Kamis, 04 April 2013

KENDALA PERAWATAN PIYIK MURAI BATU



mayoritas piyik mati usia dibawah satu minggu, atau saat masih dalam asuhan induk, saat itu kebanyakan piyik tela tergeletak mati didasar kandang, dan dibuang induknya, beberapa teman menyangka hal tersebut dilakukan ole induk, namun saya bisa mengatakan bahwa hal tersebut terjadi kurang dari 1 %, kemungkinannya adalah trotol sudah mati saat dibuang oleh induk, mengingat Murai Batu adalah burung yang suka kebersihan, maka sang induk tidak akan sudi jika sarangnya menjadi tempat kuman dan bakteri akibat dari bangkai anaknya yang membusuk, hal tersebut juga berlaku saat piyik buang kotoran, sang induk membuangnya di tempat yang jauh dari kandang.

namun dekapan hangat induk betina belum cukup untuk menyelamatkan sang piyik. kondisi yang terlalu dingan dan tidak menentu menyebabkan suhu tubuh induk tidak bisa maksimal dalam memberikan perlindungan, akhirnya piyik terserang penyakit, bakteri dan virus yang akhirnya menjadi sala satu penyebab piyik tidak bisa bertahan.

Kondisi Piyik Murai Batu sendiri yang sangat rentan, perlu diketahui bahwa trotol (anakan) Murai Batu lebih rentan daripada piyik dari jenis burung lainnya, (menurut mengamatan saya pribadi) Piyik M urai Baru lebi rentan terkena penyakitm dan stamina mudah drop. piyik Murai batu memiliki masa rentan dan masa kritis setidaknya sampai 1 bulan pertama. namun apabila bisa bertahan sampai batas waktu tersebut Insya Allah piyik bisa survive sampai besar.


Untuk mengindari hal tersebut diatas, kita bisa melakukan pencegaan dini sebelum induk bertelur dan setelah piyik menetas.

Pakan yang biasa saya berikan adalah full fooding dengan cara pemberian bervariasi, sehingga diharapkan telur yang dihasilkan isa fertil dan memiliki kualitas yang bagus, namun hal tersebut ternyata belum cukup, masih perlu ditamba nutrisi dan suplemen untuk menambah stamina dan juga kualitas telur, berikan vitamin yang banyak mengandung Vit A, B1, B12, Vit D dan kalsium, saya biasa memberikan prebiotik herbal dan alami pada induk dan trotol ditempat saya, 

Pasca menetasnya telur tidak kalah penting, denganperubahan cuaca yang ekstrim seperti saat ini, tidak ayal piyik sulit untuk bertahan, apalagi bagi kita yang memiliki kandang outdoor atau berada dilar ruangan, serangan dingin, panas, hujan akan berdampak langsung pada piyik, untuk itu saya memasangkan lampu tepat didepan sarang induk (Foto atas), hal tersebut bertujuan agar suhu dalam sarang bisa stabil, meski induk sedang turun untuk mencari makan, karena induk tidak setiap waktu mengerami anak-anaknya.

pemerbian suplemen pada induk untuk dilolohkan pada piyik juga tidak kalah penting. saya biasa memberikan campuran vitamin pada kroto atau pakan lain yg akan dilolohkan oleh induk pada anaknya. 

saya bisa mengangkat anakan usia antara 7 hari sd 10 hari, tergantung dari kesiapan piyik untuk diloloh sendiri, dan saat itu saya siapkan khusus sangkar baru, dan saya berikan pakan seperti diatas, ( gii yang tercukupi) jemur, piyik setiap hari, untuk mendapatkan pro vit D sehingga metab olisme piyik bisa lancar, 

daulu saa menaruh piyik didalam in kubator, namun hal tersebut ternyata salah, meskipun inkubator telah kita bersihakn, namun masih meninggalkan bibit kuman penyaki, bakteri dan virus yang tidak nambak masih banyak yang lolos saat kita membersikan inkubator, untuk itu saya menggunakan sangkar yang benar benar baru dan sekali pakai untuk trotol tersebut. sebelum dipakai, cuci sangkar dengan desinfektan, dan ganti alas atau bersihkan dasar sangkar setiap hari....

semoga dengan treatment diatas, kita bisa meminimalkan kematian piyik di penangkaran kita, 

jika ada yang kurang mohon bisa dibenarkan .. dan jika memiliki pengalaman yang lain, teman teman bisa share dikotak komentar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Label