Jumat, 04 Januari 2013

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CACING TANAH

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CACING TANAH - Budidaya Petani. Beberapa hal yang kan dibahas dlam PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CACING TANAH meliputi sarana dan prasarna yang kan digunakan, bibit cacing tanah dan cara memelihara cacing tanah.
  1. Penyiapan Sarana & Peralatan
    Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yg murah & mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk & genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yg berukuran 1,5 x 18 m dgn tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dpt pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar..
  2. Pembibitan
    Persiapan yg diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing & kandang pelindung.
    1. Pemilihan Bibit Calon Induk
      Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yg sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yg besar. Namun bila akan dimulai dr skala kecil dpt pula dipakai bibit cacing tanah dr alam, yaitu dr tumpukan sampah yg membusuk atau dr tempat pembuangan kotoran hewan.
    2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
      Pemeliharaan dpt dibagi menjadi beberapa cara:
      1. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yg digunakan. Cacing tanah dpt dipilih yg muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m & lebar kurang lebih 1 m, dpt ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
      2. pemeliharaan dimulai dgn jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
      3. pemeliharaan kombinasi cara a & b.
      4. pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
      5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
    3. Sistem Pemuliabiakan
      Apabila media pemeliharaan telah siap & bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dpt segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yg ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yg lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yg berkeliaran di atas media atau ada yg meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yg meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah & media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dgn yg baru. Perbaikan dpt dilakukan dgn cara disiram dgn air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua).
    4. Reproduksi, Perkawinan
      Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan & betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dpt dilakukannya sendiri. dr perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yg berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong & berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yg lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dpt menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yg ditandai dgn adanya gelang (klitelum) pd tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon.
  3. Pemeliharaan
    1. Pemberian Pakan
      Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yg ditanam. Apabila yg ditanam 1 Kg, maka pakan yg harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yg hanya dipakai sebagai media. Hal yg perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pd cacing tanah, antara lain :
§  pakan yg diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dgn cara diblender.
§  bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dr peti wadah tidak ditaburi pakan.
§  pakan ditutup dgn plastik, karung , atau bahan lain yg tidak tembus cahaya.
§  pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk & jumlah pakan yg diberikan dikurangi.
§  bubur pakan yg akan diberikan pd cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
Penggantian Media
Media yg sudah menjadi tanah/kascing atau yg telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak & induk dipisahkan & ditumbuhkan pd media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
Proses Kelahiran
Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yg tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk & ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran & kotaran ternak dijadikan satu dgn persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.

Baca selengkapnya ttg BETERNAK/ BUDIDAYA CACING TANAH di link berikut:
BETERNAK/ BUDIDAYA CACING TANAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label