hijauan yg telah dicampurkan dgn makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) yg baru dilahirkan, dibersihkan & diberi makanan yg terseleksi. Cempe yg disapih perlu diperhatikan. pakan yg berkualitas dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari. 
      Perawatan ternak dewasa meliputi:
      Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali. 
      • dgn cara disikat & disabuni. pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar matahari pagi.
      Mencukur Bulu
      • Pencukuran bulu domba dgn gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6 bulan sekali & disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan sehingga bulu yg dihasilkan dpt dijadikan bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar tidak lari pada saat dicukur. Pencukuran dimulai dari bagian perut kedepan & searah dgn punggung domba.
      Merawat & Memotong Kuku
      • Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dgn golok, pahat kayu, pisau rantan, pisau kuku atau gunting.
      Pemberian Pakan 
      Zat gizi makanan yg diperlukan oleh ternak domba & mutlak harus tersedia dlm jumlah yg cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral & air. Bahan pakan utk domba pada umumnya digolongkan dlm 4 golongan sebagai berikut:
      • Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja, meksiko & rumput alam.
      • Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun kacang tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan siratro.
      • Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon, daun ketela rambat & daun beringin.
      • Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung karing, garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap & biji kapas. 
      Pakan utk domba berupa campuran dari keempat golongan di atas yg disesuaikan dgn tingkatan umur. Adapun proporsi dari campuran tersebut adalah:
      • Ternak dewasa: rumput 75%, daun 25%
      • Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat 2-3 gelas
      • Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% & konsentrat2-3 gelas
      • Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50%
      • Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% & konsentrat 0,5–1 gelas 
      Sedangkan dosis pemberian ransum utk pertumbuhan domba adalah sebagai berikut:
      • Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=180 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      • Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=340 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      • Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=410 kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      • Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=110 kg/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      • Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=280 kg/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      • Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=440 kg/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      • Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=160 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      • Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=320 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      • Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=470 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      • Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=100 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      • Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=260 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      • Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=410 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      • Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=60 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      • Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=180 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      • Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=340 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      • Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=50 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      • Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=110 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      • Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=260 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      • Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=40 gram/hari, pertambahan bobot=50 gram/hari
      • Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=280 gram/hari, pertambahan bobot=100 gram/hari
      • Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=440 gram/hari, pertambahan bobot=150 gram/hari
      Pemberian Vaksinasi & Obat
      • Pemberian vaksinasi dpt dilakukan setiap enam bulan sekali vaksinasi dpt dilakukan dgn menyuntikan obat kedalam tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada anak domba (cempe) bila telah berusia 1 bulan, selanjutnya diulangi pada usia 2-3 bulan. Vaksinasi yg biasa diberikan adalah jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax, vaksin AE, & Vaksin SE (Septichaemia Epizootica).
      Pemeliharaan Kandang
      • Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba menimal satu minggu sekali, membuang kotoran ke tempat penampungan limbah, membersihkan lantai atau alas, penyemprotan & pengapuran kandang utk disinfektan.
      7. HAMA & PENYAKIT DOMBA

      Penyakit Mencret 
      • Penyebab: bakteri Escherichia coli yg menyerang anak domba berusia 3 bulan. Pengobatan: antibiotika & sulfa yg diberikan lewat mulut.
      Penyakit Radang Pusar
      • Penyebab: alat pemotongan pusar yg tidak steril atau tali pusar tercemar oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli & Actinomyces necrophorus. Usia domba yg terserang biasanya cempe usia 2-7 hari. Gejala: terjadi pembengkakan di sekitar pusar & apabila disentuh domba akan kesakitan. Pengendalian: dgn antibiotika, sulfa & pusar dikompres dgn larutan rivanol (Desinfektan).
      Penyakit Cacar Mulut
      • Penyakit ini menyerang domba usia sampai 3 bulan. Gejala: cempe yg terserang tidak dpt mengisap susu induknya karena tenggorokannya terasa sakit sehingga dpt mengakibatkan kematian. Pengendalian: dgn sulfa seperti Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.
          Penyakit Titani 
          • Penyebab: kekurangan Defisiensi Kalsium (Ca) & Mangan (Mn). Domba yg diserang biasanya berusia 3-4 bulan. Gejala: domba selalu gelisah, timbul kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan. Penyakit ini dpt diobati dgn menyuntikan larutan Genconos calcicus & Magnesium.
              Penyakit Radang Limoah
              • Penyakit ini menyerang domba pada semua usia, sangat berbahaya, penularannya cepat & dpt menular ke manusia. Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.. Gejala: suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung & dubur keluar cairan yg bercampur dgn darah, nadi berjalan cepat, tubuh gemetar & nafsu makan hilang. Pengendalian: dgn menyuntikan antibiotika Pracain penncillin G, dgn dosis 6.000-10.000 utk /kg berat tubuh domba tertular.
                  Penyakit Mulut & kuku
                  • Penyakit menular ini dpt menyebabkan kematian pada ternak domba, & yg diserang adalah pada bagian mulut & kuku. Penyebab: virus & menyerang semua usia pada domba Gejala: mulut melepuh diselaputi lendir. Pengendalian: membersihkan bagian yg melepuh pada mulut dgn menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%, sedangkan pada kuku dilakukan dgn merendam kuku dlm larutan formalin atau Natrium karbonat 4%.
                      Penyakit Ngorok
                      • Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. Gejala: nafsu makan domba berkurang, dpt menimbulkan bengkak pada bagian leher & dada. Semua usia domba dpt terserang penyakit ini, domba yg terserang terlihat lidahnya bengkak & menjulur keluar, mulut menganga, keluar lendir berbuih & sulit tidur. Pengendalian: menggunakan antibiotika lewat air minum atau suntikan.
                          Penyakit perut Kembung
                          • Penyebab: pemberian makanan yg tidak teratur atau makan rumput yg masih diselimuti embun. Gejala: lambung domba membesar & dpt menyebabkan kematian. utk itu diusahakan pemberian makan yg teratur jadwal & jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi Pengendalian: memberikan gula yg diseduh dgn asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat keatas sampai gas keluar.
                              Penyakit Parasit Cacing
                              • Semua usia domba dpt terserang penyakit ini. Penyebab: cacing Fasciola gigantica (Cacing hati), cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing mata). Pengendalian: diberikan Zanil atau Valbazen yg diberikan lewat minuman, dpt juga diberi obat cacing seperti Piperazin dgn dosis 220 mg/kg berat tubuh domba.
                                  Penyakit Kudis
                                  • Merupakan penyakit menular yg menyerang kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi domba merosot, kulit menjadi jelek & mengurangi nilai jual ternak domba. Penyebab: parasit berupa kutu yg bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi & Chorioptes bovis. Gejala: tubuh domba lemah, kurus, nafsu makan menurun & senang menggaruk tubuhnya. Kudis dpt menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki & pangkal ekor. Pengendalian: dgn mengoleskan Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dgn Coumaphos 0,05-0,1%.
                                      Penyakit Dermatitis
                                      • Adalah penyakit kulit menular pada ternak domba, menyerang kulit bibit domba. Penyebab: virus dari sub-group Pox virus & menyerang semua usia domba. Gejala: terjadi peradangan kulit di sekitar mulut, kelopak mata, & alat genital. Pada induk yg menyusui terlihat radang kelenjar susu. Pengendalian: menggunakan salep atau Jodium tinctur pada luka.
                                          Penyakit Kelenjar Susu
                                          • Penyakit ini sering terjadi pada domba dewasa yg menyusui, sehingga air susu yg diisap cempe tercemar. Penyebab: ambing domba induk yg menyusui tidak secara ruti dibersihkan. Gejala: ambing domba bengkak, bila diraba tersa panas, terjadi demam & suhu tubuh tinggi, nafsu makan kurang, produsi air susu induk berkurang. Pengendalian: pemberian obat-obatan antibiotika melalui air minum.
                                            Secara umum pengendalian & pencegahan penyakit yg terjadi pada domba dpt dilakukan dengan:
                                            • Menjaga kebersihan kandang, & mengganti alas kandang.
                                            • Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
                                            • Memberikan nutrisi & makanan penguat yg mengandung mineral, kalsium & mangannya.
                                            • Memberikan makanan sesuai jadwal & jumlahnya, Hijauan pakan yg baru dipotong sebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelum diberikan.
                                            • Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yg terkontaminasi siput & sebelum dibrikan sebainya dicuci dulu.
                                            • Sanitasi yg baik, sering memandikan domba & mencukur bulu.
                                            • Tatalaksana kandang diatur dgn baik.
                                            • Melakukan vaksinasi & pengobatan pada domba yg sakit.
                                            8. PANEN DOMBA
                                              Hasil Utama
                                              • Hasil utama dari budidaya domba adalah karkas (daging)
                                                  Hasil Tambahan
                                                  • Hasil tambahan dari budidaya domba adalah bulunya (wool) yg dpt di jadikan sebagai bahan tekstil.
                                                  Pembersihan
                                                  • Sebelum dipotong ternak dibersihkan dgn cara mencuci kaki domba & menyemprotkan air diatas kepala ternak agar karkas yg dihasilkan tidak
                                                    tercemar oleh bakteri & kotoran.
                                                  9. PASCAPANEN DOMBA

                                                  Stoving
                                                  Ada beberapa prinsip teknis yg harus diperhatikan dlm pemotongan domba agar diperoleh hasil pemotongan yg baik, yaitu:
                                                    • Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan
                                                    • Ternak domba harus bersih, bebas dari tanah & kotoran lain yg dpt mencemari daging.
                                                    • Pemotongan ternak harus dilakukan secepat mungkin, & rasa sakit yg diderita ternak diusahakan sekecil mungkin & darah harus keluar secara tuntas.
                                                    • Semua proses yg digunakan harus dirancang utk mengurangi jumlah & jenis mikroorganisme pencemar seminimal mungkin
                                                    Pengulitan 
                                                    • Pengulitan pada domba yg telah disembelih dpt dilakukan dgn menggunakan pisau tumpul atau kikir agar kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging, lemak, noda darah atau kotoran yg menempel. Jika sudah bersih, dgn alat perentang yg dibuat dari kayu, kulit domba dijemur dlm keadaan terbentang. Posisi yg paling baik utk penjemuran dgn sinar matahari adalah dlm posisi sudut 45 derajat.
                                                    Pengeluaran Jeroan 
                                                    • Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau yg sering disebut dgn jeroan dikeluarkan dgn cara menyayat karkas (daging) pada bagian perut
                                                      domba.
                                                    Pemotongan Karkas
                                                    • Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas tubuh bagian kiri & karkas tubuh bagian kanan. Karkas dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha belakang, rusuk & punggung. Potongan tersebut dipisahkan menjadi komponen daging, lemak, tulang & tendon. Pemotongan karkas harus mendapat penanganan yg baik supaya tidak cepat menjadi rusak, terutama kualitas & hygienitasnya. Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme selama proses pemotongan & pengeluaran jeroan.
                                                    Kata terkait:   
                                                    ternak domba, domba aduan, peternakan domba, penggemukan domba, beternak domba, budidaya domba, domba garut, foto domba garut, domba adu, jenis domba, gambar domba, jual domba, domba garut aduan, kandang domba, jenis jenis domba, klasifikasi domba, gambar domba garut, domba ekor gemuk, domba merino, cara ternak domba, peternakan domba garut, harga domba, kambing domba, ternak domba garut, pakan domba, cara beternak domba, gambar domba adu, domba garut betina, adu domba garut, domba texel, kandang domba garut, budidaya domba garut, ternak domba adu, usaha ternak domba, ternak domba pedaging, bibit domba garut, domba gibas, kartun domba, penyakit domba, pakan ternak domba. 

                                                    Demikian artikel ttg Cara Beternak Domba, Semoga Bermanfaat.

                                                    Baca Juga tentang:
                                                    Budidaya Buah Duku
                                                    Budidaya Buah Durian

                                                    Tidak ada komentar:

                                                    Posting Komentar

                                                    Label