Pertanyaan ini begitu menggelitik, apakah sebutir telur itik sudah pasti jantan betinanya? Ataukah telur belum tentu jenis kelaminnya, perlakuan dalam proses penetasan menentukan jenis kelamin DOD? Apakah dengan perlakuan khusus pada induk itik akan meningkatkan prosentase DOD betina?
Pertanyaan ini berlatar belakang adanya perbedaan harga DOD
jantan dan betina yang cukup mencolok. DOD betina Rp. 6.500, jantan Rp. 4.500 (September 2012).
Biasanya dalam proses penetasan perbandingan antara jantan dan betina 50:50. Jika jenis kelamin itik bisa diprediksi sejak masih berupa telur tentu penghasilan penetas itik akan meningkat.
Sekedar iseng, mari kita menghitung berapa peningkatan jumlah penghasilan peternak seandainya bisa membedakan telur betina dan jantan. Biasanya perbandingan hasil penetasan adalah 50:50. Kita asumsikan kita bisa mengubah perbandingan betina dan jantan menjadi 75:25.
Dengan mesin tetas sederhana berkapasitas 200 telur, 80% telur menetas, maka dalam keadaan biasa seorang peternak akan menghasilkan 80 DOD jantan dan 80 DOD betina. Pendapatan yang diperoleh (80 x Rp. 6.500) + (80 x Rp. 4.500)= Rp. 880.000. Jika peternak bisa mengubah perbandingan betina jantan menjadi 75:25, maka akan dihasilkan 120 DOD betina dan 40 DOD jantan. Penghasilan yang diperoleh (120 x Rp. 6.500) + (40 x Rp. 4.500) = Rp. 960.000. Penghasilan peternak meningkat Rp. 80.000 (9%). Cukup banyak, lebih dari cukup menutup biaya listrik.
Saya pribadi berpikiran cukup terbuka, bahwa jenis kelamin itik mungkin bisa ditebak sejak masih berupa telur.
Mungkin bentuk fisik telur menginformasikan jenis kelamin itik jika sudah menetas. Memang tidak akan bisa 100% tepat, tetapi dengan pengamatan yang teliti dan lama sangat mungkin meningkatkan prosentase anak itik betina.
Bagaimana menurut anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar