Suatu siang ditanah persawahan, nampak orang-orang berkerumun dibawah tiang tiang bambu. Bambu panjang dipasangi kain-kain kecil warna-warni. Sesekali terdengar teriakan memanggil. Beberapa orang lalu lalang mengendarai motor dengan sangkar dipunggung. Beberapa ekor merpati berada dalam sangkar itu. Mereka sedang melatih merpati balap.
Merpati memang jenis burung pintar, merpati balap misalnya, mampu mengenali pasangannya, pemilik atau pelatihnya dari jarak yang cukup jauh. Yah...merpati sangat lengket dengan pasangannya. Bukan hanya merpati balap, tetapi semua jenis merpati sangat setia dengan pasangannya.
Merpati sejak lama dianggap mewakili monogami dan kesetiaan dalam hubungan. Sepasang merpati tinggal bersama selama musim kawin, dari mulai membuat sarang, menetaskan sampai merawat anak. Keadaan seperti itulah yang menyebabkan merpati dinobatkan sebagai simbol kesetiaan dalam hubungan.
Dalam kehidupan nyata citra merpati sebagai simbol kesetiaan diterapkan dalam upacara pinangan. Pada upacara adat pinangan, Jawa, calon penganten pria akan meyerahkan beberapa macam hantaran, antara lain sepasang burung merpati yang ditempatkan dalam sebuah sangkar berhias. Biasanya merpati yang digunakan jenis merpati kipas atau fantail berwarna putih. Upacara pinangan akan terasa berkesan dan indah dengan kehadiran sepasang merpati putih sebagai simbol cinta sejati.
Pembaca...setelah menyimak uraian diatas apakah anda tertarik membudidayakan merpati ekor kipas, sebagai penghias halaman belakang, mengisi waktu luang atau sebagai usaha sampingan? Tidak terlalu sulit membudidayakan merpati jenis ini, hanya butuh kesungguhan dan ketekunan.
Selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar